DOA
Allah Bapa yang Maha Pengasih dan Penyayang
kami bersyukur atas sengsara, wafat serta kebangkitan putra-Mu
yang telah mengubah arti penderitaan dan kematian kami menjadi
sarana keselamatan serta penyilih atas dosa-dosa.
Bersama St. Paulus dari Salib hamba-Mu,
kami memuji dan memuliakan nama-Mu
sebab Engkau telah memilih dan memanggil kami untuk ambil bagian
dalam misteri keselamatan dengan menjadi pengikut Sang Tersalib.
Di bawah kaki salib Putra-Mu, kami mohon keberanian untuk selalu taat pada ajaran-Mu
dan mampu mengamalkan janji kaul ketaatan yang telah
kami ikrarkan di hadapan gereja dan sesama.
Berilah kami jiwa yang tangguh dalam memanggul salib-salib hidup kami sendiri
serta dengan rela memikul beban derita saudara-saudara kami.
Ya, Bapa, dalam terang kebesaran-Mu,
Kami mohon perbolehkan kami untuk ambil
bagian dalam sengsara Yesus yang menyelamatkan dan menguduskan itu.
Ajarilah kami untuk selalu berlaku taat dalam menjalani panggilan
dan keseharian hidup kami. Jauhkan kami dari segala bujukan setan
dan hawa nafsu yang dapat merusak serta menodai
janji ketaatan yang telah kami ikrarkan dalam hidup membiara.
sadarkanlah kami di kala kami berjalan dalam keegoisan dan ketamakan. Tuntunlah kami selalu pada jalan kebenaran sabda-Mu.
Bantulah kami agar mampu menjadi pengikut Sang Tersalib
yang selalu setia dan taat pada janji-janji yang telah kami ungkapkan sehingga boleh merasakan kebaikan hati-Mu yang tiada tara.
Pakailah diri kami dan semua yang kami miliki demi kemuliaan nama-Mu
dan keselamatan sesama.
Akhirnya, kami mohon
terimalah ya Bapa pujian dan sembah yang kami bawakan
dalam novena hari ini. Dengan pengantaraan Kristus Tuhan Juruselamat
kami yang hidup dan bertakhta bersama Engkau
dalam persatuan dengan Roh Kudus kini dan
sepanjang segala masa. Amin
RENUNGAN
Para konfrater yang terkasih dalam Kristus yang tersalib. Pada novena hari yang ke-2 ini kita diajak untuk bersama-sama merenungkan dan merefleksikan tentang ketaatan menurut St. Paulus dari salib bapa pendiri kita.
Sebelum masuk dalam refleksi ini ada 2 pertanyaan bagi kita semua:
1.Apakah kita taat kepada kehendak Allah dalam keseharian hidup kita?
- Apakah kita taat kepada pimpinan kita yakni Provinsial, para dewan kongregasi dan kepada superior biara yang di mana menurut regula, mereka adalah wakil-wakil Kristus yang harus kita taati?
Dua Pertanyaan ini hanya kita sendiri yang dapat jawabnya,dan mari kita renungkan apa yang kita taati selama ini dalam hidup kita, dalam satu komunitas dan terlebih dalam satu kongregasi.
Para konfrater yang terkasih dalam Kristus yang tersalib. St. Paulus dari Salib bapa pendiri kita dalam sejarah hidupnya dia sangat menjunjung tinggi nilai ketaatan dalam hidupnya, ini terbukti dalam ketaatan dirinya kepada kehendak Allah dalam mendirikan kongregasi pasionis yang mana didalamnya harus merenungkan dan menghayati sengsara Putra-Nya inilah ketaatan suci yang dia hidupkan dalam dirinya dan menerima apa yang Allah kehendaki untuk dilakukan. lebih dari itu, dirinya juga sungguh menghidupkan dan mendasarkan pada ketaatan Yesus sendiri kepada kehendak Bapa-Nya yang rela mati untuk menebus umat manusia dari dosa.
Para konfrater yang terkasih dalam Kristus yang tersalib. Sebagai manusia yang ingin hidup bebas tanpa ada sesuatu yang mengikat yang ingin berbuat itu dan berbuat ini itu adalah sesuatu hal yang wajar. Namun perlu kita ketahui, bahwa hidup terlalu bebas pun tidak menjamin suatu kebahagiaan, mungkin malah sebaliknya. Para konfrater yang terkasih kita yang telah menjawab panggilan Tuhan saat ini dan telah menjawab “ YA” atas panggilan hidup ini, terlebih sebagai pengikut St.Paulus dari salib, dalam mewartakan sabda salib bagi semua orang, kita sudah tahu akan segala kosekwensi yang harus kita jalani dan lewati yakni segala aturan yang mengatur setiap pribadi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi pribadi yang suci dalam hidup, yang akhirnya siap dan tanggap dalam melaksanakan kehendak Allah dalam karya yang akan kita lakukan. Banyak contoh yang bisa kita contohi dalam keseharian hidup kita yang di mana mereka sangat menanamkan ketaatan dalam hidup mereka yang pada akhirnya mereka telah menerima ganjaran yang pantas yakni digelari sebagai santo dan santa dalam gereja kita .
