Saudara dan Saudariku terkasih,
Selamat Natal!
“Hari ini Gereja sekali lagi mengalami kekaguman Perawan Maria, Santo Joseph dan para gembala dari Betlehem, saat merenungkan anak yang baru lahir yang diletakkan di dalam palungan: Yesus, Sang Juruselamat.”
Pada hari penuh cahaya ini, seruan kenabian kembali bergema: “Seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita. Lambang pemerintahan ada di atas bahu-Nya, dan nama-Nya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Yesaya 9: 6).
Kekuatan anak ini, Anak Allah dan Anak Maria, bukan kekuatan dunia ini, yang berdasarkan kekuasaan dan kekayaan; kekuatan-Nya adalah cinta. Itulah kekuatan yang menciptakan langit dan bumi, yang memberikan kehidupan kepada semua ciptaan: mineral-mineral, tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang; itulah kekuatan yang menarik pria dan wanita, dan membuat mereka satu daging, satu eksistensi yang tunggal; itulah kekuatan yang memberi kelahiran baru, yang mengampuni kesalahan, yang mendamaikan musuh-musuh dan yang mengubah yang jahat menjadi yang baik. Itulah kekuatan Allah, Kekuatan cinta ini menyebabkan Yesus Kristus melucuti dirinya dari kemuliaan-Nya dan menjadi manusia; kekuatan itu menyebabkan Dia memberikan hidup-Nya di kayu salib dan bangkit dari antara orang mati. Itulah kekuatan pelayanan, yang membuka hadirnya Kerajaan Allah, kerajaan keadilan dan perdamaian di dunia kita.”
Karena alasan ini, kelahiran Yesus diiringi lagu para malaikat seperti yang mereka wartakan: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya!”(Luk 2:14).
Hari ini, pesan ini berkumandang sampai ke ujung bumi untuk mencapai semua orang, terutama mereka yang terluka oleh perang dan konflik berat yang tampaknya lebih kuat daripada kerinduan untuk perdamaian.
Damai bagi pria dan wanita yang dilanda peperangan di Suriah, di mana begitu banyak darah telah tertumpah. terutama di kota Aleppo, tempat pertempuran paling mengerikan dalam beberapa pekan terakhir, hal ini amat mendesak bahwa bantuan dan dukungan harus terjamin untuk rakyat sipil yang menderita, dengan menghormati hukum kemanusiaan. Sudah saatnya senjata untuk ditinggalkan selamanya, dan masyarakat internasional secara aktif mencari solusi melalui negosiasi, sehingga keberadaan rakyat sipil dapat dipulihkan di negara ini.
Damai bagi wanita dan pria di Tanah Suci tercinta, tanah yang dipilih dan dicintai Allah. Semoga Israel dan Palestina memiliki keberanian dan tekad untuk menulis halaman baru dalam sejarah, di mana kebencian dan balas dendam memberi jalan kepada keinginan untuk bersama-sama membangun masa depan dengan saling pengertian dan harmoni. Semoga Irak, Libya dan Yaman - di mana rakyat menderita akibat perang dan kebrutalan terorisme - dapat sekali lagi menemukan kesatuan dan kerukunan.
Damai bagi pria dan wanita di berbagai tempat di Afrika, terutama di Nigeria, di mana terorisme fundamentalis mengeksploitasi anak-anak bahkan untuk melakukan kejahatan dan membunuh. Damai di Sudan Selatan dan Republik Demokratik Kongo, sehingga perpecahan dipulihkan dan semua orang yang berkehendak baik dapat berusaha mengambil langkah maju dan berbagi, lebih memilih budaya dialog dari pada pola pikir konflik.
Damai bagi wanita dan pria yang sampai hari ini menderita akibat konflik di Ukraina Timur, di mana ada kebutuhan mendesak akan kepentingan bersama untuk membawa bantuan bagi penduduk sipil dan untuk mewujudkan komitmen yang telah disepakati.
