Sejarah Rubiah Pasionis Maumere

  • Oleh: Rubiah Pasionis Maumere
Author | Sabtu, 25 Agustus 2018 11:15 | Dibaca : : 5198
Para Rubiah Pasionis Maumere Para Rubiah Pasionis Maumere

Kongregasi Rubiah dari Salib dan Sengsara tersuci Yesus Kristus yang biasa disebut “Rubiah Pasionis” adalah suatu lembaga hidup bakti kontemplatif. Didirikan tahun 1771 di Corneto (Tarquinia) Viterbo-Italia oleh St. Paulus dari Salib bekerjasama dengan Venerabilis Madre Maria Crucifixa Constantini. Sejak tahun 1841 para Rubiah Sengsara Yesus Kristus mulai menyebar pada tingkat Internasional. Sampai saat ini ada 41 Pertapaan yang tersebar di 15 Negara.Tahun 1992 pendirian biara di Maumere-Flores-NTT.

Para Rubiah Pasionis, yang berdasarkan pengalaman mistik LUCIA BURLINI di juluki oleh Paulus ‘MERPATI SANG TERSALIB,’ diharapkan mendampingi para biarawan Pasionis dalam karya mereka melalui doa dan mati raga yang gembira. Dengan gaya hidup yang khas mereka menghayati kerasulan spiritualitas yang sama dengan para biarawan Pasionis yakni merenungkan, meresapkan, menghayati dan mewartakan sengsara Yesus sebagai karya cinta kasih Allah yang paling agung.

Di kepulauan Indonesia khususnya pulau Flores mempunyai suatu keistimewaan berdasarkan sudut pandang agama. Di seluruh Indonesia jumlah penduduk 254,9 juta jiwa dan orang Katolik hanya 3%, sementara di pulau Flores jumlah penduduk 1.831 juta jiwa dan orang katolik 90%. Bapak Uskup Agung Ende, Mgr. Donatus Djagom, SVD, sangat merindukan supaya di wilayah keuskupannya terdapat 3 biara kontemplatif untuk masing-masing kabupaten. Sudah hadir satu biara kontemplatif OCD yang berkarya di Bajawa kabupaten Ngada, sedangkan Ende dan Maumere belum ada biara kontemplatif.

Para Pater Pasionis sangat merindukan kehadiran para rubiah Pasionis di tanah misi karena dengan doa dan matiraga serta tinggal dalam keheningan, mereka bisa menopang karya kerasulan saudara-saudaranya sebagaimana yang diinginkan oleh bapak pendiri, St. Paulus dari Salib. Tahun 1987 Pater Cornelius Serafini,CP, seorang misionaris Pasionis dari provinsi PIETA, yang berkarya di Indonesia dari tahun 1961, ditugaskan sebagai promotor panggilan dan beliau telah bekerja dengan efektif dan mempromosikan di paroki-paroki dan sekolah Menengah Atas. Di pulau Flores beliau mendapat banyak pemuda dan pemudi yang berminat dan tertarik dengan spiritualitas dan hidup para rubiah Pasionis, namun sayang Biara Rubiah Pasionis belum ada di Indonesia. Beliau menulis surat kepada Pater Fabianus Giorgini, CP di Roma yang saat itu ditugaskan sebagai asisten para Rubiah dan mengundang pimpinan biara-biara di Italia untuk datang ke Indonesia dan tinggal serta hidup bersama para calon untuk beberapa bulan dan membuat pembedaan roh, namun karena beberapa alasan para rubiah dari Italia tidak jadi datang ke Indonesia. Pater Jenderal Pasionis yang saat itu ada di Sekadau untuk kongres meminta ke Filipina dan mereka menanggapi dengan penuh semangat. Pada bulan April 1988 pimpinan Biara Pertapaan Filipina datang ke Indonesia. Tanggal 11 Januari 1988, kelompok pertama, 9 orang pemudi tiba di Malang dan dikumpulkan di rumah kontrak di Jl. Simpang Tidar no. 1 Malang, setelah diseleksi dalam kurun waktu 2 minggu, yang diterima hanya 2 orang. Seorang calon berangkat ke Filipina  tanggal 13 juli 1988 dan yang satunya berangkat tanggal 4 November 1988.

