1. Selalu Bersyukur kepada Tuhan
Syukur adalah cara ampuh menghentikan tumbuhnya kesombongan. Kita dapat berterima kasih kepada sesama atas hal-hal yang mereka lakukan untuk membangkitkan semangat dalam diri mereka untuk terus berbuat baik. Tetapi lebih dari itu, kita harus bersyukur kepada Tuhan untuk orang-orang itu, karena cara Dia bekerja di dalam diri mereka yang melakukan kebaikan kepada kita.
Syukur adalah tanda seorang yang beriman. Tidak bersyukur adalah salah satu tanda yang membedakan orang yang tidak beriman dengan yang beriman.
Jika kita sedang bergumul dengan perasaan bersyukur kepada Tuhan saat ini, cobalah dan pikirkan satu hal saja setiap hari untuk disyukuri. Mungkin kita memiliki cukup makanan, atau cuaca yang baik, kesehatan, keluarga, sahabat, teman-teman, pekerjaan, atau sesuatu yang baik yang telah terjadi di luar rencana dan kendali kita.
Bersyukur kepada Tuhan untuk satu hal setelah seseorang mengunjungi kita, atau kita telah mengunjunginya. Bersyukur kepada Tuhan untuk satu hal dalam diri teman-teman kita, atau anak-anak kita, atau orangtua kita, atau pasangan kita, atau komunitas kita, atau rekan kerja kita.
Dalam tindakan syukur yang konsistem, hubungan kita dengan Tuhan dipupuk. Melalui ucapan syukur, tindakan yang ramah diingat dan kehidupan seseorang akan berubah. Dan rasa syukur yang terpusat pada Tuhan membantu kita bertumbuh dalam kerendahan hati, karena rasa syukur menghentikan pertumbuhan kesombongan dalam diri kita.
2. Mengaku Dosa Kita Secara Teratur
Pengakuan adalah pemeriksaan realitas karena mengingatkan kita akan siapa diri kita. Pengakuan kita tidak perlu berlebihan, hanya membutuhkan kesadaran dan kerendahan hati, karena salib Kristus sudah cukup untuk semua dosa kita dan kita telah sepenuhnya diampuni.
Pada salib Kristus kita memahami dengan jelas bahwa kita adalah orang berdosa, tetapi pada salib itu juga kita memahami dengan jelas bahwa kita sangat dicintai.
Ketika kita mengakui kesalahan kita, kita mendapatkan penghargaan yang lebih dalam tentang rahmat dan keselamatan yang telah kita terima.
Pengampunan Tuhan memberi kita kedamaian dan keamanan, karena itu mengaku dosa secara teratur adalah cara ampuh untuk tumbuh dalam kerendahan hati.
3. Bersiaplah untuk menerima penghinaan
“Hinaan, ejekan, dan sindiran dapat membuat kita sangat terluka, tetapi semua itu membantu kita untuk menjadi rendah hati.” Penghinaan dapat membantu kita menjadi lebih seperti Yesus, yang sangat dihina. Hal ini tidak bermaksud, misalnya untuk menerima kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan lainnya. Tidak. Maksudnya, kita mungkin gagal dalam sesuatu, atau kita mungkin diturunkan dari posisi kita saat ini. Bersiaplah untuk menerima penghinaan, karena kita dapat belajar banyak ketika kita berada dalam situasi itu untuk menjadi rendah hati.
Untuk menjadi pribadi yang rendah hati, kita harus berani keluar dari zona nyaman kita (pujian, sanjungan, tepukan tangan, dll) menuju zona tantangan (penghinaan, ejekan, cercaan, dll).
4.Jangan Khawatir tentang Status Diri Kita
Beberapa orang berusaha membangun relasi dengan sesama mereka dengan tujuan untuk meningkatkan status diri mereka. Apakah orang itu akan membuatku terlihat baik? Dengan memiliki pekerjaan itu, apakah akan membuatku terlihat lebih tinggi? Dengan memiliki rumah seperti itu, apakah aku akan tampak lebih berwibawa? Dengan berteman dengan orang-orang itu, apakah aku akan lebih terhormat?
Jika kita ingin belajar menjadi pribadi yang rendah hati, maka hindarilah usaha semacam itu. Jangan berusaha meningkatkan status kita dengan cara-cara demikian; sebaliknya tingkatkan kualitas diri kita dengan melayani sesama.
