Tetesan Embun dari Telaga Sarangan

  • Oleh: P. Heribertus Ferry Monatolas, CP
Author | Kamis, 07 November 2019 13:47 | Dibaca : : 2570
Tetesan Embun dari Telaga Sarangan

Meskipun sudah memasuki pemungkas tahun 2019, semangat para laskar salib, yakni para Pasionis Regio Jawa tak mengurangi niat mendaki gunung Lawu, menyusuri bukit Sarangan menuju Domus Mariae untuk melepas dahaga rohani dengan mereguk secawan dua jamuan piala spiritual yang telah disiapkan Rm. Antonius Sad Budianto, CM dalam retret tahunan kali ini.

Tema: "Berada di Kaki Salib Yesus Bersama Bunda Maria sebagai Model dalam Penghayatan Spiritualitas Pasionis Dewasa Ini" diangkat untuk mereview kembali jejak-jejak langkah menanggapi panggilan Allah menyusuri kota Yerusalem menuju Golgota demi meraih Mahkota Mulia.

Didukung suasana sunyi dan silentium Magnum, hawa sejuk, serta pemandangan indah telaga Sarangan, retret yang diawali dengan Misa Kudus hening seakan menenggelamkan peserta ke pusaran laut cinta kasih Ilahi. Kenangan carita cinta Paulus dari Salib akan pesona kontemplasi di Biara pertama Monte Argentario pun menggugat asa untuk tak berhenti melangkah mengikuti panggilan nurani menjadi abdi Sang Abadi sebagai Pasionis sejati.

Sessi demi sessi diikuti, batin digugah, mata dibuka, hati pun dikobarkan untuk menyambut suara kasih Ilahi yang memanggil keluar dari cangkang belenggu kehidupan bergegas meraih uluran pertolongan Tuhan menuju keselamatan. Melalui sharing, permenungan dan pengajaran, para peserta retret diajak belajar dari Bunda Maria untuk menemukan tonggak-tonggak keselamatan melalui pergulatan hidup, pengalaman pahit dan juga kenangan manis yang dialami.

Pengalaman akan kasih Allah yang terlebih dahulu mencintai kitalah menurut Rm. Sad, sapaan akrab Rm. Antonius Sad Budianto, CM yang harus menggerakkan kita untuk menghayati kaul dan panggilan hidup kita. Dengan kesadaran ini maka pengikraran kaul sesungguhnya bukan sekedar janji publik untuk hidup menurut nasihat Injil, tetapi terlebih sebuah tanggapan positif dari sebuah pengalaman dikasihi oleh Tuhan. Karena itu komitmen untuk terus meniti panggilan pun tidak semata menjadi konsekuensi janji atau kaul yang dikumandangkan, tetapi sebagai suatu keputusan sadar  untuk mengikuti Yesus dan misi-Nya melalui spiritualitas tarekat yang dipilih.

 

Salam Passio!

 

"Semoga Sengsara Yesus Kristus Selalu Hidup di Hati Kita"

P.Avensius Rosis,CP

Ditahbiskan menjadi imam dalam Kongregasi Pasionis pada 18 Agustus 2009 di Gereja Katedral Jakarta. Februari 2016 - Juli 2017 berada di Melbourne, Australia. Sekarang bertugas mendampingi para Novis Pasionis di Biara Santo Gabriel dari Bunda Berdukacita, Batu, Malang. | Profil Selengkapnya

www.gemapasionis.org | Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Leave a comment