Atas dorongan Pater Jenderal dan vikarius Ratu Damai Indonesia P. Paolo Aureli, CP, pada bulan Oktober dikumpulkan lagi 10 calon Rubiah di rumah Bapak Lorens Say pensiunan Bupati di kabupten Sikka di pulau Flores. Mereka belajar bahasa Inggris, bahasa Italia dan bahan-bahan spiritualitas. Pada tanggal 1 Mei 1988 tiba di Malang 3 orang rubiah dari pertapaan di Loreto Italia. Mereka tidak bisa ke Flores karena alasan kesehatan, maka tanggal 5 Juni 10 calon berangkat ke Malang. Pada akhir Juni datang lagi pimpinan dari pertapaan di Filipina. Setelah diseleksi 2 calon diterima ke Filipina dan berangkat tanggal 19 Juli ke Filipina, 6 calon diterima ke Loreto Italia dan berangkat tanggal 26 Juli ke Italia di temani 3 suster dan P. Kornelius,CP.

Pater Kornelius Serafini, CP, mengumpulkan lagi 12 calon di rumah bapak Lorens Say dan ini merupakan kelompok ketiga, angkatan pertama untuk pendirian Pertapaan di Maumere-Flores-NTT. Setelah satu tahun tinggal bersama P. Kornelius Serafini, CP dan belajar bahasa dan spiritualitas, mereka berangkat ke Malang tanggal 10 Desember 1990 bersama P. Kornelius Serafini, CP. Satu minggu sebelumnya tepatnya tanggal 3 Desember 1990 sudah tiba dari Italia dua Rubiah, satunya dari Biara Vignanello M. Anna Maria, CP dan Sr. Getrudis Poggio, CP dari biara di Loreto. Mereka hidup bersama para suster di rumah kontrakan di Jl. Patuha no.24 perumahan Tidar selama 6 bulan. Selama masa seleksi 6 bulan mereka belajar bahasa Italia dan spiritualitas serta hidup kontemplatif Rubiah Pasionis. Setelah hidup bersama 4 bulan, calon yang diterima 7 orang :

  1. Elisabeth Miyarti (Sr. M. Kristiana dari Yesus Tersalib)
  2. Anastasia Nuwa (Sr. M. Yasinta dari Kanak-kanak Yesus)
  3. Dafrosa Gowa (keluar)
  4. Germana Nage (Sr. M. Germana dari Tritunggal Maha Kudus)
  5. Matilde Woa (Sr. M. Matilde dari Hati Maria tak Bernoda)
  6. Margareta Corona (Sr. M. Margaret dari Sabda yang Menjelma)
  7. Anastasia Ero (Sr. M. Anastasia dari Bunda Berdukacita)

1 calon masuk suster aktif Pasionis, 1 calon lagi masuk suster Sang Timur dan yang lain kembali ke rumah. Tanggal 14 Mei 1991 bersama P. Kornelius Serafini, CP mereka berangkat ke Jakarta dengan bis dan 2 Suster dengan pesawat. Mereka menginap di Susteran Ursulin Jl. Pos no.1 Jakarta pusat. Setelah segala urusan visa selesai, mereka berangkat ke Italia dengan penerbangan KLM. Tiba di Roma tgl 17 Mei, dijemput oleh P. Fabianus Giorgini, CP dan menginap di Rumah Generalat Susteran Pasionis. Selama seminggu mereka mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang ada di Roma dan audiensi dengan Sri Paus Yohanes Paulus II.

Tanggal 23 Mei 1991 para calon rubiah itu masuk biara Vignanello, diantar oleh P. Fabianus Giorgini, CP dan disambut dengan gembira oleh para Rubiah, kegembiraan mereka dilukiskan dalam tulisan-tulisan di tembok dan pintu-pintu dalam bahasa Indonesia, walaupun ada beberapa kalimat yang tidak dimengerti artinya, para calon rubiah bahagia merasa diterima sebagai bagian dari komunitas biara Vignanello, walaupun dalam hati ada nostalgia dengan tanah air, kampung halaman dan orang-orang yang dicintai. Mereka menjalani masa Postulan 1 tahun, tanggal 6 Juli 1992 mereka masuk novisiat dan 10 Juni 1994 mengucapkan kaul pertama.

Di luar kota sebelah Barat kota Maumere terbentang tanah yang luas yang dinamakan tanah misi karena pemerintah mempercayakan kepada misionaris SVD untuk waktu tertentu tetapi setelah jatuh tempo dikembalikan kepada pemerintah dan pemerintah menyerahkan kepada Keuskupan Agung Ende dan Bapak Uskup Agung Ende, Mgr. Donatus Djagom, SVD membagikan untuk karya sosial dan rumah-rumah Biara. Di sebelah Barat Wairklau telah diserahkan 3,5 ha kepada Kongregasi Pasionis tetapi para pastor Pasionis belum ada kemungkinan mendirikan sebuah biara karena kekurangan tenaga, mereka menyerahkan kepada saudari-saudari mereka para Rubiah Pasionis yang pada saat itu hendak mendirikan Pertapaan di kota Maumere-Flores. Bapa uskup Agung Ende sangat merindukan kehadiran biara kontemplatif di kevikepan Maumere.