Renungkan ketika orang-orang berbicara di pemakaman kita nanti, apa yang kita ingin mereka katakan tentang kita? Tentang nilai-nilai kita? Akankah mereka bersaksi bahwa kerendahan hati menandai hidup kita? Akankah mereka berkata, "Dia memiliki kerendahan hati, dia memiliki apa yang penting dalam hidup"?
Orang-orang yang rendah hati menginspirasi kepercayaan dan keyakinan dari orang-orang di sekitar mereka dan karena itu kerendahan hati adalah kunci untuk kehidupan yang lebih bernilai.
Kebanggaan adalah perilaku anti-sosial, sedangkan kerendahan hati adalah sahabat bagi kehidupan sosial. Itulah maksud kita diciptakan. Itulah tujuan kita diselamatkan oleh salib Kristus, yakni agar kita dapat menjadi sesama bagi orang-orang di sekitar kita.
5. Miliki Selera Humor
Humor adalah salah satu cara mencapai kerendahan hati, namun sering tidak mendapatkan perhatian. Humor yang dimaksud lebih terkait dengan menertawakan diri sendiri. Kita harus serius tentang banyak hal, tetapi jangan menganggap diri kita terlalu serius.
Ketika kita bisa menertawakan diri sendiri, kita lebih cepat menekan kesombongan kita. Ini adalah tentang kerendahan hati di mana kita tidak akan mencoba menjaga wibawa bahwa kita adalah orang yang sepenuhnya benar. Itu akan membuat kita menjadi lebih cepat mengakui bahwa kita salah. Itu berarti kita menjadi lebih jujur. Itu berarti kita menjadi lebih selaras dengan rahmat Tuhan. Itu berarti kita menjadi lebih terbuka untuk melihat bahwa sesama akan memiliki perjuangan yang sama dengan kita dalam perjalanan hidup ini.
Akhirnya, mampu menertawakan diri sendiri sangat penting untuk membantu kita mencegah kelelahan, dan membuat kita lebih dapat menikmati perjalanan hidup dan karya kita.
6. Menengarkan Sesama
Mendengarkan sesama menunjukkan bahwa kita bersedia belajar dari mereka, bahwa kita ingin belajar dari mereka, apakah mereka orang dewasa atau anak-anak, apa pun latar belakang mereka, Kristen atau bukan.
Orang-orang yang memberi dampak besar pada saya ketika saya masih kecil, di luar ayah dan ibu saya, adalah kakek dan nenek. Setiap liburan sekolah saya dan adik-adik saya memiliki kesempatan untuk mengunjungi mereka. Ada enam anak dalam keluarga saya dan belasan sepupu berkumpul bersama di rumah kakek dan nenek ketika masa liburan, jadi ada potensi banyak kekacauan.
Saya adalah seorang anak yang sangat pemalu tetapi saya selalu senang pergi ke rumah kakek dan nenek karena saya merasa dicintai dan disambut. Alasan mengapa saya merasakan hal demikian adalah karena mereka sering mengajukan pertanyaan dan mereka mendengarkan jawaban saya dengan sungguh-sungguh.itu sungguh mengesankan.
Ketika kita merasa didengarkan, kita merasa dicintai. Ketika kita mendengarkan sesama, kita memberi tanda nyata bahwa kita mencintai mereka. Ketika kita mendengarkan sesama, kita menunjukkan pengakuan bahwa ada hal yang dapat kita pelajari dari mereka, dan juga merupakan pengakuan bahwa Tuhan dalam kedaulatan dan kebaikan-Nya telah menempatkan sesama dalam hidup kita.
Sangat menarik mengamati berbagai acara bincang-bincang atau dialog seputar pilpres di Televisi akhir-akhir ini. Beberapa orang mengajukan pertanyaan dan membiarkan orang itu berbicara. Yang lain memotongnya dengan cepat, dan mengubah pertanyaan menjadi semua tentang mereka atau kelompok mereka. Meskipun ada beberapa orang lain dalam acara itu untuk berbicara, namun bebera di antaranya tidak benar-benar mendengarkan. Mereka sepertinya berpikir bahwa mereka sudah memiliki jawabannya. Mereka sepertinya tidak ingin belajar dari orang yang merupakan rekan dialog mereka. Orang-orang terbaik dalam dialog adalah mereka yang mendengarkan. Mereka membiarkan rekan dialognya berbicara sampai selesai baru kemudian memberikan jawaban atau mengajukan pertanyaan.
