Bacaan I: Ya. 61: 1-2a, 10-11
Mazmur: Luk. 1: 46-48,49-50,53-54
Bacaan II: 1 Tes. 5: 16-24
Bacaan Injil: Yoh.1: 6-8,19-28
Renungan
Saudara saudariku yang dicintai Tuhan di mana pun saat ini Anda berada. Injil Yohanes bab 1:6-8.19-28 yang kita dengarkan pada hari minggu Adven yang ke-III ini, berbicara tentang Yohanes Pembaptis tokoh besar pada masa Adven ini yang diutus oleh Tuhan sebagai saksi untuk memberi kesaksian kepada kita bahwa Terang yang kita nanti-nantikan itu akan segera datang. Dalam Injil hari ini, kita diajak untuk menyaksikan bagaimana aksi Yohanes dalam menjalankan perutusannya itu. Yohanes tampil dengan gagah berani mewartakan tentang terang yang akan datang dihadapan banyak orang. Dalam menjalankan perutusannya itu, Yohanes sungguh-sungguh menjalankan peranannya, yakni sebagai seorang utusan. Karena itu, saat orang-orang bertanya tentang identitasnya, Yohanes menjawab dengan jujur bahwa dia bukanlah terang yang dinantikan-nantikan itu. Dia bukanlah Mesias. Dia hanyalah orang biasa yang diutus untuk mewartakan Dia yang luar biasa. Yohanes Pembaptis mengaku bahwa dia adalah suara yang berseru-seru di padang gurun yang menyerukan supaya setiap orang mempersiapkan jalan bagi Tuhan dan meluruskan jalan bagi-Nya. Yohanes mengatakan bahwa dia hanyalah utusan untuk memberi kesaksian bahwa Sang Terang Sejati akan segera datang. Terang Sejati itu adalah Yesus. Dialah yang memiliki kuasa untuk menyelamatkan dan mengampuni. Yesus itulah yang diwartakan oleh Yohanes Pembaptis.
Saudara saudariku yang terkasih, tokoh Yohanes Pembaptis dalam injil hari ini memberi kita banyak pelajaran penting. Pelajaran penting bagi kehidupan kita. Yohanes telah menunjukkan suatu sikap yang sangat layak untuk kita teladani di zaman ini. Salah satu sikap yang ditunjukkannya adalah sikap rendah hati. Sikap rendah hati ini ditunjukkan oleh Yohanes ketika orang-orang mendengarkan pewartaannya dan orang banyak bertanya tentang identitasnya, apakah dia adalah terang itu? Atas pertanyaan ini, Yohanes pun menjawab dengan jujur bahwa dia bukanlah terang itu. Dia bukanlah Mesias, dia hanyalah orang biasa yang diutus untuk memberi kesaksian tentang terang yang akan datang. Inilah salah satu kerendahan hati yang ditunjukkan oleh Yohanes. Padahal saat itu, banyak orang yang mengikutinya dan percaya serta mengira bahwa dialah terang itu. Dialah sang penyelamat. Namun, Yohanes tidak mau menipu orang-orang yang percaya dan mereka yang mengikutinya. Yohanes tetap merujuk pada inti dari pewartaannya bahwa dia hanyalah seorang utusan. Dia bukanlah Sang Penyelamat yang dinanti-nantikan itu. Para saudaraku yang terkasih, sikap yang ditunjukkan oleh Yohanes ini mau menyadarkan kita bahwa kita tidak boleh menjadi orang yang tamak, menipu, dan mengelabui orang dengan ketenaran kita. Yohanes mengajarkan kita supaya kita berani untuk menjadi diri kita sendiri. Bangga untuk menjadi diri kita sendiri dengan apa yang kita miliki.
Saudara saudariku yang dicintai Tuhan. Yohanes Pembaptis diutus untuk membawa kabar gembira kepada kita. Kabar gembira yang diwartakan oleh Yohanes Pembaptis adalah tentang kedatangan Tuhan, Sang Juruselamat kita yang sudah semakin dekat. Melalui Yohanes Pembaptis ini, Tuhan mau mengingatkan kita agar kita selalu berjaga-jaga. Berjaga-jaga artinya dari hari ke hari kita harus terus mempersiapkan dan mematangkan diri kita. Karena itu, Yohanes Pembaptis berseru-seru kepada kita supaya kita menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk menyambut kedatangan Sang Terang itu.
