• Home
  • Artikel
  • Renungan
  • Katakan Apa Adanya Kita - Refleksi Minggu Prapaskah III – 11 Maret 2018

Pesta St. Stefanus, Martir Pertama - Hari kedua Oktaf Natal, 26 Desember 2017

The Stoning of St Stephen - lukisan oleh Annibale Carracci (1560–1609)
The Stoning of St Stephen - lukisan oleh Annibale Carracci (1560–1609)

Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Kisah Para Rasul 7: 58-59

Kita dihadirkan dengan sebuah pesta dan kisah yang begitu kontras!

Kemarin, kita merayakan kelahiran Juruselamat dunia yang melahirkan sukacita dalam hati. Hari ini kita menghormati martir Kristen pertama, St. Stefanus. Kemarin, dunia terpaku pada bayi yang rendah hati dan berharga yang terbaring di palungan. Hari ini, kita berdiri sebagai saksi darah yang ditumpahkan oleh Santo Stefanus karena mengakui imannya kepada anak kecil ini.

Dalam arti tertentu, perayaan hari ini menambahkan beberapa drama pada perayaan Natal kita. Ini adalah drama yang seharusnya tidak pernah terjadi, tetapi ini adalah drama yang diizinkan Tuhan karena St. Stefanus memberikan kesaksian iman terbesar kepada Raja yang baru lahir itu.

Mungkin ada banyak alasan untuk memasukkan pesta Martir Kristen pertama dalam kalender Gereja pada hari kedua Oktaf Natal. Salah satu alasannya adalah untuk segera mengingatkan kita akan konsekuensi memberi hidup kita kepada Dia yang dilahirkan sebagai bayi di Betlehem. Apa konsekuensinya? Kita harus memberikan segalanya kepada Dia, tidak menahan apapun, bahkan jika itu berarti penganiayaan dan kematian.

Pada awalnya, pesta ini terlihat seperti menanggalkan sukacita Natal. Pesta ini seperti meredam kegembiraan kita sepanjang masa Natal. Tetapi dengan mata iman, pesta Martir St. Stefanus justru menambah kemegahan dan kemuliaan dari perayaan natal. Hal ini mengingatkan kita bahwa kelahiran Kristus membutuhkan segala sesuatu dari kita. Kita harus siap dan rela menyerahkan hidup kita kepada-Nya sepenuhnya dan tanpa tersisa. Kelahiran Juruselamat dunia berarti kita harus memprioritaskan kembali hidup kita dan berkomitmen untuk memilih Dia di atas segalanya, bahkan di atas kehidupan kita sendiri. Artinya kita harus siap dan mau mengorbankan segalanya bagi Yesus, hidup tanpa pamrih dan setia kepada kehendak-Nya yang tersuci. "Yesus adalah alasan untuk masa ini," kita sering mendengarnya. Itu benar. Dia adalah alasan hidup dan alasan untuk memberikan hidup kita tanpa tersisa sedikitpun.

Renungkan, hari ini, permintaan yang ditujukan kepada kita oleh kelahiran Juruselamat dunia. Dari pandangan duniawi, "permintaan" ini bisa terlihat sangat luar biasa dan berat. Tetapi dari sudut pandang iman, kita menyadari bahwa kelahiran-Nya adalah sebuah kesempatan bagi kita untuk memasuki kehidupan baru. Kita dipanggil untuk masuk ke dalam kehidupan kasih karunia dan pemberian diri yang baru.

Marilah kita merangkul perayaan Natal ini dengan melihat cara kita dipanggil untuk memberi diri kita secara lebih utuh kepada Tuhan. Jangan takut untuk memberikan segalanya kepada Tuhan dan sesama. Ini adalah pengorbanan yang layak diberikan dan dimungkinkan oleh bayi yang baru lahir untuk kita itu. Ia akan menuntun langkah kita dalam usaha insani kita untuk mengikuti kehendak-Nya dan bekerja bersama-Nya dalam mewujudkan dunia penuh cinta.

DOA

Tuhan, saat aku menikmati masa-masa perayaan mulia kelahiran-Mu, bantu aku untuk mengerti maksud kedatangan-Mu di antara kami dalam hidupku. Bantu aku untuk secara jelas melihat undangan-Mu untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak mulia-Mu. Semoga kelahiran-Mu menanamkan dalam diriku sebuah kesediaan untuk dilahirkan kembali ke dalam pemberian diri tanpa pamrih kepada tuntunan-Mu. Biarkan aku belajar meniru cinta yang dimiliki St. Stefanus kepada-Mu dan untuk menjalani cinta dalam hidupku. St Stefanus, doakanlah aku. Amin

Salam Passion.

P.Avensius Rosis,CP

Ditahbiskan menjadi imam dalam Kongregasi Pasionis pada 18 Agustus 2009 di Gereja Katedral Jakarta. Saat ini bertugas di English Language School for Pastoral Ministry di Melbourne, Australia. | Profil Selengkapnya

Website: www.gemapasionis.org Email Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Baca Juga

Catatan Kecil : Kronologi Waktu Kematian Yesus

Catatan Kecil : Kronologi Waktu Kematian Yesus

More details
3 Hari Mencari Cinta

3 Hari Mencari Cinta

More details
Mati Setiap Hari - Refleksi Minggu Prapaskah V 18 Maret 2018

Mati Setiap Hari - Refleksi Minggu Prapaskah V 18 Maret 2018

More details
Simon dari Kirene 01

Simon dari Kirene 01

More details
Aku, Simon Orang Kirene

Aku, Simon Orang Kirene

More details
Katakan Apa Adanya Kita - Refleksi Minggu Prapaskah III – 11 Maret 2018

Katakan Apa Adanya Kita - Refleksi Minggu Prapaskah III – 11 Maret 2018

More details
Pesta St. Stefanus, Martir Pertama - Hari kedua Oktaf Natal, 26 Desember  2017

Pesta St. Stefanus, Martir Pertama - Hari kedua Oktaf Natal, 26 Desember 2017

More details
Refleksi Natal 25 Desember 2017

Refleksi Natal 25 Desember 2017

More details

Leave a comment

Tentang Anda