RENUNGAN HARI MINGGU PRAPASKAH KE-IV

Author Fr. Deomedes Alex, CP | Selasa, 16 Maret 2021 20:52 | Dibaca : : 2783
RENUNGAN HARI MINGGU PRAPASKAH KE-IV

Bacaan I                         : 2 Tawarikh. 36:14-17a. 19-23.

Mazmur Tanggapan        : 137:1-2.3.4-5.6.

Bacaan II                        : Efesus. 2:4-10.

Bacaan Injil                     : Yohanes. 3:14-21.

 

RENUNGAN

 

Saudara dan saudariku yang terkasih dalam Kristus,

Masa Prapaskah adalah masa yang penuh rahmat, masa yang mengundang kita untuk merefleksikan kembali hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Masa di mana kita memiliki kesempatan  menjalani dengan lebih tekun hidup doa, puasa dan berbuat kasih bagi sesama.

 

Saudara dan saudariku yang terkasih dalam Kristus,

Bacaan pertama hari ini menekankan tentang murka dan kerahiman Allah. Murka Allah yang menyala-nyala itu dinyatakan lewat pembuangan umat Israel karena tidak setia melaksanakan firman Allah, bahkan mengejek dan mengolok-olok para utusan Allah yakni para nabi. Namun, murka Allah ini harus dimengerti sebagai didikan Allah atas umat-Nya. Didikan yang mengundang mereka untuk menyadari kesalahan dan memperbaharui hidup. Murka Allah yang adalah didikan itu berjalan bersama kasih-Nya yang teramat besar kepada umat Israel. Allah menyatakan kerahiman dan belas kasihan-Nya lewat pembebasan yaitu melalui Koresh raja Persia. Maksud dan tujuan Allah jelas, yakni agar genaplah firman yang diucapkan oleh nabi Yeremia mengenai Israel yang dipulihkan kembali melalui simbol pembangunan rumah bagi Allah di Yerusalem.

 

Saudara dan saudariku yang terkasih dalam Kristus,

Bacaan kedua memberi kita didikan bahwa kematian menimpa manusia sebagai akibat dari kesalahan yang dilakukan oleh umat manusia. Namun, kematian bukanlah akhir. Kasih karunia Allah yang begitu besar akan mengalir dengan cuma-cuma untuk menyelamatkan dan  membebaskan kita setelah kematian. Kesalahan yang dimaksudkan oleh rasul Paulus dalam suratnya adalah dosa, kelalaian, kemalasan dan kedegilan yang kerap kita lakukan, baik secara sadar maupun tidak sadar. Namun, Allah yang kaya akan rahmat pengampunan tidak pernah membiarkan umat-Nya bergulat dengan kematian yang membawa kepada kebinasaan.

Berkat dorongan rahmat pengampunan itu Allah yang maha pengasih akan menghidupkan dan membangkitkan kita bersama dengan Yesus Kristus putra-Nya. Dengan demikian keselamatan yang membawa kepada kebangkitan dan kehidupan yang kita terima bukanlah semata-mata hasil dari usaha dan kerja keras kita melainkan atas pemberian Allah yang kaya akan rahmat belas kasih. Rasul Paulus mengingatkan kita supaya kita jangan pernah sombong dan memegahkan diri atas rahmat yang telah kita terima secara cuma-cuma itu. Kita harus sadar bahwa kita ini adalah buatan Allah dan diciptakan pula dalam diri putera-Nya Kristus Yesus. Tujuan hidup kita adalah bersama Kristus agar kita tetap dalam keadaan hidup, baik jasmani maupun rohani dan dapat melakukan perbuatan-perbuatan baik dalam keseharian kita.

 

Saudara dan saudariku yang terkasih dalam Kristus,

Injil hari ini berbicara mengenai pembebasan dan keselamatan dunia melalui Yesus Kristus yang rela menderita dan ditinggikan di Kayu Salib. Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus Yesus mengatakan naas yang berbunyi “Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga anak manusia ditinggikan supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.”

 

Kata-kata ini menegaskan bahwa jalan salib adalah jalan pilihan Allah yang membawa kita kepada pembebasan. Bersama Nikodemus dalam kisah Injil hari ini, kita diundang untuk membangun kesadaran baru dalam memahami kehendak dan rencana Allah untuk hidup kita. Selanjutnya kita diundang melalui dialog Yesus dengan Nikodemus ini untuk memperkuat kepercayaan kita akan Allah yang mengasihi kita tanpa batas. Kepercayaan kita tentu saja tidak hanya sekedar kata-kata, janji-janji dan perasaan atau pikiran belaka, namun lebih kepada cara hidup orang kristiani. Tanpa adanya kepercayaan yang diungkapkan dengan tindakan nyata, kita tidak akan pernah mengalami serta merasakan pembebasan dan keselamatan yang membawa kita kepada kehidupan.

 

Saudara dan saudariku yang terkasih dalam Kristus,

Kepercayaan akan karya keselamatan dan pembebasan seperti yang Yesus sampaikan kepada Nikodemus, merupakan bentuk partisipasi kita akan sengsara dan wafat-Nya di kayu Salib. Nikodemus telah turut ambil bagian dalam peristiwa sengsara dan wafat Yesus dengan setia mendengarkan ajaran-Nya. Kita pun diundang untuk mendengarkan Yesus dan melaksanakan ajaran kasih-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.

 

Saudara dan saudariku yang terkasih dalam Kristus,

Kita tidak pernah sendirian berjuang di tengah dunia yang penuh tantangan ini. Kristus yang adalah Sang terang selalu ada bersama kita dan menjadi tanda nyata  betapa besarnya kemurahan kasih Allah kepada kita. Kristus adalah cahaya yang menerangi kegelapan hidup kita. Cahaya-Nya pulalah yang menuntun kita kepada kebenaran. Bila kita tetap bersama Yesus, kita yakin kegelapan itu tidak pernah akan menguasai kita lagi. Kita dibebaskan dari kegelapan dan hidup dalam terang kasih Kristus.

 

Hari ini kita diajak untuk membangun kesadaran baru dalam hidup beriman kita. Kita diajak untuk mengubah cara hidup yang tidak benar dan yang tidak berkenan kepada Tuhan. Sambil berjuang untuk membaharui hidup, kita harus percaya bahwa kasih Allah melimpah atas kita. Seperti yang telah kita renungkan dari bacaan pertama hari ini bahwa Allah murka, karena Ia ingin mendidik kita dalam kasih-Nya agar kita menjadi manusia baru yang lebih sadar akan kehidupan. Kasih Allah itu membebaskan kita dari kematian kekal akibat dosa-dosa kita. Dalam kasih-Nya Allah mengubah kematian kita menjadi kehidupan yang bersinar. Agar kasih Allah itu berdaya guna bagi kehidupan kita, marilah kita mematikan perbuatan-perbuatan dan cara hidup yang tidak berkenan kepada Tuhan dan sesama.

 

Saudara dan saudariku yang terkasih dalam Kristus,

 Semoga kesadaran, kepekaan, kesediaan kita dalam menanggapi kasih Allah lewat penderitaan Yesus yang ditinggikan di kayu Salib, menggerakkan kita untuk menjadi seorang Kristen yang mampu merenungkan kebaikan-kebaikan yang telah kita terima secara cuma-cuma dari Allah, dan mampu mewujud nyatakan kasih Allah itu dalam tindakan kasih kita kepada sesama.

 

Salam Passio!

 

 “SEMOGA SENGSARA YESUS SELALU HIDUP DI HATI KITA”

 

video: https://www.youtube.com/watch?v=jh8wyJe8Zdo 

 

 

Leave a comment