Pengantar Ke Bagian I
Bagian I
1 (a)
Aku tak pernah berkata malam itu gulita.
Selalu ada bintang di segala arah mata.
Rona purnama di langit biru mempercantik suasana.
Nyanyian jangkrik, liukkan ilalang, desiran angin malam dan tarian kunang-kunang beradu dendang dalam orkestra malam.
Aku juga tak pernah meragu tentang damainya malam.
Meski sang malam selalu membawaku ke peziarahan dunia tak terselami.
Saat ragaku ternyenyak pulas, jiwaku terjaga ke pelancongan wisata malam.
Tak lupa selalu kubawa bekal doa dan kata semoga.
1 (b)
Memang indah nian malam yang melelapkan nubari para insan.
Namun, bila sang malam hanya sang malam tanpa teman.
Tanpa ada pawai dari penghuni malam yang menebarkan aroma persahabatan.
Tanpa ditemani indahnya sinar bintang dan terang rembulan, apa yang kau rasa kawan?
Malam tanpa penghuni malam bak raga tanpa jiwa, bak syair tanpa sajak, bak bunga tanpa kelopak, bak siang tanpa mentari.
Bagaimana bisa malam hanya sendiri, tak ada mimpi, tak ada bunyi, seperti mati?
Malam tak boleh sendiri, harus ditemani.
Malam tak boleh hampa, harus diisi, dihiasi bak pelangi sehabis hujan warnai senja di ujung hari.
1(c)
Dan begitulah wahai saudara.
Akan selalu sepi dunia bila tanpa warna.
Kita hidup dalam rumah bersama.
Maka mari hiasi malam-malam Pasionis kita dengan gemerlap cahayamu, desis bunyi laguku serta riuh tawa bersama agar tak ada lagi kata mereka.
Benarlah apa yang dikata.
Malam tak akan hidup tanpa aneka suara dan cahaya.
Bersama bukan berarti sama.
Kita Pasionis, kita bhineka, kita diperkaya, kita satu jua.
***
Pengantar Ke Bagian II
2 (a)
Riuhan gelak tawa menghiasi istana duka,
Derapan tarian tapak menggilas lara nestapa.
Kita insan sengsara raga, namun elok rupa jiwa.
Demi Sang Tersalib, lenyap senyap raga derita.
Kawan, walau dulu Kutak tahu di mana liang sarangmu.
Tapi kini kudengar nyanyian hatimu lantang merdu nan syahdu.
Hanya waktu bertapak, kita berlabuh di telaga biru,
Mengukir indah harapan kalbu untuk berpadu, menyatu, bersatu…selalu…
2 (b)
Kita Pasionis, menyimpan indah berlaksa
warna kemilau cahaya,Kita berbeda, ya itu hanya secuil rasa.
Ceria kita harus terus mempesona bagai pelangi di cakrawala mata.
Bhinneka Tunggal Ikka, kita Pasionis, kita berbeda, kita tetap satu jua.
Kala badai menghantam garang, keras, terjang,
Gundukan buih memuntah belerang, meluap tak terbilang.
Kita para malaikat abdi sengsara terang,
Berjalan riang di ladang duri luas terbentang.
2 (c)
Banyak pedang berkawan duri,
Menembus lawang berkarib cemeti.
Jangan takut bila hati berpadu abadi.
Dentingan waktu kan menggilas terik di siang hari.
Berhembus angin menyapa buritan kembara.
Riakkan gelombang, mengundang camar menari indah berpadu jiwa.
Jangan ragu-ragu, apalagi malu-malu.
Kita bhinneka, kita Pasionis, kita indah, asal hati tak boleh lelah ‘tuk berpadu.
***
Pengantar Adegan III
Bagian III
3 (a)
Batu karang itu tempatku berpijak jadi kenangan
Saat gelombang cinta membawaku pada kenyataan
Aku terbuai lena dalam lembutnya hanyutan arus panggilan
Aku terlelap dalam hangatnya bungkusan selimut lautan iman.