Saudara saudariku yang dikasihi Tuhan. Pertanyaannya untuk kita adalah apa yang harus kita perbuat untuk menyambut kedatangan Sang Juruselamat kita ini? Bagaimana agar kita dipenuhi rasa sukacita saat menyambut kedatangan-Nya? Pertama, hal yang harus kita lakukan atau kita perbuat untuk menyambut kedatangan Sang Juruselamat kita adalah mempersiapkan diri kita dengan baik, yakni mengisi masa Adven ini dengan semangat pertobatan yang mendalam. Karena itu kita harus membersihkan hati dan pikiran kita dari segala noda dosa. Kita harus meninggalkan cara hidup kita yang lama yang tidak berkenan dihadapan Tuhan dan dihadapan sesama dan dengan penuh kerendahan hati kita datang ke ruang pengakuan dosa untuk mohon pengampunan dari Tuhan. Kedua, kita memulai hidup baru yakni kehidupan yang berkenan kepada Allah. Pertobatan yang mendalam itu harus membawa kita kepada kehidupan baru yaitu kehidupan yang terbuka akan rahmat Allah, terlebih terbuka untuk dibimbing oleh rahmat Allah. Kita harus menjadi lebih terbuka untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Ketiga, hidup dalam kasih. Pertobatan yang mendalam dan kehidupan baru yang berkenan kepada Allah, selanjutnya menggerakkan kita untuk menghidupi kasih kita kepada sesama. Pandemi virus Corona saat ini adalah tantangan dan sekaligus peluang bagi kita untuk semakin banyak bertindak kasih kepada sesama. Dengan situasi yang kita hadapi saat ini menjadi kesempatan bagi kita untuk menghidupi dan menebarkan kasih itu secara nyata dalam hidup kita. Kasih itu, kita wujudkan melalui tindakan konkret kita yakni dengan mematuhi protokol kesehatan, berani keluar dari zona nyaman kehidupan kita untuk membantu sesama yang membutuhkan bantuan kita dan masih banyak lagi tindakan kasih lainnya yang bisa kita lakukan secara konkret kepada sesama.
Saudara saudariku yang dikasihi Tuhan. Inilah yang menjadi misi dari Sang Terang yang diwartakan oleh Yohanes Pembaptis dalam Injil yang kita dengarkan pada hari ini. Sang Terang itu adalah Dia yang datang untuk menyebarkan kasih kepada umat manusia. Dan pada saat yang sama, Sang Terang meminta kita untuk juga menebarkan kasih kepada sesama.
Suadara-saudariku yang dicinta Tuhan. Hari ini kita memasuki minggu Adven yang ke-III. Minggu Adven ke-III ini disebut dengan minggu gaudate atau minggu sukacita, kegembiraan. Dikatakan sebagai minggu sukacita,gembira karena Sang Terang yaitu Yesus yang kita nanti-nantikan kedatangan-Nya sudah semakin dekat. Karena itu, kita patut bergembira dan bersukacita menyambut kedatangan-Nya. Dia yang akan datang itu begitu besar, begitu mulia dan penuh kasih serta membawa damai bagi dunia. Maka, kita harus mempersiapkan diri kita dengan baik agar pada saat kedatangan-Nya kita dalam keadaan yang siap untuk menerima rahmat dari-Nya.
Saudara saudariku yang dicintai Tuhan. Mari pada masa Adven ini kita mempersiapkan diri kita dengan sebaik-baiknya. Tidak ada kata terlambat untuk mempersiapkan diri kita bila kita mau melakukan. Kita harus membersihkan diri kita dari segala noda dosa. Meninggalkan cara hidup kita yang lama yang tidak bekenan bagi Tuhan dengan persiapan batin dan dengan sikap tobat yang dalam. Semoga Roh Kudus senantiasa menuntun dan membimbing kita agar kita mampu mempersiapkan diri kita dengan baik. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.
Salam Passio!
“SEMOGA SENGSARA YESUS SELALU HIDUP DI HATI KITA”