HIDUP BERSAMA (Doa dan Renungan Novena Hari ke-4 dalam Rangka Memperingati St. Paulus dari Salib)

Author Fr. Nobertus Epo, CP (Pembuat Doa) dan Fr. Valens Viktori Bain Vokal, CP (Pembuat Renungan))) | Selasa, 13 Oktober 2020 18:47 | Dibaca : : 1413
HIDUP BERSAMA (Doa dan Renungan Novena Hari ke-4 dalam Rangka Memperingati St. Paulus dari Salib)

DOA

Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin

Ya Allah, Bapa yang penuh kasih, kami mengucap syukur kepada-Mu atas semua anugerah dan nafas kehidupan yang Engkau berikan kepada kami. Kami juga mengucap syukur kepada-Mu ya Bapa, karena telah memanggil dan memilih kami manusia yang lemah dan rapuh ini untuk hidup bersama dalam semangat Kristus Tersalib. Engkau menjadikan kami satu dalam keluarga Pasionis, dan dengan demikian Engkau telah melibatkan kami dalam karya agung penyelamatan-Mu bagi dunia. Engkau juga telah memperkenan kami untuk ikut ambil bagian dalam hidup dan keprihatinan-Mu, guna menyelamatkan jiwa-jiwa yang tersesat dan mengembalikan mereka kepada persatuan dengan-Mu.

Karena itu ya Bapa, kami mohon kepada-Mu,berilah kepada kami hati yang terbuka pada karya Roh Kudus-Mu, sehingga kami mampu untuk hidup sebagai satu saudara dalam keluarga Pasionis dalam semangat doa, kurban, dan karya. Mampukanlah juga kami untuk selalu terbuka satu sama lain agar kehidupan bersama semakin menjadi indah. Jauhkanlah selalu kiranya dari kami semua prasangka-prasangka buruk, rasa iri hati, dengki dan hal-hal yang membuat kehidupan bersama kami menjadi tidak baik. Berilah kepada kami kemampuan untuk melayani, mengasih dan mencitai sesama kami dengan tulus tanpa pilih kasih, agar apa yang dikehendaki oleh bapa pendiri kami St. Paulus dari Salib yaitu hidup dengan sehati sejiwa dalam semangat cinta kasih Kristus Tersalib mampu kami wujudnyatakan. Semoga dalam hidup bersama ini kami mampu untuk selalu menghadirkan Engkau dalam hidup kami. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

 

Renungan

Para Saudara yang terkasih dalam Kristus tersalib. Pada hari ke-4 novena ini, kita diajak untuk bersama-sama merenungkan makna dari hidup bersama atau hidup berkomunitas.  Hakekat hidup membiara memberi tempat yang paling dasar pada hidup bersama. Hidup bersama dalam membiara bukanlah sekedar hidup bersama sama dalam satu tempat, atau cuma sama-sama hidup. Hidup bersama menyang-kut kesadaran akan suatu hidup yang dijalani bersama, demi satu tujuan bersama dan demi kebersamaan yang saling menghidupkan. Dalam konstitusi kita dikatakan bahwa; “Panggilan Pasionis  adalah suautu undangan untuk menghayati kepenuhan cinta kasih Kristiani, suatu kehidupan bersama menurut Injil”.

Komunitas menjadi tempat bagi kita untuk saling berbagi suka dan duka. Komunitas menjadi tempat yang nyaman dan aman untuk bergurau dan tertawa. Lebih dari itu, komunitas menjadi sebuah rumah, sebuah suasana di mana kita dengan bebas tanpa malu atau ragu untuk mengungkapkan segala keinginan kita. Komunitas  di mana kita bebas mengekspresikan diri tanpa takut dinilai dan dihakimi. Komunitas  juga yang menjadi tempat bagi kita untuk saling melengkapi, saling  menggembirakan, serta  tempat  di mana kita belajar untuk saling menyembuhkan, saling memaaafkan dan saling menyucikan.

Komunitas  yang dibangun dengan semangat persaudaraan sejati, dihiasi dengan cinta kasih sejati, memungkinkan kita untuk menikmati betapa indahnya hidup bersama  sebagai saudara. Tidak ada tempat  di dunia yang sangat indah bagaikan  taman Firdaus  di dunia ini selain komunitas yang dibangun dengan semangat cinta kasih sejati. Komunitas yang demikian memungkinkan kita sungguh menikmati  kebersamaan, di mana beban hidup terasa ringan, penderitaan  diri  dapat ditanggung dengan sukarela dan tiada seorang pun yang merasa kesepian atau terasing  di tengah kebersamaan. Langkah dalam pelayanan terasa lebih ringan. Semangat  missioner terpupuk subur dalam komunitas.St. Paulus dari Salib juga mengatakan bahwa bersatu dengan Kristus, maka kita menghormati martabat dan persamaan semua orang serta menerima setiap pribadi dalam keunikannya.

