Gereja (Umat Kristiani) tidak dapat dipisahkan dari salib atau misteri sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus. Misteri ini adalah perwujudan dari karya teragung dari cinta kasih Allah kepada mnsuia dan seluruh bumi. Salib adalah lambang kemenangan dan kebijaksanaan Allah. Karena itu kita harus bangga untuk merangkul salib dalam kehidupan kita sebagai murid-murid sejati dan Sang Guru, Yesus Kristus. Gereja menghadirkan tanda keselamatan itu pada diri anggota sejak kita “dilahirkan baru” (saat dibaptis), ditandai dengan tanda salib. Diri setiap anggota dimeteraikan menjadi orang-orang (milik) kepunyaan-Nya (1 Kor 3:23) dan dalam peziarahan hidup sebagai orang kristen, kita senantiasa membuka dan mengakhiri suatu perayaan iman, ataupun pembinaan rohani dan bahkan tindakan profan dengan tanda salib. Tanda keselamatan itu akhirnya diberikan lagi saat seseorang meninggal; jenazahnya ditandai dengan tanda keselamatan, demikian juga dengan kuburnya, sambil pemipmpin upacara berkata dengan lantang dan penuh iman: “Saudara/I, berangkatlah dengan membawa tanda kemenangan Kristus yang menyelamatkan, dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus!”
Karena salib adalah tanda kemenangan dan Kitab Suci mengatakan dengan jelas tentang hal itu, maka kita harus BERBANGGA pada salib Tuhan serta TIDAK MERASA RUGI, GALAU atau MERASA SIA-SIA apalagi menjadi MALU untuk setia sebagai murid Kristus. Rasul Paulus meneguhkan kita dengan kata-katanya agar kita berbangga pada salib Kristus yang menyelamatkan kita: “Kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah” (1 Kor 23-24).
“Semoga Sengsara Yesus Kristus Selalu Hidup di Hati Kita”
Salam Passio!