KESUNYIAN (Doa dan Renungan Novena Hari ke-8 dalam Rangka Memperingati St. Paulus dari Salib)

Author Fr. Paulus Mulyadi, CP (Pembuat Doa) dan Fr. Deomedes Alex, CP (Pembuat/Pembawa Renungan) | Sabtu, 17 Oktober 2020 17:28 | Dibaca : : 1775
KESUNYIAN (Doa dan Renungan Novena Hari ke-8 dalam Rangka Memperingati St. Paulus dari Salib)

DOA

Allah yang kekal dan kuasa, kepada-Mu kami serahkan seluruh hidup dan karya kami. Kami menyadari bahwa kami manusia yang penuh dengan kerapuhan dan dosa. Di hadapan Sakramen Maha Kudus, kami bertekuk lutut untuk memohon karunia-karunia yang kami butuhkan dalam hidup kami setiap hari.

Kami yakin Engkau tahu apa yang hendak kami butuhkan pada saat ini, maka kami mohon sudilah Engkau mengutus Roh Kudus-Mu kepada kami yang berhimpun di sini, agar kami mampu menghayati dan menjalani kesunyian yang akan kami renungkan pada hari ini, sehingga berguna bagi hidup dan panggilan kami. Kami menyadari betapa pentingnya kesunyian. Sebab dengan kesunyian kami dapat mendengar bisikan sabda-Mu seperti yang dilakukan oleh Putera-Mu Yesus Kristus sebelum Ia ditangkap dan dihukum mati.

Ya Allah kami juga mohon agar Engkau menjaga pintu bibir kami, agar kami hanya membicarakan hal-hal yang berguna serta berkenan di hati-Mu. Sucikanlah juga pikiran dan hati kami agar selalu tertuju pada-Mu, dan menyadari status kami saat ini yakni sebagai pengikut-Mu yang setia. Demi Yesus Kristus Tuhan dan Allah kami yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. Amin.

RENUNGAN

Kaya akan keutamaan-keutamaan para malaikat dan para kudus, berarti telah memiliki kunci emas yang memelihara segala kekayaan keutamaan-keutamaan kongregasi. Keutamaan-keutamaan itu ialah ‘Kesunyian.’

Para saudaraku yang terkasih dalam Tuhan, sebelum kita menggali lebih mendalam mengenai keutamaan-keutamaan itu, ada satu pertanyaan yang harus kita refleksikan bersama, yaitu  mengapa harus ada kesunyian dalam lingkaran keramaian duniawi ini? Dalam lingkaran keramaian duniawi ini terdapat begitu banyak makhluk-makhluk yang selalu berusaha merebut keterpusatan hati, pikiran, jiwa dan badan kita dalam hidup keutamaan kesunyian. Agar keterpusatan dan keutamaan itu tidak hilang lenyap direbut makhluk-makhluk keramaian, maka kita harus mampu untuk tetap tinggal dalam kesunyian badan, tetap sadar terhadap kunci emas keutamaan yang telah kita pegang, kita peluk, dan kita genggam dalam kepalan hati, pikiran dan perasaan. Tetapi tidaklah cukup kalau kita hanya bermodalkan kesadaran dan kemampuan badani saja, karena keramaian duniawi dan keramaian makhluk-makhluk lebih kuat dan juga cenderung mengikat.

Para saudaraku yang terkasih dalam Tuhan, kesunyian badani memang baik bila disertai dengan keutamaan-keutamaan suci dan doa. Tetapi St. Paulus dari Salib sangat menekankan kepada para pengikutnya, terlebih kepada kita agar tidak hanya memiliki kesunyian lahiriah semata, melainkan harus ada yang lebih mendalam, yaitu kesunyian batiniah dan kesunyian ilahi. St. Paulus dari Salib sangat mencintai kesunyian, ia meyakini ketiga kesunyian itu ketika dihayati dengan sungguh-sungguh terlebih oleh para religius Pasionis. Maka, kesunyian yang dihayati dengan sungguh-sungguh akan membawa kita kepada suatu kontemplasi yang tinggi pula. Kontemplasi yang kita rasakan tidak hanya secara lahiriah semata, melainkan secara batiniah dan ilahiah. Kita menjalani ketiga kesunyian ini, tidak hanya mengekang mulut agar tidak mengeluarkan suara, melainkan terus-menerus berusaha mengekang atau menahan gejolak batin, yang selalu kita rasakan dalam pikiran dan lewat perasaan yang lahir dari lingkungan sekitar kita.

