RELASI DALAM KEHIDUPAN BERSAMA

Author Fr. Kristantino Winga, CP | Selasa, 27 Oktober 2020 12:02 | Dibaca : : 4267
RELASI DALAM KEHIDUPAN BERSAMA

Pada dasarnya relasi itu adalah sesuatu yang hidup, yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Manusia tidak bisa hidup tanpa adanya suatu relasi. Jika tanpa relasi manusia akan berada dalam kesendirian dan kesepian yang tiada batas apalagi hidup di dunia yang sekarang ini semakin sempit dan padat. Tanpa adanya relasi kita akan semakin mengucilkan diri dan tertutup pada dunia luar diri kita. Mungkin saja kita tidak percaya diri, kikuk atau dianggap kuno terhadap apa yang ada di luar diri kita. Suatu relasi merupakan suatu dunia tersendiri yang dihuni oleh dua orang atau lebih dan masing-masing pihak berbeda dengan pihak lainnya begitu pula setiap hunian manusia akan berbeda dengan hunian manusia lainnya. Relasi menjadikan kedua belah pihak senyata mungkin bagi yang lainnya dan relasi dengan orang lain juga merupakan wadah tempat kita tidak pernah merasa sendirian dan kesepian.

Dari antara berbagai macam perasaan, kesepian adalah perasaan yang paling buruk. Kesepian berarti kehilangan sesuatu padahal sesuatu itulah yang memungkinkan diri kita lengkap. Kadangkala sesuatu itu adalah seseorang, kita hidup bersama orang itu. Untuk menemukan diri kita yang sebenarnya, kita menemukan suatu wadah yaitu relasi. Kesepian relasi telah menjadi satu bagian dari diri kita. Apabila dalam relasi terjadi sesuatu yang kurang serasi, tentu pihak lain akan sama-sama merasa berkepentingan juga untuk memperbaiki keadaan itu.

Dalam relasi juga ada yang namanya cinta. Relasi tanpa cinta, adalah relasi yang bohong-bohongan. Mungkin saja di hadapan orang kita membuat diri kita seolah-olah sangat peduli, perhatian, pintar tapi di belakang,,,(aduh minta ampun, suka main hakim sendiri). Relasi juga merupakan salah satu tempat atau wadah untuk memberikan cinta dan kasih sayang kepada sesama kita. Ini merupakan tindakan atau perbuatan yang paling manusiawi. Dengan cinta, kita tidak lagi sendirian, tidak lagi kesepian apalagi memiliki pandangan atau perasaan yang aneh-aneh terhadap sesama kita tetapi menjadi satu anggota keluarga. Cinta juga memungkinkan kita untuk saling memaafkan dan saling menerima meskipun kita mempunyai banyak kekurangan dengan demikian kita semakin terdorong untuk berkembang dan bertumbuh. Segala sesuatu yang kita sumbangkan ke dalam relasi menjadi milik bersama tanpa mengurangi hak masing-masing pihak .Kekuatan relasi ditentukan oleh kesiagaan kita untuk saling berbagi rasa dan senantiasa saling bersikap terbuka terhadap yang lainnya bukan saling menjatuhkan atau melemahkan orang lain.

Dalam relasi, ada juga yang namanya kesepakatan. Relasi tanpa kesepakatan sulit untuk dikendalikan. Kesepakatan yang ada dalam kebanyakan relasi biasanya tidak dirumuskan secara tertulis tetapi secara langsung atau spontanitas. Suatu kesepakatan harus mencerminkan pengertian tentang makna relasi serta memandang dan menangani masalah kehidupan secara bersama. Kesepakatan yang mengikat relasi adalah kesepakatan yang mencerminkan, mengungkapkan dan menetapkan siapa diri masing-masing pihak dan bagaimana diri masing-masing pihak setelah terbentuk relasi itu”.

Dalam relasi juga tidak bisa terlepas atau tidak dapat menutup kemungkinan untuk tidak terjadinya konflik dan pasti sering mengalami hal ini. Perlu diakui juga bahwa dunia dan generasi-generasi sekarang ini, adalah dunia dan generasi-generasi yang sangat sensitif. Sensitif itu bisa memicu konflik. Kebanyakan konflik telah menjadi api di dalam diri setiap orang yang siap membakar para musuhnya. Konflik merupakan ungkapan rasa marah, jengkel, kesal atau pun rasa tidak terima kita  terhadap orang lain. Semua orang tidak dapat melepaskan diri dari kesalahpahaman dan kebanyakan perselisihan terjadi akibat dari kemarahan yang tidak terkendali.

Pada dasarnya dalam relasi kehidupan bersama, kita perlu bebas mengungkapkan semua perasaan. Perasaan itu tidak boleh dipendam terus menerus, karena itu sangat berbahaya. Marah selalu mungkin dan bila kemarahan itu dipendam sangat buruklah akibatnya bahkan akan berkembang melampaui batas. Jika kemarahan itu tidak tertahan lagi, kemarahan itu akan meledak dan dilampiaskan ke mana-mana. Dan kebanyakan orang yang marah diakibatkan karena perasaan mereka terluka.

Lalu apa tujuan dari relasi itu sendiri ? Setiap relasi mempunyai tujuan yang khas. Pada dasarnya relasi merupakan suatu pengaturan di antara dua orang maupun lebih untuk mencapai tujuan dan kebaikan bersama (bonum commune). Tujuan yang sama itu ialah keterbukaan, kejujuran, saling percaya, dan saling menghormati. Pada umumnya kalau rasa percaya diri masih utuh, kita akan lebih banyak belajar dari kekeliruan dan kesalahan. Belajar mengenal diri sendiri merupakan pencapaian manusia yang paling tinggi. Kita adalah bagian dari suatu misteri, dan misteri itu ialah hidup itu sendiri. Membagi hidup dengan orang lain dan saling menerima apa adanya merupakan tujuan luhur dari relasi hidup bersama.

 

Salam Passio!

 

“SEMOGA SENGSARA YESUS SELALU HIDUP DI HATI KITA”

Leave a comment