Bacaan I : Yes. 40:1-5, 9-11
Mazmur : 85:9ab-10,11-12,13-14
Bacaan II : 2 Ptr. 3:8-14
Bacaan Injil : Mrk. 1:1-8
Renungan
Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus…
Masa adven bagi kita umat Kristiani adalah masa pertobatan dan masa penantian dengan harapan. Di hari minggu adven yang kedua ini, saya mengajak kita untuk merenungkan tema: BERTOBAT UNTUK MENJADI UTUSAN ALLAH DI MASA KINI. Ketiga bacaan suci menegaskan kepada kita betapa pentingnya persiapan diri untuk menyambut kedatangan Tuhan.
Dalam bacaan pertama dari kitab Yesaya 40: 1-5.9-11, menceritakan tentang bangsa israel dalam pengasingan di Babilonia. Mereka mendapatkan pengalaman pahit karena kota kelahiran mereka di Yerusalem hancur. Oleh sebab itu, mereka harus hidup ditempat perasingan dan di tengah bangsa yang tidak dikenal. Akan tetapi ada hal menarik dari kenyataan yang mereka hadapi yaitu semua pengalaman pilu itu, membawa mereka kepada suatu peluang baru, dalam terang kehidupan, untuk semakin dekat dengan Tuhan.
Sebagaimana dikatakan bahwa di masa perasingan tampillah Nabi Yesaya sebagai penghibur di kala, duka lara untuk meyakinkan bangsanya bahwa Allah tidak akan menghukum mereka untuk selamanya dan Ia akan setia walau Israel tidak setia, karena Allah israel adalah Allah yang penuh belaskasih dan yang menjanjikan pembebasan. Yang dibutuhkan ialah kesadaran umat untuk menyiapkan jalan bagi Tuhan, raja israel. Persiapan yang benar akan membawa kita kepada sorak-sorai karena Allah akan tinggal bersama kita, dan menjaga kita dengan sepenuh hati seperti gembala menjaga kawanan-Nya. Persiapan yang benar adalah persiapan yang dimulai dengan pertobatan. Umat israel harus bertobat agar layak menyambut sang raja yang akan membawa mereka kembali ke Yerusalem tanah air mereka.
Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus..
Bacaan kedua dari 2Ptrs 3: 8-14, mengisahkan tentang persiapan menanti langit baru dan bumi baru. Sebagai pengikut Kristus, dalam peziarahan hidup, kita selalu diarahkan pada jalan menuju dunia yang baru, yang telah disediakan Allah bagi kita sebagai tanah air yang tetap, tempat di mana kita boleh merasakan kabahagiaan. Penting untuk disadari bahwa untuk mencapai dunia yang baru dibutuhkan perjuangan yang disertai dengan: ketabahan, keuletan, ketekunan dan kesadaran bahwa pasti Allah setia pada janjinya.
Perjuangan yang demikian menuntut juga pertobatan, untuk dapat menikmati langit baru dan bumi baru, orang harus terus membaharui diri. Membaharui diri dalam kesadaran bahwa hari Tuhan bisa datang kapan saja . sikap berjaga-jaga sambil bertobat menjadikan kita berkenan kepada Allah dan pantas untuk menyambut kedatangannya yang akan membawa sukacita keselamatan bagi hidup kita.
Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus...
Bacaan hari ini dari injil Markus: 1:1-8, mengisahkan tentang tokoh penantian yang menyeruhkan pertobatan sebagai jalan utama untuk menyambut kedatangan Tuhan. Yohanes Pembatis adalah utusan Allah yang datang untuk menyampaikan pesan kedatangan Kristus, Ia yang datang untuk menyelamatkan dan membebaskan manusia dari hukuman akibat dosa-warta pertobatan yang diseruhkan Yohanes Pembaptis sekali lagi menegaskan seruan Nabi Yesaya, agar umat sadar akan kesalahan dan dosa mereka, dan bersadia membaharui diri sehingga pantas menjadi pewaris kerajaan Allah.
Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus..
Apa inti sari yang dapat kita ambil maknanya dari ketiga bacaan hari ini? Pertama, sebagai orang kristen, dan yang telah dibaptis dalam Roh Kudus, kita harus memiliki kerendahan hati. Kerendahan hati untuk merespon atau menanggapi suara Tuhan yang menghendaki kita selamat. Suara Tuhan bisa terdengar di padang gurun seperti jaman dahulu, namun bisa sangat dekat dengan kita melalui suara-suara sesama, baik dalam keluarga, komunitas, atau lingkungan sosial dan ditempat lain yang Tuhan kehendaki
Kedua, kita diundang untuk memiliki kesadaran diri dan keterbukaan hati dan budi bagi sesama dan Tuhan. Bacaan-bacaan suci mengajak kita bertobat dan membangun hubungan baru dengan Tuhan, dengan meluruskan jalan hidup kita. Selanjutnya, membaharui sikap kita terhadap sesama, dengan sikap penuh kasih, peduli dengan kebutuhan sesama dan sikap menolong sesama.
Dengan membangun sikap-sikap demikian kita dapat menjadi utusan Allah di masa kini, yang menyeruhkan pertobatan seperti Yohanes, tidak hanya lewat kata-kata, terutama melalui kesaksian hidup. Pandemi virus corona dengan segala penderitaan yang dialami manusia saat ini mengundang kita untuk terus-menerus bertobat dan membuka hati kepada sabda Tuhan, untuk menjadi perpanjangan Tangan kasih-Nya bagi sesama.
Salam Passio!
“SEMOGA SENGSARA YESUS SELALU HIDUP DI HATI KITA”