Taat berarti tunduk dan siap melaksanakan apa yang diperintahkan kepada diri untuk dilakukan dengan sepenuh hati dan keikhlasan serta tanpa adanya motif dan tujuan lain di balik kesemuanya itu selain ketulusan hati. Ketaatan diri kepada keputusan dari para wakil-wakil Kristus menjadikan diri pribadi yang peka akan apa yang Tuhan mau dari diri kita lakukan dan laksanakan tanpa melihat apa yang terjadi. Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka,sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu,sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira,bukan dengan keluh kesah,sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu( Ibr 13:17). Dengan ketaatan ini menghasilkan buah yang sungguh tidak ternilai harganya dan tak dapat dibeli dengan apa pun. serta lahirlah dalam diri, sikap rendah hati yang tulus tanpa adanya sikap munafik yang menipu diri sendiri dan orang lain dan akhirnya menghasilkan buah manis dalam hidup bersama dalam satu komunitas dan dalam satu kongregasi. St.Paulus dari salib mengatakan kepada kita, dengan menjalankan ketaatan dengan penuh kesungguhan kita menjadi pribadi yang rendah hati yang dimana tidak akan ada yang dapat meruntuhkannya bagaikan sebuah bangunan yang di bangun atas dasar batu karang yang kuat. Lebih dari itu kita akan memampakan kesederhaan dalam hidup yang terpancar dalam sikap dan tindakan kita dalam kebersamaan yang saling mengasihi dalam Tuhan. dengan taat, kita hidup bebas dari kesalahan. Dia juga mengatakan ketaatan adalah obat dan dokter dari kebimbangan rohani,tanpa ketaatan tidak mungkin kamu dapat sembuh dari penyakit kebimbangan rohanimu.
Para konfrater yang terkasih dalam Kristus yang tersalib taat, selalu akan membawa kemenangan. Dengan taat kita akan merasa damai dan tenang. Taatlah, taatlah dan tanpa membawa banyak alasan.
Dengan ketaatan yang tertanam dan tumbuh dalam diri, harus kita siram dan rawat dengan sikap dan tindak tanduk kita agar tetap hidup bertumbuh subur yang akhirnya memberikan kekuatan kepada diri dalam menjalani setiap tantangan dan rintangan yang menghadang di depan, dan memberikan jaminan keberhasilan dalam karya yang kita lakukan bagi kebaikan hidup bersama, serta kita mampu melihat bahwa ketaatan itu adalah batu penjuru bangunan rohani yang menjadikan diri menjadi suci dalam segala perbuatan.
Para konfrater yang terkasih dalam Kristus yang tersalib. Dengan diri taat dalam apa yang diberikan atau yang diperintahkan kepada kita untuk dilakukan, kita telah menyatukan diri dengan kesatuan lebih teguh kepada kehendak Ilahi yang dikuasai oleh kekuatan roh kudus yang bekerja dalam diri kita. St. Paulus dari salib mengatakan kepada kita hendaklah kita persembahkanlah kehendakmu selalu pada Tuhan maka akan mendapatkan kebahagian yang tidak terhingga dan taatlah dalam kesucian karena membawa kedamaian dan ketenangan kepada sanubari serta membawa damai dan kelemah lembutan.
Menutup dari refleksi ini mari kita bersama-sama menanamkan ketaatan dalam diri kita masing-masing seperti rusa mendambakan mata air,demikian kita harus mendambakan ketaatan agar kehendak dan keegoan kita dipatahkan demi karya Ilahi. Lebih dari itu mari belajar dari Yesus sendiri yang sungguh taat kepada kehendak Bapa yang tanpa mengungkapkan kata sedikit pun dan melaksanakan semua yang di tugas kan Bapa kepada dia.
Taatlah penuh hormat dengan cinta kasih dan kesungguhan. Ini akan menghasilkan buah yang manis dalam hidup bersama dan bagi diri sendiri. Taat dan diam,sungguh mulia keutamaan ini. Bacaan dari Filipi 2:5-11.
Salam Passio!
“SEMOGA SENGSARA YESUS SELALU HIDUP DI HATI KITA”