Rela Berbagi Berkat

  • Belajar dari Kisah Orang Kaya dan Lazarus
Author | Minggu, 24 Maret 2019 22:14 | Dibaca : : 2823
Ilustrasi Ilustrasi

Teks Kitab Suci Lukas 16:19-31

Injil hari ini adalah kisah tentang Lazarus dan orang kaya. Ini adalah salah satu kisah dalam Kitab Suci yang sangat terkenal dan akrab dengan kehidupan kita.

Inti kisah ini adalah tentang mereka yang memiliki banyak dan mereka yang memiliki sedikit atau bahkan yang tidak punya ‘apa-apa’, tentang orang-orang yang diabaikan oleh orang lain, tentang mengetahui bahwa adalah kehendak Tuhan agar tidak ada yang lapar di hari ini, tentang bagaimana kita memenuhi kehendak Tuhan untuk memberi makan kepada mereka yang lapar.

Apa yang bisa dilakukan satu orang? Kita tidak secara individu menyebabkan masalah kelaparan di dunia ini. Jika kita tidak membuang kelebihan makanan saat makan malam, orang miskin tidak akan kelaparan pagi ini.

“Orang-orang miskin selalu ada padamu” adalah kata-kata yang pernah Yesus ucapkan (Matius 26:11) untuk menggugah kepedulian kita. Di antara mereka ada yang berteriak atau bersuara meminta pertolongan kita, sebagain lain malu, takut atau tak mampu untuk bersuara. Gerakan kecil di tubuh mereka bisa mengingatkan kita akan rasa sakit orang-orang miskin. Mungkin sebagian dari kita akan berkata bahwa mereka miskin karena mereka malas atau karena hal-hal lain. Yesus mengajarkan kita untuk tidak boleh menghakimi sesama kita (Matius 7:1). Yang harus kita lakukan jika kita benar-benar murid-Nya adalah berbagi dengan orang-orang lapar dan memperlakukan mereka secara bermartabat. Ini membantu kita merasakan perasaan mereka. Tanpa itu kita bisa melewatinya, dan anjing-anjing itu bisa lebih ramah kepada Lazarus daripada banyak dari bangsanya sendiri.

Kita tidak membutuhkan seorang pun kembali dari kematian untuk mengingatkan kita. Kita memiliki Yesus, dan orang-orang miskin selalu ada di depan ‘pintu’ kita. Orang-orang miskin baik dengan bersuara maupun dalam diam yang meminta bantuan kita di sini dan di tempat lain adalah seruan Yesus di dunia. Ini adalah panggilan kita bersama, terutama pada masa Prapaskah ini.

+Doa

Tuhan, berilah kami makanan pada hari ini, dan semoga kami dapat membantu-Mu melakukan ini kepada sesama kami. Amin.

 Salam Passio!!!

“Semoga Sengsara Yesus Kristus Selalu Hidup di Hati Kita”

P.Avensius Rosis,CP

Ditahbiskan menjadi imam dalam Kongregasi Pasionis pada 18 Agustus 2009 di Gereja Katedral Jakarta. Februari 2016 - Juli 2017 berada di Melbourne, Australia. Sekarang bertugas mendampingi para Novis Pasionis di Biara Santo Gabriel dari Bunda Berdukacita, Batu, Malang. | Profil Selengkapnya

www.gemapasionis.org | Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Leave a comment