Ketika aku melihat-Mu, terpaku tak berdaya di kayu salib,
aku dihadapkan pada kejahatan dari dosa-dosaku.
Ketika aku melihat-Mu, ditinggalkan oleh manusia,
aku hanya ingin bernyanyi untuk-Mu dengan cara terbaik yang aku bisa:
Aku mencintai-Mu, Yesus.
Aku sangat mencintai-Mu.
Tetaplah bersamaku, Yesus.
Jangan tinggalkan aku.
Aku ingin mencintai-Mu sampai hari di mana aku menutup waktuku.
Ketika aku melihat-Mu, tergantung lemah di kayu salib,
aku menatap wajah-Mu, bagai melihat wajah sahabatku.
Ketika aku melihat-Mu, ditinggalkan oleh manusia,
hatiku bagai diiris sembilu, dan aku hanya bisa bernyanyi untuk-Mu dengan cara terbaik yang aku bisa:
Aku mencintai-Mu, Yesus.
Aku sangat mencintai-Mu.
Tetaplah bersamaku, Yesus.
Jangan tinggalkan aku.
Aku ingin mencintai-Mu sampai hari di mana aku menutup waktuku.
Ketika aku melihat-Mu, kesakitan di kayu salib,
Aku terdiam, dengan hanya air mata mengalir di wajahku.
Ketikaku melihat-Mu, dihina oleh manusia,
aku merasakan cinta-Mu di dalam diriku, dan aku hanya bisa bernyanyi untuk-Mu dengan cara terbaik yang aku bisa:
Aku mencintai-Mu, Yesus.
Aku sangat mencintai-Mu.
Tetaplah bersamaku, Yesus.
Jangan tinggalkan aku.
Aku ingin mencintai-Mu sampai hari di mana aku menutup waktuku.
Salam Pasio!