Lencana Pasionis adalah "Lambang" berbentuk hati.

Lencana ini diwariskan kepada para Pasionis oleh Bapa Pendiri yang Suci, St. Paulus dari Salib. Ia mengisahkan bahwa dalam sebuah penglihatan ia melihat Maria, Bunda Yesus, berpakaian hitam dengan lencana berbentuk hati di dada. Ia memehami kehendak Tuhan melalui Maria untuk membentuk sebuah keluarga Religius yang akan berpakaian dan memakai lencana khusus seperti itu. Lencana itu menjadi 'Lambang Kongregasi Pasionis’ sampai sekarang.

  • Lencana berbentuk hati adalah simbol Cinta.
  • Hati dengan salib putih di atasnya melambangkan cinta Yesus bagi umat manusia yang terungkap dalam derita-Nya di kayu Salib.

Tulisan pada lencana adalah :

  • Jesu - nama Yesus dalam bahasa Ibrani
  • XPI - nama Kristus dalam bahasa Yunani
  • Passio - kata Sengsara dalam bahasa Latin.

Dengan demikian tulisan itu berbunyi  ‘Sengsara Yesus Kristus’- ditulis dalam tiga bahasa yakni Ibrani, Yunani dan Latin. Ibrani, Yunani dan Latin adalah bahasa utama yang digunakan di zaman Yesus. Ketiga bahasa inilah yang juga dipakai Pontius Pilatus ketika menulis pada tanda yang ia ditempatkan di atas kayu salib Yesus.

Tiga paku di bawah tulisan JESU XPI PASSIO melambangkan paku yang digunakan untuk memaku tangan dan kaki Yesus ke kayu Salib untuk mengingatkan para Pasionis dan umat beriman akan Luka Suci yang dialami Tuhan Yesus.

Tujuan Hidup Pasionis

Setiap Pasionis mengikrarkan kaul khusus untuk ‘merenungkan, menghayati dan mewartakan kenangan akan Sengsara Yesus.' Kaul ini mengungkapkan tujuan dari Kongregasi Pasionis. Para Pasionis berjanji untuk menjaga dalam hati kenangan akan Sengsara Yesus dan mewartakan melalui hidup sehingga dapat membawa banyak orang mengenal Yesus dan Kasih-Nya yang besar bagi umat manusia dalam Sengsara-Nya.

Kematian Yesus bukan saja akibat dari kekejaman orang-orang Yahudi dan prajurit Romawi, tetapi merupakan sebuah peristiwa yang mengubah sejarah manusia. Allah Bapa begitu mengasihi dunia sehingga Ia menyerahkan Anak-Nya Yang Tunggal untuk memberikan hidup-Nya bagi kita. Kematiannya membuka 'gerbang surga' . Yesus mati supaya semua orang memperoleh hidup. Salib menjadi simbol yang mengisahkan pada dunia bahwa kasih Allah lebih kuat dari kematian. Para Pasionis ingin menyampaikan kepada dunia tentang Cinta Allah yang besar itu melalui kaul khusus ‘merenungkan, menghayati dan mewartakan kenangan akan Sengsara Yesus.'

Para Pasionis ingin membuka mata dunia agar dapat melihat dengan penuh cinta orang-orang tersalib jaman ini: penyandang cacat, orang sakit, sekarat, berduka, mereka yang terisolasi dan sendirian - semua yang menanggung beban rasa sakit. Yesus mengambil bagian dalam beban mereka dan memberi mereka harapan. Orang-orang Kristen yang percaya kepada Yesus menemukan kekuatan dalam Kenangan akan Sengsara-Nya. Yesus masuk dalam rasa sakit manusia dan mengalami kematian. Dia mengalami kemenangan dan menikmati hidup yang kekal dalam kebangkitan-Nya. Hal ini mengajarkan kita bahwa kematian bukanlah kata akhir bagi mereka yang percaya. Hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus adalah pesan yang para Pasionis wartakan kepada dunia.

Para Pasionis mengenakan lencana khusus ini untuk mengungkapkan komitmen hidup. Para Pasionis menghayati kenangan akan kematian dan kebangkitan Yesus dalam hati melalui doa dan meditasi. Para Pasionis mewartakan kabar sukacita Kasih Allah kepada seluruh dunia melalui doa, retret, misi popular, paroki dan karya-karya di bidang kategorial

 

"..Semoga sengsara Yesus Kristus selalu hidup di hati kita.."