Kini…aku terapung, melayang dan tenggelam dalam rayuan surgawi
Ombak dahsyat yang mengguncangkan hatiku telah berlalu…pergi
Terumbu karang nan indah yang kerap menggodaku di senja hari
Tinggal cerita pengantar tidur dalam catatan buku harian memori.
3 (b)
Ia Yang di atas sana, Yang sesungguhnya ada di hati ini
Memanggilku lembut dalam kesunyian batin
Menuntunku ramah dalam nyanyian kasih abadi
Membawaku jauh dalam kerinduan ‘tuk menjadi insan sejati.
Ia mengundangku menikmati perjamuan malam terakhir.
Untuk menatap jauh bahwa getsemani bukanlah takdir.
Untuk menikmati bahwa Golgota hanyalah lukisan di atas pasir.
Karena sinar kemenangan, dan cahaya kebangkitan akan pasti terlahir.
3 (c)
Pasionis adalah himpunan berbeda latar belakang.
Namun bukan kumpulan insan-insan terbelakang.
Aku siap maju dan memasuki gelanggang.
Karena perbedaan adalah tantangan sekaligus peluang.
Flores , Dayak, Batak, Tionghoa dan juga Jawa.
Kita Bhineka, kita Pasionis, kita Indonesia.
Kita di sini untuk karya dengan misi yang sama
Jangan takut akan gelapnya malam atau redupnya senja.
***
Pengantar Ke Bagian IV
4 (a)
Di tengah hingar bingarnya dunia
Tersadar bahwa semuanya bermuara pada kata sementara.
Ingin sekali menyandungkan kaki ke batu.
Agar lebih tahu bahwa semuanya tidak menentu.
4 (b)
Sempat bertanya-tanya ketika menoleh ke belakang.
Karena perasaan heran terus tergiang.
Dalam kepalaku tiba-tiba ada yang datang menantang.
Namun, bersama desiran angin aku maju, berjuang, menerjang.
4 (c)
Mari bulatkan tekad dan teguhkan hati.
Bersama berpacu dalam derap langkah sejati.
Biarkan keindahan hari ini bertumbuh abadi.
Meneguhkan iman, harapan dan kasih demi ciptakan damai.
4 (d)
Perbedaan akan terus jadi kenyataan yang tak pernah bisa dihindari.
Jangan beri kesempatan kepada ragu untuk mengecilkan hati.
Perbedaan adalah panorama bak pelangi di senja hari.
Yang menuntun kita pada indahnya kilauan lembut fajar di pagi hari.
4 (e)
Mari bersama ayunkan langkah pasti.
Buat hidup kita jadi makin berarti.
Nikmati rahmat yang mengalir di setiap hari.
Bersyukurlah kepada Sang Khalik yang tak pernah ingkar janji.
4 (f)
Mari perjuangkan misi kita bersama.
Ciptakan bumi jadi indah mempesona.
Wujudkan Pasionis jadi keluarga sejahtera
Bagai indahnya gemerlap taman surga.
4 (g)
Dengan semangat St. Paulus dari Salib, Kristus tersalib selamanya kita wartakan.
Berbekalkan teladan St. Gabriel dari Bunda Berdukacita, Maria berduka selalu kita renungkan.
Mari terus setia mengabdi Tuhan dalam pasang dan surutnya jalan panggilan.
Demi tercipta dunia baru, damai, indah dan aman.
4 (h)
Kita sadar di depan ada banyak tantangan.
Namun, yakinlah bahwa itu bukanlah halangan.
Ketika kita masih bersama memadu cinta dalam eratnya gandengan tangan.
Percayalah semuanya akan baik-baik saja dan menyenangkan.
4 (i)
Pasionis telah membawa kita sejauh ini untuk mengerti.
Bahwa perbedaan adalah harta bernilai sejati.
Mari kita padukan cinta suci di hati.
Untuk merawat mutiara indah yang bernilai abadi.
4 (j)
Akhirnya, mari kita samakan rasa
Mulai hari ini dan untuk selamanya
Biarkan Pasionis bergema dan kita selalu bersama
Biarkan kisah indah cinta kita terpatri indah sampai menutup mata.
Penutup