Meskipun hidup bersama yang baik merupakan keharusan, tetapi memang harus diakui sungguh amat tidak mudah menciptakannya. Kita tersandung pada kepribadian kita masing-masing dan kepribadian teman-teman komunitas kita.
Maka, mulailah usaha memperbaiki hidup bersama dari diri sendiri. Ada hukum emas yang dikatakan Yesus mengenai hal ini. “Kasihilah sesamamu seperti kamu mengasihi dirimu sendiri..”(Mat.19:19). Kita harus menggunakan hukum emas ini untuk mengatasi kelemahan dalam hidup bersama. Tuntutan yang berlebihan pada orang lain sekomunitas seringkali bukanlah cara yang tepat untuk memperbaiki hubungan. Hanya dalam suatu semangat  lepas bebas dari keterikatan diri dengan berbagai kepentingan diri dan kecenderungan yang tidak teratur, kita akan mampu mengasihi saudara kita dalam komunitas. Kesadaran bahwa Roh Kudus telah mempersatukan kita harus  tetap menjadi landasan utama untuk membangun dan mengembangkan komunitas.

            St. Paulus dari Salib dalam ajarannya tentang komunitas pasionis mengajarkan kita bahwa struktur komunitas berpusat pada superior yang memimpin atas nama Allah, pelindung komunitas itu sendiri di mana semuanya menerima beliau sebagai “orang pilihan Allah yang mengatur dan mengarah pada jalan kesempurnaan…, mereka yang mendengarnya dengan penuh hormat dan mentaatinya sebagai wakil Allah dengan siap sedia”. Anggota komunitas memiliki jaminan bahwa mereka berada dalam Kehendak Allah hanya jika menerima dengan iman kepengantaraan jabatan superior dalam memperhatikan kehendak Allah. Tetapi dalam iman mereka harus menyadari bahwa mereka adalah saudara dan hamba bagi yang lain di dalam Kristus Tersalib yang telah memanggil mereka. Oleh sebab itu, superior harus mengakui bahwa superior yang sesungguhnya ialah adalah Maria tersuci, dan harus menyadari bahwa “ ia bukan Tuan, namun harus dipahami sebagai hamba bagi yang lain. Ia harus berusaha “untuk memiliki hati seorang bapa, yakni lemah lembut dan berbudi bahasa seperti seorang ibu” yang menyatakan kasih bijaksana Bapa Surgawi dan bersikap keibuan dan berkehendak seperti Maria tersuci. Sedapat mungkin “ bersikap manis terhadap semua, ramah tamah, ringan tangan, ambil bagian dalam penderitaan bawahan” dan dalam memberi perintah janganlah mengeluarkan kata-kata keras, sebaliknya dangan sopan. Inilah bepata pentinganya dalam sebuah komunitas memiliki pemimpin yang membawa dampak besar bagi anggota komunitas, dan ajaran St. Paulus dari Salib ini sungguh indah untuk dihayati bersama.

Kita semua mengangankan hidup dalam komunitas yang ideal.  Komunitas ideal adalah komunitas  di mana setiap orang hidup dalam kasih Kristus;  di mana semua aktivitas diarahkan untuk menciptakan  kebaikan bersama. Komunitas ideal atau belum ideal  adalah juga anugerah Tuhan. Sebuah hadiah atau anugerah hanya layak disyukuri karena hanya dengan itulah, kita baru mampu menikmati hidup berkomunitas yang sejati. Tidak peduli, siapa dan dari mana sesama kita, apa kelebihan dan kekurangannya. Bila telah ada saling menerima, mengerti, memahami, maka segalanya akan menjadi ideal dengan sendirinya.  Tuhan yang telah mempersatukan kita dalam komunitas, tentu akan menyempurnakan segala kelemahan kita, meleburnya menjadi  suatu kekuatan yang memancarkan kasih sejati.*

 

Salam Pasiio!

 

"SEMOGA SENGSARA YESUS SELALU HIDUP DI HATI KITA"

 

 

 

Leave a comment