Print this page

Refleksi Pembaruan Hidup dalam Semangat Kristus Tersalib

Author Fr. Marianus Angi Nara, CP | Senin, 02 November 2020 16:27 | Dibaca : : 1906
Rate this item
(2 votes)
Refleksi Pembaruan Hidup dalam Semangat Kristus Tersalib

Berbicara mengenai hidup dan kehidupan tidak terlepas dari kata perubahan. Kodrat manusia pada dasarnya terus-menerus berubah. Awalnya bayi hingga dewasa dan sampai tua. Sejak awal rambutnya hitam sampai akhirnya rambutnya putih. Itulah siklus kehidupan yang terus berubah. Manusia siapa pun dia selalu mengharapkan agar hidupnya berubah ke arah yang baik. Bayi mengharpakan agar bertumbuh menjadi seorang dewasa yang baik dan perkasa. Dan bahkan menjadi orang tua yang berguna bagi anak-anak dan keluarganya. Hal ini dipikirkan terlepas dari apa kelebihan dan kekurangnya. Itulah bingkai kehidupan manusia.

Hidup yang berubah itu selalu dialami oleh manusia. Bagi kebanyakan orang perubahan selalu diartikan sebagai suatu anugerah yang diterima, apalagi berubah kepada arah yang baik dan sempurna. Namun, tidak sedikit orang melihat perubahan sebagai suatu kebetulan atau suatu yang wajib terjadi pada manusia di dunia ini. Saya berpikir sedikit berbeda dengan beberapa pikiran yang sering kali saya dengar dewasa ini. Perubahan ialah suatu pembaharuan. Membeperbaharui berarti mengubah. Sadar atau tidak sadar perubahan ialah suatu keinginan yang harus dicapai setiap manusia. Perubahan sama seperti cita-cita yang harus diraih dengan perjuangan. Hidup-perubahan-perjuangan merupakan suatu rentetan kata yang salingberhubungan satu sama lain. Nah, untuk sampai ke situ manusia selalu membutuhkan perjuangan.

Menjadi seorang dewasa yang baik dan perkasa selau membutuhkan perjuangan. Itulah yang ada di pikiran anak kecil yang ingin menjadi seorang dewasa seperti yang diharapkannya. Pikiran ini berlaku bagi semua orang yang ingin mengubah hidupnya. Termasuk bagi para Pasionis muda yang hidup di jaman modern ini. Semua riligius Pasionis selalu ingin berubah. Kelak menjadi seorang imam yang baik. Nantinya semoga menjadi seorang bruder yang pandai dan rendah hati. Sekarang harus menjadi seorang frater yang berani berjuang dan setia. Itu yang selalu ada dalam pikiran kita. Harapan-harapan ini tidak berjalan, ketika kita hanya berhenti pada teori dan perkata semata. Harus diwarnai dengan coretan-coretan perjuangan dan kerja keras.

Pembaruan hidup seorang Pasionis ibarat seperti seorang anak kecil yang berjuang keras untuk menjadi seorang dewasa yang baik. Perjuangan mejadikan dia berhasil meraih apa yang diharapkan. Seorang Pasionis tidak hanya berkata untuk mengubah atau memperbaharui hidupnya, tetapi tindakan atau aksinya harus sejalan. Ia harus mampu untuk menghidupi keutamaan-keutamaan yang menjadi dasar hidup sebagai seorang Pasionis yang baik. Nah, dalam menghidupi ini seorang pemuda yang perkasa diajak untuk berjuang keras sebab banyak tawaran dari dunia yang menggiurkan yang dapat melunturkan niat dan semangat kita. Dunia dan jamannya telah menjadi sebuah problem bagi semua orang termasuk kita yang hidup dalam biara Pasionis.

Semangat Kristus Tersalib menjadi menjadi landasan dan arah dalam membentuk diri sebagai seorang Pasionis muda. Kristus yang disalibkan bagi kita telah menunjukan kasihnya dan sekarang giliran kita untuk melakukan hal yang sama bagi kongregasi Pasionis. Mengubah diri atau memperbaharui merupakan bagian dari bentuk cinta kita kepada Kongregasi. Pasionis selalu mengharapkan agar kita hidup selalu baru yang tidak terpisah dari kekhasan Pasionis. Baru secara Pasionis. Menghidupi kembali apa yang telah diwariskan oleh St. Paulus dari Salib dengan cara yang baru sesuai dengan jaman. Namun, kita keliru ketika kita dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan mengubah apa yang menjadi keutamaan kongregasi kita. Kita hanya diminta untuk menghidupi dengan cara dan jaman kita, serta Kristus Tersalib tetap menjadi fondasi dalam perubahan atau pembaharuan itu.

 

Salam Passio!

 

“SEMOGA SENGSARA YESUS SELALU HIDUP DI HATI KITA”