Mendengarkan sesama adalah tanda cinta dan kebijaksanaan, serta menunjukkan bahwa kita dapat belajar. Itu adalah cara kita dapat menjadi lebih rendah hati.
7. Terbuka untuk Mengajukan Pertanyaan
“Malu bertanya sesat di jalan.” Peribahasa ini menegaskan poin ketujuh sebagai yang terkait erat dengan poin keenam tentang mendengarkan sesama. Saat kita mengajukan pertanyaan dengan sikap dan cara yang benar, itu menunjukkan bahwa kita mengakui dengan rendah hati bahwa kita tidak memiliki semua jawaban, bahwa mungkin gagasan kita yang terbentuk sebelumnya tentang sesuatu ternyata salah. Itu juga dapat menunjukkan bahwa kita terbuka terhadap sesama dan memiliki kepercayaan terhadap mereka.
Ada banyak situasi yang beragam dan berbeda dalam hidup ketika akan menjadi lebih baik bagi kita untuk mengajukan pertanyaan. Jika kita tidak terbiasa mengajukan pertanyaan, mungkin memalukan pada awalnya, tetapi itu akan membuat kehidupan kita menjadi lebih mudah. Misalnya, saat kita mengobrol dengan seseorang dan mereka menggunakan kata-kata yang tidak kita ketahui, tanyakan definisi kata itu kepada mereka. Jika kita tidak mengerti hal-hal lain yang mereka katakan, minta mereka untuk mengklarifikasi. Sering kesombongan kita menghentikan kita untuk mengajukan pertanyaan klarifikasi.
Memberikan pertanyaan kepada seseorang juga menjadi tanda bahwa kita mengakui mereka menarik untuk diketahui. Mereka memiliki sesuatu yang berharga untuk dikatakan, berapa pun usia atau latar belakang mereka. Mereka memiliki sesuatu yang bisa kita pelajari, Kristen atau bukan.
Mengajukan pertanyaan kepada seseorang pada akhirnya karena kita menyadari bahwa mereka diciptakan oleh Tuhan dan itu adalah tanda bahwa kita mengakui nilai mereka di mata Tuhan dan juga cinta kita kepada mereka.
Ada banyak situasi di mana kita dapat mengajukan pertanyaan dari orang lain yang dapat membantu kita untuk tumbuh dalam kerendahan hati, tetapi salah satu dari cara terbesar adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada Tuhan dalam doa dan ketika kita merefleksikan kata-kata-Nya dalam Kitab Suci.
8. Mendahulukan Kepentingan Sesama
"Kerendahan hati bukan berarti tidak memikirkan diri sendiri melainkan lebih sedikit memikirkan diri sendiri." Kerendahan hati tidak berpikir bahwa orang lain lebih saleh atau lebih baik, lebih pandai atau lebih cakap dari kita. Kerendahan hati adalah ketika kita memikirkan kepentingan orang lain mendahului diri kita sendiri, memikirkan apa yang terbaik untuk orang lain dan bertindak atas hal itu.
Kita menjadi pribadi yang rendah hati ketika kita terbiasa untuk memikirkan orang lain sebelum diri kita sendiri. Kita mungkin memiliki status yang lebih besar daripada seseorang. Kita mungkin memiliki otoritas atas seseorang. Kita tidak berpura-pura bahwa kita tidak memiliki otoritas atas mereka, tetapi bahwa kita memikirkan apa yang akan menguntungkan orang-orang yang ‘berada’ di bawah kita, itu adalah kerendahan hati. Ketika kita memikirkan apa yang mereka butuhkan, dan apa yang terbaik untuk mereka serta bertindak untuk tujuan itu, kita telah memasuki jalan benar menuju kerendahan hati.
Jalan kerendahan hati seperti ini tidak berarti bahwa kita tidak menjaga dan memelihara diri sendiri, sebab jika kita tidak memelihara diri kita sendiri, kita tidak akan bisa menolong orang lain. Jalan kerendahan hati yang dimaksudkan di sini adalah memberikan porsi yang lebih besar untuk memperhatikan kepentingan sesama daripada kepentingan diri kita sendiri.
Akhirnya, jalan kerendahan hati ini berarti Tuhan dapat mempercayakan kita dengan pengaruh dan kesuksesan yang kita raih untuk melayani sesama.