Santo Paulus dari Salib lahir di Ovada, Italia pada tanggal 3 Januari 1694 dari ayah Lukas Danei dan Ibu Anna Maria Massari. Nama pemberian orangtuanya adalah Paolo Danei. Orangtuanya merupakan pasangan suami-isteri yang harmonis dengan keutamaan hidup kristen yang pantas dicontoh. Nama mereka dikenal luas di antara penduduk kampung. Anna Maria, sebagai seorang ibu yang mencintai doa dan gemar membaca Kitab Suci, sering menceritakan kisah sengsara dan wafat Yesus kepada anak-anaknya. Paulus sangat terkesan dan terharu sampai bercucuran air mata ketika mendengar kisah sengsara dan wafat Yesus.
Pada tahun 1718 seluruh keluarga Paulus pindah ke Castellazzo, sebuah kota kecil dekat Alessandria. Castellazzo sekarang terkenal berkat Paulus dari Salib, karena di kota itulah ia meletakkan dasar bagi Kongregasi Pasionis, memulai kerasulannya yang mengagumkan, doa dan tapa yang luar biasa dan mengalami kepenuhan rohani yang menjadikannya salah seorang mistik terbesar pada abad XVIII.
Pada bulan Juni 1720 Tuhan menunjukkan kehendakNya kepada Paulus. Paulus sedang dalam perjalanan pulang dari Gereja di mana ia baru saja menyambut komuni kudus. Ketika itu, ia mengalami kebahagiaan batin yang besar dan luarbiasa sampai melupakan segala-galanya. Ia bercerita :
Pada kesempatan lain, dalam perjalanan pulang dari Gereja, Paulus berpikir untuk masuk suatu tarekat religius yang mengenakan pakaian seperti yang dilihat dalam penampakan itu; namun, tiba-tiba Bunda Maria dengan berpakaian hitam dan lambang di dada menampakkan diri kepadanya dan dengan cinta keibuan berkata :
Pada hari Jumat, tanggal 22 November 1720 sesudah mohon diri dari keluarganya, Paulus menerima jubah hitam Pasionis dari Uskup Alessandria. Hari itu juga kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kongregasi Pasionis. Setelah menerima jubbah Paulus menyendiri di sebuah bilik Gereja San Carlo di Castellazzo selama 40 hari (23 November 1720 - 1 Januari 1721) di mana ia menulis Regula Kongregasi Pasionis. Ia menceritakan pengalamannya :
Selama 40 hari Paulus menemukan pengalaman-pengalaman rohani yang mengarahkannya kepada Spiritualitas Sengsara Yesus, "karya terbesar dan agung cinta kasih Allah", yang kemudian menjadi karisma dan warisan Kongregasi Pasionis sampai sekarang.
Sesudah menemukan kehendak Allah selama 40 hari itu, Paulus diberikan ijin oleh Uskup untuk mendiami pertapaan St. Stefanus, dekat Castellazzo. Yohanes Baptista, adik kandung Paulus, menyertainya dan meneladani kesuciannya. Ia menjadi saudara sekaligus kawan seperjalanan Paulus dalam mendirikan Kongregasi Pasionis. Pada bulan Agustus 1721 Paulus berangkat ke kota Roma untuk mendapatkan pengesahan Regulanya oleh Sri Paus. Namun para penjaga istana Quirinale, waktu itu tempat kediaman Sri Paus, mengusir Paulus karena dianggap sebagai orang aneh atau pengemis.
Pengalaman itu tidak membuat Paulus putus asa. Ia tetap percaya bahwa Allah akan membantunya dalam usaha mendapatkan persetujuan dari Takhta Suci. Pada tanggal 24 September 1721 ia masuk Basilika Santa Maria Maggiore, menyembah Sakramen Mahakudus, kemudian berlutut di hadapan lukisan Bunda Maria Salus Populi Romani. Ia berdoa dan mengakhiri doanya dengan mengikrarkan kaul mewartakan kebaktian akan Sengsara Yesus Kristus kepada dunia.
Pada tahun suci 1725 Paulus dan Yohanes Baptista mengunjungi basilika-basilika Roma untuk memperoleh indulgensi yubileum. Dengan bantuan seorang Kardinal, pada tanggal 21 Mei 1725 Paulus berhasil menghadap Paus Benediktus XIII yang sedang berkunjung di Gereja Santa Maria della Navicella, di bukit Celio. Paulus berlutut dan mengisahkan pengalaman rohaninya tentang Tarekat Sengsara Yesus serta memohon ijin agar diperkenankan mengumpulkan rekan-rekan. Sri Paus menyetujui rencana itu dan memberi ijin secara lisan, sambil bertugas di rumah sakit St. Gallicano (Roma) selama kurang lebih 2 tahun (1726-1728). Pada tanggal 7 Juni 1727 Paulus dan Yohanes Baptista menerima sakramen imamat dari Sri Paus Benediktus XIII di basilika St. Petrus. Sesudah mendapat ijin untuk meninggalkan rumah sakit St. Gallicano, pada musim semi tahun 1728 Paulus dan adiknya menetap di Gunung Argentario di mana biara pertama Kongregasi Pasionis didirikan dan yang kemudian diresmikan pada tanggal 14 September 1737.