Para saudaraku yang terkasih dalam Tuhan, apabila kita telah berhasil memelihara dan menghayati ketiga kesunyian ini, maka yang Mahabaik dan Maha Bijaksana akan bersabda kepada hati kita yang saleh ini, sehingga kita diliputi oleh keutamaan-keutamaan dan ilmu para malaikat. Keutamaan dan ilmu para malaikat akan senantiasa membimbing dan menuntun langkah kaki perjalanan hidup kita, sehingga kita menemukan buah-buah dari kesunyian itu. Buah-buah dari kesunyian itu akan membuat jiwa kita tidak bisa bergerak selain dalam kuasa Sang Kebijaksanaan, sehingga jiwa akan menghasilkan keterpusatan, kerendahan hati, ketenangan lahir dan batin, kesabaran dan cinta kasih. Maka, setelah jiwa yang saleh itu membiarkan dirinya diisi dengan buah-buah kesunyian, jiwa akan semakin terdorong untuk memusatkan seluruh pikirannya guna menghayati Sengsara Yesus Kristus. Karena untuk masuk ke dalam penghayatan akan sengsara Yesus Kristus, kita harus selalu memegang ketiga kunci emas keutamaan kongregasi kita yang suci dan murni ini, yaitu kesunyian lahir, batin, dan ilahi.

Para saudaraku yang terkasih dalam Tuhan, St. Paulus dari Salib menganjurkan kepada kita, agar kita tetap mampu memelihara ketiga kesunyian suci itu. Sebab ketika dasar kongregasi Pasionis ini dihilangkan, maka seluruh bangunannya akan runtuh hancur berantakan. Agar bangunan suci ini tidak runtuh, maka yang harus kita lakukan ialah memelihara serta menghayati ketiga kesunyian itu dengan cara menghargai kesunyian batin dan masuk ke dalamnya dengan bermodalkan iman dan cinta kasih. Setelah memegang kedua kunci keutamaan ini, yakni iman dan cinta kasih maka masuklah ke dalam kesunyian ilahi melalui sebuah pintu yang tepat yaitu Yesus Kristus dan Sengsara-Nya yang Tersuci. Sebab hanya melalui pintu inilah jiwa dan raga kita akan beristirahat dalam pangkuan Allah dan melupakan segala kegelisahan, kegundahan dunia dan keramaian makhluk-makhluk. Melalui pintu suci inilah jiwa dan raga kita akan tunduk dan patuh. Sehingga jiwa dan raga menemukan obat yang paling ampuh dalam menangkal penyait-penyakit yang dilahirkan oleh duniawi, yaitu penyakit kekacauan yang tak berkesudahan. Oleh karena itu, kita dituntut untuk selalu memelihara dan menghargai kesunyian. Tanpa adanya kesunyian kita tidak bisa membuka pintu ilahi, tanpa ada kesunyian kita mengalami kesulitan dalam menemukan obat keutamaan yang ampuh dalam menangkal penyakit kekacauan lahir, kecemasan batin dan kekuatiran ilahi. Tanpa ada kesunyian kita mengalami kesulitan dalam belajar, dalam bekerja, dalam berdoa dan dalam bermeditasi. Oleh karena itu, kita diingatkan oleh St. Paulus dari Salib agar kita tetap memelihara senjata keutamaan kongregasi, yaitu kesunyian lahir, batin dan ilahi.

Para saudaraku yang terkasih dalam Tuhan, semoga nasihat-nasihat suci St. Paulus dari salib ini mampu menyadarkan kita dalam menghargai dan menghayati kesunyian. Kesibukan-kesibukan yang disebabkan oleh tugas pekerjaan, dan tugas pelajaran sama sekali tidak menghalangi kita dalam mempraktekkan kesunyian lahir, batin dan ilahi karena kita dapat tetap tinggal dalam gurun roh kita, walaupun kita berada di tengah khalayak ramai duniawi yang tak menentu ini. Sebab dimana saja kita berada, apa saja yang kita lakukan atau kerjakan, kita harus tetap tinggal dalam kesunyian batin dan kesunyian ilahi. Dan semoga kesunyian lahir, batin, dan ilahi mampu menyadarkan kita betapa pentingnya nilai-nilai keutamaan para malaikat yang St. Paulus dari salib wariskan kepada kita. Dan semoga pintu keutamaan ilahi, yaitu Sengsara Yesus Kristus tetap terbuka bagi hidup kita, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang, baik di dunia yang fana ini, maupun di akhirat nanti.  Amin.

 

Salam Passio!

 

“SEMOGA SENGSARA YESUS SELALU HIDUP DI HATI KITA”

Leave a comment