Hari demi hari, malam demi malam kulalui
Siang terasa gelap, menghantui jiwa ini
Malampun tidak menaburkan bintang yang abadi
Seakan lorong yang kulalui penuh duri
Tanpa lelah kumencoba tuk melangkah
Menapaki jalan, mencari celah
Ada bisikan mengatakan “Sudahlah menyerah!”
Namun, hati kecil menyarankan, “Kau harus tabah”.
Oh Tuhan, apa yang harus kulakukan?
Apakah aku harus memeramkan ingatan
Dalam kelamnya lembah penderitaan
Yang menuntutku untuk terus bertahan
Sekarang, awan kelam perlahan meninggalkanku
Hanya menyisakan setitik embun di dedaunan kalbu
Ratapan pedih dan dukapun lenyap ditelan waktu
Betapa bahagianya aku karena menemukan cahaya baru
Cahaya Suci itu kutemukan saat ku mengenal Biara
Ku genggam takkan kulepaskan sekalipun dalam duka
Bahkan sampai penjemputanku di surga atau neraka
Namun, inilah yang kutemukan yaitu bahagia
Sekarang aku mengerti perjalanan hidup yang ku jalani
Bagaikan fajar cerah merindukan pagi
Yang begitu indah dan sungguh berarti
Di dalam jubah hitam yang amat suci dan murni