(Bagian Kedua dari 17 renungan singkat atas teks Lukas 15:11-32)
Anak bungsu dalam cerita ini menolak ayahnya. Banyak orangtua mengalami bagaimana rasanya ditolak oleh anak-anak mereka. Ketika seorang anak laki-laki atau seorang anak perempuan memberontak melawan cinta orangtua, rasa sakit terlalu sulit untuk dilukiskan.
Bagaimana respon ayah dalam cerita ini? Dia menanggapi dengan memberikan kepada anaknya apa yang dia minta. Kebanyakan orang tua akan berkata “tidak” dan menghukum anak-anak mereka. Ayah ini melakukan sesuatu yang sangat radikal. Apa artinya hal itu? Dia memberikan kepada anak laki-lakinya apa yang dia inginkan sehingga anak itu dapat menemukan dalam waktu yang tepat apa yang dia sungguh butuhkan – yakni cinta ayahnya.
Bukankah itu seperti Bapa kita di Surga? Bagaimana sering Tuhan mengijinkan kita untuk memiliki apa yang kita inginkan bagi tubuh kita supaya kita dapat belajar, melalui kehampaan yang selalui menyertai kita, apa yang kita butuhkan untuk hidup rohani kita.
Kita seperti anak yang memberontak. Kita berpikir kita mengetahui apa yang terbaik untuk kita dan Allah mengijinkan kita untuk kadang-kadang memilikinya, sehingga kita datang untuk melihat pada akhirnya hanya Bapa kita di Surga yang mengetahui apa yang sungguh mendatangkan kepuasan, yakni cinta-Nya yang sangat mendalam.
DOA :
Tuhan, bantu aku untuk memusatkan perhatianku pada apa yang sungguh aku butuhkan, bukan pada apa yang aku pikir aku butuhkan. Bantu aku untuk mengarahkan pikiran pertama-tama kepada pengalaman akan cinta-Mu. Amin.
Salam Passion.