Kita mohon kedamaian bagi rakyat tercinta di Kolombia, yang berusaha untuk memulai jalur baru dan langkah berani untu dialog dan rekonsiliasi. Semoga keberanian seperti itu juga memotivasi negara tercinta Venezuela untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan dalam mengakhiri ketegangan saat ini, dan bersama-sama membangun masa depan penuh harapan bagi seluruh masyarakat.
Damai bagi semua orang yang, di berbagai daerah yang berbeda, yang merasakan penderitaan abadi akibat tindakan ketidakadilan yang berkepanjangan. Semoga Myanmar memperkuat upaya untuk mempromosikan hidup berdampingan secara damai dan, dengan bantuan dari masyarakat internasional, memberikan perlindungan yang dibutuhkan dan bantuan kemanusiaan kepada semua orang yang sungguh dan sangat membutuhkan hal itu. Semoga semenanjung Korea berusaha mengatasi ketegangan yang sedang terjadi dengan semangat kerjasama baru.
Damai bagi mereka yang kehilangan orang-orang terkasih akibat tindakan brutal terorisme, dan bagi mereka yang menaburkan ketakutan dan kematian ke dalam hati begitu banyak negara dan kota.
Damai – bukan sekedar kata, tapi perdamaian nyata dan konkret – bagi saudara-saudari kita yang dibuang dan ditinggalkan, bagi yang menderita kelaparan dan semua korban kekerasan. Damai bagi orang-orang buangan, migran dan pengungsi, bagi semua orang yang pada saat ini menjadi korban perdagangan manusia. Damai bagi orang-orang yang menderita karena ambisi ekonomi dari beberapa orang, karena ketamakan dan penyembahan berhala terhadap uang, yang mengarah pada perbudakan. Damai bagi mereka yang terkena dampak kerusuhan sosial dan ekonomi, dan bagi mereka yang menderita akibat gempa bumi atau bencana alam.
Damai bagi anak-anak, teristimewa hari ini saat Allah menjadi seorang anak, khususnya semua anak yang kebahagiaan masa kanak-kanaknya dirampas karena kelaparan, perang atau keegoisan orang dewasa.
“Damai di bumi bagi pria dan wanita yang berkehendak baik, yang setiap hari bekerja dengan tenang dan sabar, dalam keluarga-keluarga mereka dan dalam masyarakat, untuk membangun dunia yang lebih manusiawi dan adil, ditopang oleh keyakinan bahwa hanya dengan perdamaian ada kemungkinan bagi masa depan yang lebih sejahtera bagi semua.
Saudara-saudariku terkasih,
“Seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan kepada kita” yakni “Raja Damai”. Marilah kita menyambut Dia!
(setelah berkat)
Kepadamu semua saudara dan saudariku tercinta, yang berkumpul di lapangan ini dari berbagai penjuru dunia, dan kepada mereka di berbagai Negara yang terhubung bersama kita melalui radio, televise dan alat komunikasi lainnya, saya menyampakian salamku.
Pada hari sukacita ini, kita semua dipanggil untuk merenungkan Anak Yesus, yang sekali lagi memberikan harapan kepada setiap orang di muka bumi. Oleh kasih karunia-Nya, marilah kita dengan suara dan tindakan kita memberikan kesaksian solidaritas dan damai. Selamat Natal semuanya!
___________________________________________________________________
Pope Francis’ 2016 Christmas Message “Urbi et Orbi”
Dear Brothers and Sisters, Happy Christmas!
Today the Church once again experiences the wonder of the Blessed Virgin Mary, Saint Joseph and the shepherds of Bethlehem, as they contemplate the newborn Child laid in a manger: Jesus, the Savior.
On this day full of light, the prophetic proclamation resounds:
“For to us a child is born,
To us a son is given.