Ada sebuah ordo kontemplatif yang siap mendirikan pertapaan ditempat ini, tetapi ketika suster yang diutus melihat bahwa Waiklau kering dan tidak ada tanda-tanda kehidupan, mereka monolak rencana pendirian biara. Kata ”WAIRKLAU” dalam bahasa Sikka artinya air jauh. Kawasan ini memang kering karena tidak ada sumur. Bapak Uskup berkata, “Betul, diatas tanah tidak ada air namun di dalam tanah menyimpan banyak air.” Harapan Bapak Uskup terwujut ketika pada bulan September 1992, 4 Rubiah Pasionis datang ke Flores untuk membuat pengelaman hidup kontemplatif dengan sebuah kelompok aspiran, mereka bertemu dengan Bapak Uskup Agung Ende Mgr. Donatus Djagom, SVD, yang mengusulkan kepada mereka untuk membuka sebuah Pertapaan di Wairklau di tanah yang diberikan kepada Kongregasi Pasionis putra. Rencana ini diselidiki dengan seksama dan dipertimbangkan dengan matang. Setelah doa, rencana pendirian biara diterima oleh komunitas Pertapaan San Lorenzo Vignanello (VT) Italia.

Banyak yang berkomentar bahwa adalah suatu kegilaan mendirikan sebuah Pertapaan di suatu kawasan yang kering dan dinyatakan tempat sismika setelah di tes oleh tenaga ahli dari Jepang. Bahaya ini tidak menyurut niat para Rubiah untuk mendirikan sebuah Pertapaan di tempat ini. Kalimat “Jangan takut, Tuhan memegang hidupmu” dari tulisan St. Paulus dari Salib telah menguatkan, memberanikan para Rubiah untuk mendirikan sebuah Pertapaan. Nama Pertapaan ini adalah ”PERTAPAAN GETSEMANI” dimana mengingatkan para rubiah akan permintaan Yesus kepada ketiga muridnya di taman Getsemani saat Dia menghadapi sakratul maut: “BERJAGA-JAGALAH DAN BERDOALAH.” Kehadiran rubiah di Pertapaan ini untuk menjadi tanda dari kasih Yesus Tersalib kepada Bapa dan umat manusia. Melalui doa yang terus menerus, matiraga, hidup dalam kesunyian dan kemiskinan, rubiah menopang karya kerasulan para imam, berdoa bagi Gereja dan dunia serta pertobatan para pendosa. Sebagai pengantin Sang Tersalib, hasrat mereka yang paling dalam adalah “mengenal Dia, kuasa kebangkitan-Nya, dan persekutuan dalam penderitaan-Nya serta menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.”

Tanggal 17 September 1992, P. Fabiano Giorgini, P. Kornelius Serafini, M. Agnes D’Amato, Sr. Marcela, Sr. Olga Gisela,dan Sr. Getrudis Poggio, berangkat ke Indonesia untuk memulai pembangunan biara di Wairklau-Maumere kabupaten Sikka di Pulau Flores.Tanggal 28 september 1992 mulai penggalian sumur dengan peralatan yang sederhana dan pada bulan Desember ditemukan air di kedalaman 21 meter. Debit airnya sangat sedikit sehingga sering kekurangan air, maka tanggal 17 Juni 1998 mulai pekerjaan pemboran sumur artesian, di kedalaman 65 m. Para rubiah mendapatkan air yang berlimpahruah dan sejak saat itu tidak pernah mengalami kekurangan air.

Tanggal 5 Oktober 1992, P. Fabiano, P. Kornelius, Madre Agnes, Sr. Marcela, Sr. Getrudis, Sr. Olga, tinggal di rumah kontrakan di Bola di samping Gereja Bola bersama 13 calon. Setelah di seleksi hanya 10 orang yang diterima:

  1. Paulina Due (Sr. M. Paola dari Salib)
  2. Rosalia Badut (Sr. M. Vittoria dari Bunda Berdukacita)
  3. Beatrix Kasang (Sr. M. Beatrix dari Hati Yesus dan Hati Maria)
  4. Regina Making (Sr. Regina dari luka-luka Kudus)
  5. Matilde Beka (Sr. M. Thomasina dari Sengsara Yesus)
  6. Theresia Yasinta Kedhi (Sr. M. Theresia dari Wajah Kudus)
  7. Yuliana Tobing (Sr. M.Yuliana dari Bunda Allah)
  8. Yolenta Sunga (Sr. M. Stefanilda dari Cinta yang Berbelaskasih)
  9. Martina Naiman (Sr. M. Martina dari Hati Kudus Yesus)
  10. Yuliana Kidhi (Sr. M. Henrika dari kanak-kanak Yesus)

Rencana awal para aspiran akan menjalani masa postulan di Maumere namun karena menemukan beberapa kesulitan maka rencana dibatalkan.

