Siapa pun di antara kita yang memiliki teman seumur hidup atau 'teman dalam waktu yang lama', tahu bahwa selalu ada hal baru yang harus kita pelajari satu sama lain. Kita tahu bahwa kita sampai tingkat tertentu memiliki misteri satu sama lain karena ada beberapa hal yang saling tidak kita ketahui.
Demikian pula halnya dengan pengetahuan dan cinta kita kepada Allah - tentang Allah sebagai Bapa, Allah sebagai Anak, dan Allah sebagai Roh Kudus. Selama bertahun-tahun kita harus memelihara hubungan baik dengan Tuhan, sebelum kita menjadi sedikit sadar akan apa yang membentuk Misteri besar yaitu Allah.
Ada banyak cara untuk menjelaskan Misteri Trinitas, tentang bagaimana sesuatu yang satu juga bisa tiga. Kita mungkin akan sedikit mengerti dengan membandingkan Trinitas dengan pohon. Bapa adalah seperti batang dari sebuah pohon, Anak adalah seperti cabang dari pohon yang sama, dan Roh Kudus adalah seperti buah yang dihasilkan oleh pohon yang sama. Atau kita bisa membandingkan Allah Bapa dengan matahari di langit, Anak Allah dengan sinarnya, dan Allah Roh Kudus dengan panasnya. Atau kita mungkin memikirkan tiga nada musik yang dimainkan bersama sebagai satu akord yang harmonis. Dalam masing-masing gambaran ini, kenyataannya adalah tentang relasi. Tuhan berada dalam relasi dan kita juga harus hidup dalam relasi yang benar dan harmonis dengan orang lain.
Pendekatan lain adalah berkonsentrasi lebih langsung pada hubungan Trinitas dengan kita. Kasih Tuhan yang berlimpah yang telah menyebabkan Tuhan menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah. Kasih Tuhan yang berlimpah yang menuntun Yesus sebagai Anak Allah, untuk menjalani hidup manusia dan menjalani hidup-Nya bagi orang lain. Kasih Tuhan yang berlimpah yang menciptakan dunia yang indah yang kita bagi bersama jutaan spesies lainnya. Kasih Tuhan yang berlimpah yang menginginkan kita berbagi kehidupan abadi, bersatu dalam persatuan total dengan Tuhan.
Paus Fransiskus selalu menyerukan kata-kata ini: "Yesus adalah Wajah Manusia dari belas kasihan Allah." Pendiri Passionist, St.Paulus dari Salib, mengatakan "kemanusiaan Yesus adalah pintu kepada Tuhan". Deskripsi ini membantu kita mengetahui seperti apa Tuhan; bahwa kita melihat Tuhan di dalam kasih dan kemurahan hati Yesus yang total. Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya pada Perjamuan Terakhir : “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh. 15:13). Bagaimana Dia mati adalah ringkasan dan klimaks dari bagaimana Dia hidup. Pengorbanan-Nya sebenarnya adalah penyelesaian dan pemenuhan misi-Nya untuk mencintai, misi-Nya untuk membawa kasih Tuhan ke bumi, dan misi-Nya untuk membawa harapan kepada dunia. Misi Yesus bukan hanya untuk mengatakan kepada kita bahwa Tuhan mencintai kita, tetapi juga untuk menunjukkan kepada kita betapa nyata dan hangat, betapa kuat dan konstan, betapa baik dan peduli, betapa sabar dan abadinya kasih Tuhan kepada kita.
Dalam merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus, kita bersyukur kepada Tuhan bahwa kita tidak sendirian, dan tidak akan pernah sendirian. Tuhan mengasihi kita dan dalam kesatuan dengan Anak dan Roh Kudus, Ia selalu bersama kita. Yesus sebagai wajah Manusia dari kemurahan Allah telah hidup dan bekerja di dunia kita dengan cinta dan kemurahan hati, dengan belas kasih dan pengampunan di dalam hati-Nya.
Mari kita terus berharap dan berdoa agar tidak satupun dari antara kita di sini (pengunjung blog Gemapasionis) merasa terisolasi atau sendirian, dan terutama ketika kita harus menghadapi pengalaman manusia tertentu, yang tidak dapat dihadapi atau digantikan orang lain bagi kita. Iman kita mengatakan kepada kita bahwa apapun yang akan terjadi, kita akan mengalami pertolongan manusia lain karena Tuhan bekerja melalui mereka. Dan lebih dari itu, di setiap sisi kehidupan kita Tuhan sendiri akan selalu bekerja bersama kita. Dialah Allah yang adalah Bapa, Anak dan Roh Kudus, Allah yang telah membuat kita dan yang Roh-Nya ada di dalam kita, Allah yang telah mengasihi kita, Allah yang telah mengerti kita, Allah yang telah mengampuni kita, Allah yang telah membuat kita terus berjalan, Allah yang akhirnya akan membawa kita semua ke dalam pelukan cinta-Nya.
Salam Passion!
“Semoga Sengsara Yesus Kristus Selalu Hidup di Hati Kita”