And the government will be upon his shoulder;
and his name will be called
“Wonderful Counsellor, Mighty God,
Everlasting Father, Prince of Peace.” (Is 9:6)
The power of this Child, Son of God and Son of Mary, is not the power of this world, based on might and wealth; it is the power of love. It is the power which created the heavens and the earth, which gives life to all creation: to minerals, plants and animals; it is the force which attracts man and woman, and makes them one flesh, one single existence; it is the power which gives new birth, pardons faults, reconciles enemies, and transforms evil into good. It is the power of God. This power of love led Jesus Christ to strip himself of his glory and become man; it led him to give his life on the cross and to rise from the dead. It is the power of service, which inaugurates in our world the Kingdom of God, a kingdom of justice and peace.
For this reason, the birth of Jesus was accompanied by the angels’ song as they proclaimed:
“Glory to God in the highest,
And on earth peace among men with whom he is pleased!” (Lk 2:14).
Today this message goes out to the ends of the earth to reach all peoples, especially those scarred by war and harsh conflicts that seem stronger than the yearning for peace.
Peace to men and women in the war-torn land of Syria, where far too much blood has been spilled. Above all in the city of Aleppo, site of the most awful battles in recent weeks, it is most urgent that assistance and support be guaranteed to the exhausted civil populace, with respect for humanitarian law. It is time for weapons to be still forever, and the international community to actively seek a negotiated solution, so that civil coexistence can be restored in the country.
Peace to women and men of the beloved Holy Land, the land chosen and favored by God. May Israelis and Palestinians have the courage and the determination to write a new page of history, where hate and revenge give way to the will to build together a future of mutual understanding and harmony. May Iraq, Libya and Yemen – where their peoples suffer war and the brutality of terrorism – be able once again to find unity and concord.
Peace to the men and women in various parts of Africa, especially in Nigeria, where fundamentalist terrorism exploits even children in order to perpetrate horror and death. Peace in South Sudan and the Democratic Republic of the Congo, so that divisions may be healed and all people of good will may strive to undertake the path of development and sharing, preferring the culture of dialogue to the mindset of conflict.
Peace to women and men who to this day suffer the consequences of the conflict in Eastern Ukraine, where there is urgent need for a common desire to bring relief to the civil population and to put into practice the commitments which have been assumed.
We implore harmony for the dear people of Colombia, which seeks to embark on a new and courageous path of dialogue and reconciliation. May such courage also motivate the beloved country of Venezuela to undertake the necessary steps to put an end to current tensions, and build together a future of hope for the whole population.
Peace to all who, in different areas, are enduring sufferings due to constant dangers and persistent injustice. May Myanmar consolidate its efforts to promote peaceful coexistence and, with the assistance of the international community, provide necessary protection and humanitarian assistance to all those who gravely and urgently need it. May the Korean peninsula see the tensions it is experiencing overcome in a renewed spirit of cooperation.
Peace to those who have lost a person dear to them as a result of brutal acts of terrorism, and to those who have sown fear and death into the hearts of so many countries and cities.
Peace – not merely the word, but a real and concrete peace – to our abandoned and excluded brothers and sisters, to those who suffer hunger and to all the victims of violence. Peace to exiles, migrants and refugees, to all those who in our day are subject to human trafficking. Peace to the peoples who suffer because of the economic ambitions of the few, because of the sheer greed and the idolatry of money, which leads to slavery. Peace to those affected by social and economic unrest, and to those who endure the consequences of earthquakes or other natural catastrophes.
Peace to the children, on this special day on which God became a child, above all those deprived of the joys of childhood because of hunger, wars or the selfishness of adults.
Peace on earth to men and women of goodwill, who work quietly and patiently each day, in their families and in society, to build a more humane and just world, sustained by the conviction that only with peace is there the possibility of a more prosperous future for all.
Dear brothers and sisters,
“For to us a child is born, to us a son is given”: he is the “Prince of peace”. Let us welcome him!
[after the Blessing]
To you, dear brothers and sisters, who have gathered in this Square from every part of the world, and to those in various countries who are linked to us by radio, television and other means of communication, I offer my greeting.
On this day of joy, we are all called to contemplate the Child Jesus, who gives hope once again to every person on the face of the earth. By his grace, let us with our voices and our actions give witness to solidarity and peace. Merry Christmas to all!
Sumber : Aleteia.org