Tanggal 12 Desember 1992 pkl. 13.30 WIT gempa bumi dan tsunami yang dahsyat menggoncangkan seluruh Flores dan pusat gempanya ada di kota Maumere, banyak orang yang meninggal, 4 suster dan 2 pastor selamat sementara rumah kontrakan runtuh dan tabernakel yang berisikan hosti yang sudah diberkati ada di antara reruntuhan. Mereka berusaha untuk menarik tabernakel keluar dan mengambil hosti yang sudah diberkati. Kesepuluh calon sedang dalam perjalanan ke rumah untuk pamitan dengan orang tua dan keluarga, sekalian natal bersama. Mereka semua selamat hanya karena mukjizat dari Tuhan. Ada calon yang namanya Teresia Kedhi jatuh ke dalam lubang dan ditarik oleh seorang pemuda tapi sayang pemuda itu sendiri jatuh kembali ke dalam lubang dan terkubur didalam lubang.

Tanggal 31 Desember 1992, mendapat izin dari Bapak Uskup Agung Ende untuk mendirikan Pertapaan.

Tanggal 11 Januari 1993 P. Fabianus Giorgini, Sr. Marcela dan 4 calon berangkat ke Italia di biara San Lorenzo Vignanello (VT).

Tanggal 11 Pebruari 1993 Sr. Olga Gisela bersama 6 calon berangkat ke Italia di biara San Lorenzo Vignanello (VT).

Tanggal 11 Maret 1992 penggalian fondasi dan pemberkatan batu pertama oleh P. Kornelius Serafini,CP. Pembangunan dikerjakan oleh CV Nusantara dan yang menjadi pengawas bangunan adalah Madre Agnes dan Sr. Getrudis.

Tanggal 25 Maret 1994 10 postulan (Paulina Due dan 9 temannya) menerima jubah biara dan mulai masuk masa novisiat.

Tanggal 17 Juni 1994, setelah satu minggu mengucapkan kaul pertama, ke-7 neo profese (Sr, Kristiana, CP dan ke-6 temannya) angkatan pertama yang mendapat formasi di Italia untuk Pertapaan Getsemani Wairklau-Maumere kembali ke Indonesia bersama Madre Agnes dan Sr. Olga untuk ikut peresmian Pertapaan Getsemani Wairklau-Maumre tanggal 16 Juli 1994. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Rm Vikep Maumere, Rm. Ambrosius Taso, Pr, hadir juga P. Fabiano Giorgini, CP, Vikarius Ratu Damai Indonesia P. Piegiorgio Bartoli, CP, Mantan Vikarius P. Paolo Aurelio, para biarawan/wati, aparat pemerintahan Bapak Bupati Sikka Drs. Aleksander Idong dan para pejabat lain serta sahabat dan kenalan.

Komunitas Pertama Pertapaan Getsemani Wairklau-Maumere beranggotakan 4 suster Italia yang berkaul kekal dan 7 suster orang Indonesia yang berkaul sementara:

  1. Muder Agnes, CP (Italia)
  2. Sr. Marcela, CP (Italia)
  3. Sr. Olga, CP (Italia)
  4. Sr. Getrudis, CP (Italia)
  5. Sr. Kristiana, CP (Yogyakarta)
  6. Sr. Yasinta, CP (Nagekeo-Flores)
  7. Sr. Dafrosa, CP (Nagekeo-Flores)
  8. Sr. Germana, CP (Nagekeo-Flores)
  9. Sr. Matilde, CP (Nagekeo-Flores)
  10. Sr. Margaret, CP (Manggarai-Flores)
  11. Sr. Maria Anastasia, CP (Lembata)

Pembangunan biara dilakukan secara bertahap. Tahap II pembangunan kapel, rumah Novisiat, Aula dan kamar tamu untuk para biarawan/wati yang retret, yang dikerjakan oleh CV. Sinai. Tgl 2 Agustus 1997 pemberkatan batu pertama oleh Vikep Maumere, Rm. Tiburtius Deru, Pr, hadir juga P. Leonardo di Girolamo, CP. Pada tanggal 11 Juni 1999 pemberkatan kapel biara, rumah novisiat, aula dan kamar tamu untuk para biarawan/wati yang retret, bersamaan dengan penerimaan jubah 4 postulan. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Bapak Uskup Agung Ende, Mgr. Abdon Longginus da Cunha, Pr. Tahap terakhir pembangunan adalah tembok keliling biara, yang dikerjakan oleh UD. Surya Putra tanggal 1 Agustus 2004.

