Di Castellazzo, Paulus memperoleh wahyu dan inspirasi untuk mengumpulkan rekan-rekan guna mengikuti Yesus Tersalib. Konteks lingkungan seakan-akan berbicara kepadanya tentang kerasnya batu karang sejarah di mana dengan "tekad yang teguh" (Luk 9:51) Kristus telah masuk untuk menebusnya. Retret 40 hari (23 November - 1 Januari 1721) yang ia lakukan di ruangan kecil di gereja San Carlo segera setelah ia mengenakan jubah perkabungan, di bulan November dan Desember yang dingin, hanya dengan roti dan air sebagai makanan, memperkenalkan kepadanya suasana rohani yang dialami oleh Yesus di padang gurun dan di Kalvari.

Allah begitu mengasihi dunia sehingga Ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya padan-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. (Yoh. 3: 16-17)

Selama masa “Pembatasan Sosial” setiap orang bereaksi dengan cara yang berbeda terhadap “suara-suara kesunyian” dan terhadap berkurangnya kesibukan-kesibukan yang rutin. Lebih jauh, bagi sebagian orang, ketiadaan kontak langsung dengan sesama manusia membuat kesendirian menjadi situasi yang berat untuk ditanggung. Bagi kita para Passionis, keheningan dan kesendirian adalah rahmat berharga yang harus direngkuh, bahkan ketika kita tidak sedang sendiri.

Published in Spiritualitas

Saudara, Saudari, Para Sahabat dan Keluarga Pasionis yang terkasih, Saya mewakili Saudara-saudaraku, para Pasionis dari berbagai bagian dari Kongregasi yang sedang berkumpul di sini di Roma untuk Kapitel Genderal ke-47 yang telah dimulai sejak 6 Oktober menyampaikan salam untuk Anda semua. Tentu saja, akan selalu istimewa berada di sini di St. Yohanes dan Paulus, Rumah Bersama (Genderal) kita, di mana Pendiri kita tinggal selama dua tahun terakhir hidupnya, di mana ia meninggal dan di mana tubuhnya yang fana terbaring saat ini. Dari tempat kudus ini saya berharap Anda semua mengalami hari pesta yang bahagia dan terberkati!

Published in Varia

Pada hari di mana kita merayakan berkat yang luar biasa dari Karisma Passionis dan menghormati Bapa Pendiri kita Santo Paulus dari Salib, saya mengajak kita semua untuk merenungkan kata-kata terakhir dari St Paulus dari Salib pada hari kematiannya. Wasiat ini disampaikan Paulus dari Salib kepada semua anggota Komunitas Biara Yohanes dan Paulus yang mengelilingi tempat tidurnya, dan tanpa diketahui Paulus dari Salib kata-kata terakhirnya ini dicatat dengan lengkap oleh dua religius yang hadir pada saat itu.

Published in Renungan

Para guru spiritual, seperti antara lain Henri Nouwen dalam bukunya Walk with Jesus memberi kita pemahaman bahwa "tugas yang paling sulit adalah membawa salib kita sendiri, salib kesepian dan isolasi, salib penolakan yang kita alami, salib depresi dan penderitaan batin kita.” Kemudian ia menegaskan bahwa selama kita tidak dapat menerima dan membawa rasa sakit yang menjadi milik kita, kita mungkin menjadi seorang aktivis bahkan pembela kemanusiaan, tetapi kita belum menjadi pengikut Yesus.

Published in Spiritualitas

Santo Paulus dari Salib, dalam buku hariannya pada tanggal 21 Desember 1720, menulis mengenai penderitaan dan salib kita : Saya ingin membuat semua orang mengerti rahmat besar yang Tuhan berikan dalam belaskasih-Nya saat Dia mengirim kita penderitaan, terutama penderitaan di ruang paling gelap tanpa cahaya. Sebab, sesungguhnya tanpa kita sadari, jiwa kita sedang dimurnikan seperti emas di dalam tungku.

Published in Spiritualitas

Siapa pun di antara kita yang memiliki teman seumur hidup atau 'teman dalam waktu yang lama', tahu bahwa selalu ada hal baru yang harus kita pelajari satu sama lain. Kita tahu bahwa kita sampai tingkat tertentu memiliki misteri satu sama lain karena ada beberapa hal yang saling tidak kita ketahui. Demikian pula halnya dengan pengetahuan dan cinta kita kepada Allah - tentang Allah sebagai Bapa, Allah sebagai Anak, dan Allah sebagai Roh Kudus. Selama bertahun-tahun kita harus memelihara hubungan baik dengan Tuhan, sebelum kita menjadi sedikit sadar akan apa yang membentuk Misteri besar yaitu Allah.

Published in Renungan
Rabu, 22 Februari 2017 20:35

Sebuah Salib untuk Dipikul

Pada hari Sabtu, 18 Februari 2017 telah dilaksanakan Perayaan Ekaristi Kaul Kekal tiga Frater Pasionis di Holy Cross Centre, Templestowe, Melbourne, Australia. Ketiga Frater yang mengikrarkan kaul kekal ini dua berasal dari Papua New Guinea (Provinsi Roh Kudus Australia) dan satu berasal dari China (Provinsi Para Martir Korea). Perayaan Ekaristi Kaul Kekal dipimpin oleh P. Thomas McDonough, CP (Provinsial Provinsi Roh Kudus Australia) dan P. Sugun Paul Mary Kang, CP (Provinsial Provinsi Para Martir Korea). Pada kesempatan ini saya ingin membagikan terjemahan bahasa Indonesia dari refleksi yang disampaikan P.Tom dalam homili pada perayaan ekaristi kaul kekal itu. Semoga berkenan dan selamat menikmati!

Published in Renungan
Selasa, 21 Februari 2017 10:28

Tangan Kasih Tuhan

Santo Paulus dari Salib kerap menggunakan gambaran laut dan perahu untuk mengungkapkan kepasrahan pada kehendak dan bimbingan Tuhan. Melalui kotbah-kotbah dan surat-suratnya ia mengajak kita untuk meletakkan seluruh hidup kita ke dalam Tangan Kasih Tuhan : "Letakkan dirimu ke dalam tangan kasih Tuhan, seperti kapal yang tidak didayung dan tanpa layar, melepaskan diri sepenuhnya kepada alunan gelombang lautan, membiarkan diri dituntun oleh tangan-Nya."

Published in Inspirasi
Halaman 1 dari 2