Renungan Hari Minggu Pekan Biasa XXXIII Bacaan 1: Mal. 4: 1-2a Mazmur : 98: 5-6, 7-8, 9a; Bacaan 2: 2 Tes. 3: 7-12 Bacaan Injil: Luk. 21: 5-19 Featured

Author Fr. Alex, CP | Selasa, 15 November 2022 01:33 | Dibaca : : 1263

Saudara-saudariku yang terkasih dalam Tuhan, ketiga bacaan yang dikumandangkan kepada kita pada hari minggu biasa ketiga puluh tiga sangat menarik dan kaya akan makna. Ketiga bacaan sama-sama bernuansa nasihat dan mengajak kita agar senantiasa memiliki sikap waspada, tidak lalai dan tetap teguh bertahan meski dalam situasi sulit dan penderitaan.

Mengapa demikian? Karena kita sebagai pengikut Kristus, dalam situasi menghadapi saat-saat terakhir kehidupan, kita diharapkan untuk tetap memiliki keteguhan iman. Kita diharapkan untuk tidak perlu khawatir dan takut akan pembelaan. Lebih-lebih ketika kita ditolak, dihina, dikucilkan dan dianiaya olah kaum kerabat dan orang-orang terdekat kita. Karena Yesus memberi jaminan pertolongan bagi kita. Bertahan dalam sikap penuh waspada dalam iman akan Yesus Kristus, merupakan bukti nyata bahwa kita sudah menghidupi rahmat pewartaan dan pelayanan. Pewartaan dan pelayanan yang diterapkan dalam kesaksian akan Kabar Baik Yesus Kristus, tidak mengenal keuntungan dan kerugian. Artinya baik pada waktu yang menggembirakan maupun saat-saat di mana kita dirugikan kita tetap berkomitmen untuk memberi kesaksian tentang kebaikan.

Saudara-saudariku yang terkasih dalam Tuhan, ketika kita sudah berpegang pada sikap siap siaga penuh ketekunan dalam iman akan Kristus. Maka kita akan memahami dan mengerti bahwa yang material-fisik hanya bersifat sementara. Memang sudah seharunyalah sikap serta perbuatan kita adalah sebagai pendengar setia nasihat Yesus. Tidak seperti orang-orang yang dikritik oleh Yesus dalam Injil. Sebab mereka hanya mengagumi keindahan dan kemegahan yang hanya bersifat material-fisik semata. Mereka hanya mengagumi kemegahan dari bangunan Bait Allah, tetapi tidak menjalani kehidupan sesuai dengan kehendak Allah. Karena itulah mereka mendapat teguran keras dari Yesus. Kita harus seperti para rasul yang siap sedia mendengarkan Yesus dan setia melakukan kehendak Allah dalam kehidupan.  Mengagumi kemegahan Bait Allah atau rumah ibadat tentu tidak salah, namun kekaguman itu harus berefek kepada kehidupan kita yang selaras dengan kehendak Allah. Yesus menasihati kita untuk tetap waspada terhadap hal-hal yang mengelabui mata dan bijaksana dalam menjalani kehidupan.

Saudara-saudariku yang terkasih dalam Tuhan, hendaknya kita tidak terbuai dan terbawa dalam lingkaran kekaguman, puji-pujian dan hormat akan hal-hal yang tampak memuaskan mata manusiawi kita. Karena hal yang demikian tidak pernah kekal dan abadi. Kita harus belajar dari para rasul yang senantiasa siap sedia dalam mendengarkan nasihat Sang guru kebijaksanaan dengan memperjuangkan hal-hal baik yang berguna bagi kehidupan kekal.

Saudara-saudariku yang terkasih dalam Tuhan, kita sering menyaksikan siaran berita tentang peperangan dan bencana alam di televisi. Semuanya itu membuktikan bahwa bangunan-bangunan yang berdiri megah, kokoh kuat, dipuja dan dikagumi oleh manusia dalam hitungan detik akan hancur dan menjadi debu tanah. Melalui peristiwa-peristiwa itu kita disadarkan akan keterbatasan kita sebagai manusia. Kenyataan-kenyataan itu juga berbicara tentang seluruh hidup kita. Manusia memiliki wajah yang semula tampan dan cantik yang dipuja dan dikagumi, seiring dengan perputaran waktu lambat laun juga akan memudar, hancur dan hilang.

Saudara-saudariku yang terkasih dalam Tuhan, menyikapi peristiwa dan kejadian hidup kita dalam realitas keseharian kita, maka kita dituntut untuk tetap berpegang teguh dalam iman yang disertai dengan tindakan ketekunan dalam menjalankan tugas dan kewajiban kita. Tetapi kita harus ingat, bahwa tindakan ketekunan harus dihidupi dengan iman dalam dan bersama dengan Yesus Kristus. Artinya, kita harus siap sedia dan bijaksana. Bijaksana dalam memanfaatkan waktu dan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Ketika kita sudah mempraktikkan tindakan ini, itu artinya kita sudah menerapkan apa yang telah dinasihatkan oleh Rasul Paulus. Seperti dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika, Rasul Paulus dengan penuh kuasa Roh Kudus, menasihati jemaat di Tesalonika agar tidak lalai dalam menunaikan tugas, kewajiban pekerjaan yang tengah diemban. Dengan sikap siap sedia dan bijaksana dalam menanggapi segala peristiwa yang terjadi, maka ketahulah bahwa kita sedang mengerjakan pekerjaan yang berguna bagi kita, sesama kita dan bagi Allah.

Saudara-saudariku yang terkasih dalam Tuhan, merespons nasihat, pesan dan teguran Yesus hari ini, kita harus memiliki nilai, sistem dan spirit yang berguna untuk melahirkan kembali akal budi kita, seperti kedamaian, keserasian, keagungan, keindahan dan kemuliaan yang hanya ditujukan kepada Allah. Kalau kita sadar, berarti kita selalu waspada. Dan kalau kita waspada, berarti kita selalu siap dalam menghadapi serta menyikapi kenyataan dunia fana ini dengan sabar melalui iman dalam Yesus Kristus sang kebijaksanaan.

Akhirnya, marilah kita memohon kekuatan Tuhan agar kita selalu siap sedia untuk mendengarkan dan melaksanakan kehendak-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Agar melalui karya pelayanan kita, banyak orang dapat mengalami kasih dan kebaikan Tuhan.

Leave a comment