Di Getsemani ....... tinggal dihibur siulan pilu,
jangkrik-jangkrik di rumput basah.
Mungkin mereka juga tahu Kau sedang gundah
Bergolak dengan diri dan kehendak Bapa
Dan seorang Penyair melukis :
“ Wajah-Mu laksana langit di gurun pasir, bertaburan bintang.
Bibir-Mu terasa panas seperti tangan bayi yang sedang demam “
Kini Kau sendiri,
setelah Kau mengarungi gelombang hati manusia
dan mengenal lekak-lekuk jalan batin mereka.
Kau tahu ... sebentar lagi sebelum malam berlalu
dan fajar hari baru merekah,
Petrus Sang Batu Karang jadi rapuh,
Menyangkal-Mu saat jago berkokok.
Di Getsemani ........
di bawah harum pohon zaitun, Kau berdoa :
“ Ya Abba, Ya Bapa ....
Tiada yang mustahil bagi-Mu,
biarlah piala ini lalu dari padaKu
tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan
Kehendak-Mulah yang terjadi ....”
Salam Passio!