Pada tanggal 13 Juni 2004 diketahui bahwa tgl 10 Juni 2004 Bapak Uskup Agung Ende Mgr. Abdon Longginus da Cunha, Pr, mengeluarkan dekrit untuk pendirian kanonik Pertapaan Getsemani Rubiah Pasionis bertepatan dengan 10 tahun keberadaan Pertapaan Getsemani Rubiah Pasionis di kota Maumere, kabupaten Sikka dan 10 tahun kaul kebiaraan 7 Rubiah angkatan pertama. Dengan dikeluarkan dekrit ini, maka Gereja mengakui keberadaan PERTAPAAN GETSEMANI WAIRKLAU-MAUMARE sebagai Pertapaan yang sah berdiri sendiri (otonom) dan diakui secara hukum.

Tanggal 12 Agustus 2004 diadakan kapitel pemilihan superior dan dewan untuk pertama kali, yang dipimpin oleh Bapak Uskup Agung Ende Mgr. Abdon Longginus da Cunha, Pr, anggota pemilih 8 Rubiah yang sudah berkaul kekal. Yang terpilih menjadi Superior: Muder M. Germana dari Tritunggal Maha Kudus, Wakil superior: Sr. M. Yasinta dari kanak-kanak Yesus, Dewan I: Sr. M. Matilde dari Hati Maria Tak Bernoda, Dewan II: Sr. M. Yuliana dari Bunda Allah, dan Dewan III: Sr. Vittoria dari Bunda Berdukacita.

Sejak tahun 1994 - 2016 Pertapaan Getsemani Rubiah Pasionis Wairklau-Maumere sudah menghasilkan 13 angkatan tidak terhitung 2 angkatan pertama yang mendapat formasi di Italia karena belum ada pertapaan di Indonesia. Hampir setiap tahun pertapaan Getsemani mengirim rubiah untuk masa pembentukan lanjutan di Italia. Angkatan pertama, kedua, ketiga, keempat dan ketujuh dikirim ke Pertapaan San Lorenzo Vignanello (VT) sedangkan angkatan kelima, keenam dan kedelapan dikirim ke Pertapaan Maria Immacolata Ovada, angkatan yang ke Sembilan 4 yuniores dikirim ke Pertapaan Maria Assunta Napoli. Dari 13 angkatan sudah menghasilkan :

* 41 orang Rubiah yang berkaul kekal

* 10 orang Rubiah yang berkaul sementara

* 4 orang Novis

* 2 orang Postulan

* 2 orang aspiran

Sedangkan 2 angkatan yang mendapat masa pembentukan di biara Vignanello-Italia sebelum didirikan Pertapaan Getsemani berjumlah 15 rubiah, jadi total anggota rubiah yang berkaul kekal 56 rubiah.

Agustus 2018 komunitas Pertapaan Getsemani Rubiah Pasionis Wairklau – Maumere beranggotakan :

* 19 Rubiah yang berkaul kekal

* 9 Rubiah yang berkaul sementara

* 1 Novis

* 1 Postulan

* 1 Aspiran

 

Demikianlah sejarah singkat dan catatan-catatan penting mengenai Rubiah Pasionis “Pertapaan Getsemani” Maumere. Semoga tulisan ini membantu para pembaca untuk mengenal lebih dekat Rubiah Pasionis.

 

Salam Passion!!!

“Semoga Sengsara Yesus Kristus Selalu Hidup di Hati Kita”

 

 

P.Avensius Rosis,CP

Ditahbiskan menjadi imam dalam Kongregasi Pasionis pada 18 Agustus 2009 di Gereja Katedral Jakarta. Februari 2016 - Juli 2017 berada di Melbourne, Australia. Sekarang bertugas mendampingi para Novis Pasionis di Biara Santo Gabriel dari Bunda Berdukacita, Batu, Malang. | Profil Selengkapnya

www.gemapasionis.org | Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Leave a comment