Sepanjang lorong nan sepi dalam hidupku
Tersimpan sejuta duka dalam kalbu
Entahlah mengapa trus mengganggu
Menjadikan jiwa laksana termakan debu
Terus kulalui lorong itu
Melangkah kaki walaupun terasa kaku
Melewati kerikil-krikil kecil setajam paku
Tanpa rasa takut ataupun mengeluh
Rapuh...
Adakah jiwa telah membeku
Mungkinkah hati yang telah membatu
Ataukah hidupku kian tak menentu
Keruh...
Terasa sepuh layaknya sungai nan keruh
Dengan ombak yang hitam bak tercampur empedu
Sehingga mulut terasa kaku, mengucap doa pun tak lagi mampu
Duhai jiwa yang rapuh
Sampaikan pada hati dan kalbu
Ceritakan pada nurani dengan penuh syahdu
Bahwa kau penuh seribu bilur nian piluh