Regula dan Kongregasi Pasionis mendapat pengesahan secara tertulis untuk pertama kalinya oleh Paus Benediktus XIV dengan Rescriptum tertanggal 15 Mei 1741. Pada tanggal 11 Juni 1741 Paulus bersama lima orang rekannya mengikrarkan kaul. Pada saat itu untuk pertama kalinya mereka mengenakan lencana khas Pasionis pada jubah mereka . Pada kesempatan inilah Paulus Danei menjadi Paulus dari Salib.
Pada tahun 1747 dilangsungkan Kapitel Jenderal pertama dan Paulus dipilih sebagai Superior Jenderal. Ia dipilih kembali dalam lima Kapitel Jenderal berikutnya sampai dia meninggal dunia.
Pengesahan Kongregasi Pasionis selanjutnya diadakan dengan Breve oleh Paus Benediktus XIV tanggal 28 Maret 1746. Pada tanggal 16 November 1769 pengesahan resmi dengan Bulla Supremi Apostolatus oleh Clemens XIV. Ini merupakan Bulla emas bagi Kongregasi Pasionis. Pada tanggal 15 September 1775, satu bulan sebelum Paulus dari Salib meninggal dunia, Paus Pius VI menetapkan pengesahan para pendahulu dengan Bulla Praeclara Virtutum Exempla.
Walaupun selalu sibuk dengan urusan pendirian Kongregasi dan sejak 1747 menjabat selaku Superior Jenderal, Paulus dari Salib tidak pernah berhenti berkarya sebagai misionaris untuk mewartakan Sabda Salib khususnya melalui misi populer dan retret. Ia adalah misionari dari salib yang sangat terkenal pada jamannya. Ia berkarya di Italia Tengah dan bermisi terus menerus tanpa kenal lelah sampai usia lanjut. Paulus pernah berkata: "Oh, seandainya usia saya berkurang tiga puluh tahun... saya hendak pergi ke seluruh dunia untuk mewartakan Yesus Tersalib kepada para pendosa". Dengan karya kerasulannya ini dia melakukan banyak kebaikan di berbagai wilayah Italia Tengah, sehingga diberi gelar sebagai "Pemburu jiwa".
Paulus dari Salib mencurahkan tenaganya juga dalam bimbingan rohani secara langsung maupun melalui surat kepada banyak orang, termasuk para imam dan biarawan-biarawati dari tarekat lain. Dia menulis ribuan surat kepada orang kepada semua golongan umat Allah pada masanya. Surat-suratnya saat ini terkumpul dalam lima jilid. Surat-suratnya berisi nada yang hangat dan halus menyapa hati. Paulus dari Salib mengisi misi populer dan retret dengan meluangkan banyak waktu untuk mendengar serta membimbing umat dan menerimakan sakramen pengakuan dosa. Bimbingan rohaninya tidak berhenti pada misi populer. Ia biasa meneruskan bimbingannya melalui surat. Ia sangat menjunjung tinggi bimbingan rohani. Ia pernah berkata:”Seorang Bapak Pembimbing rohani hendaknya terpelajar dan kudus. Agar dapat membantu umat menemukan kehendak Allah, Ia sendiri harus seorang yang sudah mengalaminya”.
Paulus dari Salib mendirikan Kongregasi Pasionis dengan tujuan agar ada orang yang mati bagi dunia dan hidup hanya bagi Allah. Mereka bagaikan nafiri yang bergema ke segala penjuru dunia untuk membangkitkan kesadaran para pendosa melalui Sengsara Yesus Kristus, karya terbesar dan mengagumkan cinta kasih Allah. Paulus menghendaki agar banyak orang dijiwai oleh semangat yang sama dan ikut serta dalam karya penyelamatan dunia melalui Sabda Salib.
Paulus dari Salib juga mendirikan Rubiah Pasionis di kota Tarquinia pada tahun 1771 dengan tujuan agar wanita juga melalui hidup kontemplatif menghayati Sengsara Kristus dan melalui doa mereka membantu Biarawan Pasionis dalam karya kerasulan. Paulus berpesan agar para Rubiah Pasionis mendoakan para Biarawan Pasionis yang pergi untuk mewartakan Sabda Salib.
Pada tanggal 9 Desember 1773 Paus Klemens XIV menghadiahkan Biara Santi Giovanni e Paolo beserta Basilikanya di kota Roma kepada Kongregasi Pasionis. Atas kehendak Sri Paus, Paulus menetap di biara ini, yang dikemudian hari menjadi pusat Kongregasi Pasionis sampai sekarang. Di biara inilah, tanggal 18 Oktober 1775, Paulus dari Salib meninggal dunia pada usia 81 tahun. Sebelum meninggal Paulus dari Salib menyerahkan wasiat rohaninya kepada para biarawan Pasionis, yakni cinta kasih persaudaraan, hidup dalam doa, kesunyian, kemiskinan, mencintai Gereja, kontemplasi pada Yesus Tersalib dan mewartakan Sengsara Kristus kepada dunia.
Pada tanggal 22 September 1784 Paus Pius VI memberi Paulus dari Salib gelar Venerabilis. Kemudian ia diresmikan Beato oleh Paus Pius IX pada tanggal 1 Mei 1853 dan pada tanggal 29 Juni 1867, pada pesta Rasul Petrus dan Paulus serta hari ulang tahun ke-1800 kemartiran mereka, Paulus dari Salib diresmikan sebagai Santo Paulus dari Salib oleh Paus Pius IX.