(Bagian Ketiga dari 17 renungan singkat atas teks Lukas 15:11-32)
Hal yang tak terhindarkan terjadi. Putera bungsu dalam cerita ini mengambil sebagian harta milik ayahnya yang didapat melalui kerja keras dan memboroskan atau menghabiskan semuanya. Dia berakhir dengan kehancuran sehingga harus bekerja di sebuah kandang babi untuk mendapatkan makanan atau untuk mengisi perutnya yang kosong (*kandang babi bukanlah tempat yang baik bagi seorang anak laki-laki Yahudi). Dia kemudian merenung dan berkata kepada dirinya sendiri : “Aku akan kembali kepada ayahku!” Berapa waktu lamanya hal ini telah terjadi? Bisa jadi berbulan-bulan atau mungkin bertahun-tahun. Apa yang ayahnya lakukan selama masa yang panjang itu? Ia menunggu, berharap dalam hatinya, menangis dan merindukan kembalinya anaknya yang telah lama pergi meninggalkannya.
Suatu hari ayah itu melihat sebuah bayangan di kejauhan. Seorang anak muda yang terlihat kotor dan compang camping – berjalan lunglai dan tak bergairah. Ia mengenali bahwa pemuda itu adalah anaknya yang bungsu. Ayah itu sangat gembira. Ini adalah gambaran besar dari Bapa kita yang di surga. Dia terus menunggu dan berharap, mendambakan dan merindukan kita, anak-anak kecintaan-Nya untuk kembali ke rumah, kembali kepada-Nya. Anak bungsu itu telah kehilangan segalanya, kecuali satu hal, yaitu CINTA AYAHNYA.
Kita juga dapat kehilangan segalanya, tetapi ada satu yang tidak dapat pernah hilang dari kita, yaitu CINTA BAPA KITA YANG DI SURGA.
DOA
Ya Bapa, aku berterimakasih kepada-Mu, karena Engkau tidak pernah jemu menanti aku, anak-Mu yang sering lari dari hadapan-Mu. Bawalah aku ya Bapa kembali kepada-Mu, ke dalam pelukan cinta-Mu. Amin.
Salam Passion.