Kamis, 14 Oktober 2021 00:10

“SAPAAN KASIH DARI SANG SAHABAT”

Kasih merupakan suatu ungkapan perasaan yang bersifat mutlak dalam menjalin hubungan kekeluargan, persahabatan, dan persudaraan. Kasih adalah sarana untuk turut hadir dalam berelasi di dalam satu ruang lingkup hidup. Kasih itu mengalir dari Sang Sahabat kemudian beredar dalam kepribadian kita masing-masing.

 

            Perziarahan hidup kita sebagai manusia merupakan sapaan kasih dari Sang Sahabat. Sungguh, betapa besar kasih Sang Sahabat kepada kita manusia. Kasih-Nya tidak terbatas dan juga tidak memilih-milih siapa orang yang dikasihi-Nya. Sang Sahabat menyapa bukan hanya kepada orang-orang sukses dan saleh tetapi Sang Sahabat menyapa pada semua manusia di kolong langit ini entah yang tertidas, miskin dan yang sakit atau apa pun situasi dan keadaannya.

 

Lantas, apa tanggapan kita manusia atas kasih Sang Sahabat? Apakah kita menghiraukanNya dan menghidar dari sapaan itu? Bukannya menghakimi sifat, tetapi realitas berbicara bahwa kita sering menyimpang dari pada-Nya. Itulah kita manusia. Kita memonopoli dan menguasai hal-hal duniawi sampai-sampai mengabaikan sapaan kasih-Nya. Tidaklah heran kalau kita sering salah menilai dan terperangkap pada sapaan yang salah. Kita kerapkali tidak menyadari bahwa Sang Sahabat menyapa kita melalui hal-hal yang paling kecil bahkan yang paling luar biasa dalam hidup kita. Tergantungnya Ia di kayu salib demi menebus kita manusia dari belenggu dosa adalah sapaan kasih yang tak ternilai.

 Di Kalvari, dari atas Kayu Salib Sang Sahabat menyapa kita untuk bertobat. Salib adalah bukti terbesar ketaatan-Nya terhadap Bapa-Nya dan kasih-Nya kepada kita manusia. Sumber kasih ada pada Sang Sahabat. Belajarlah dari Sang Sahabat. Dia setia memberi kasih-Nya kepada kita yang selalu membutuhkan dan memenuhi kekurangan kita manusia. Tidak ada yang lebih indah dari pada kasih Sang Sahabat.

            Kasih itu menyapa dan disapa.                            

             Kasih itu memberi dan diberi.               

           Kasih itu mengenal dan dikenal.            

              Kasih itu merasakan dan dirasakan.         

         Kasih itu menyatu dan disatukan.              

          Kasih itu meresapi dan diresapi.                                                                                         

    Kasih itu menghayati dan dihayati.

Hadirkanlah kasih itu di dalam hati kita masing-masing, agar kita memperlakukan kasih kepada Sang Sahabat dan kepada sesama kita dengan sepenuh hati.

 

 

SEMOGA SENGSARA YESUS SELALU BERADA DALAM HATI KITA.

SALAM PASSIO..!

Published in Lintas Perspektif