Santo Paulus dari Salib kerap menggunakan gambaran laut dan perahu untuk mengungkapkan kepasrahan pada kehendak dan bimbingan Tuhan. Melalui kotbah-kotbah dan surat-suratnya ia mengajak kita untuk meletakkan seluruh hidup kita ke dalam Tangan Kasih Tuhan : "Letakkan dirimu ke dalam tangan kasih Tuhan, seperti kapal yang tidak didayung dan tanpa layar, melepaskan diri sepenuhnya kepada alunan gelombang lautan, membiarkan diri dituntun oleh tangan-Nya."
Ia mengajak kita untuk selalu berdoa agar kita senantiasa terbuka untuk dituntun oleh Tangan Kasih Tuhan : "Ya Allah, aku ingin melepaskan segala sesuatu untuk mengabdikan diriku seutuhnya kepada-Mu. Aku mempersembahkan diriku sepenuhnya kepada kehendak-Mu. Sebab aku percaya Engkau lebih mengetahui apa yang aku butuhkan daripada diriku sendiri. Aku ingin menerima dengan pasrah dalam hidupku segala sesuatu, terang maupun gelap, penghiburan dan bencana, salib, penderitaan dan sukacita. Aku memuji-Mu dalam segala sesuatu yang Engkau percayakan kepadaku. Di atas semuanya itu, aku menaruh kepercayaanku dan membiarkan diriku dituntun oleh tangan-Mu yang penuh kasih."
Kepada beberapa sahabatnya Santo Paulus dari Salib menulis surat yang berisi ajakan kepada mereka (dan kepada kita saat ini) untuk meletakkan seluruh hidup ke dalam Tangan Kasih Tuhan dan membiarkan semuanya berada dalam tuntunan rahmat-Nya.
St. Paulus dari Salib untuk Uskup Gattinara, 11 Maret 1721
St. Paulus dari Salib untuk Agnes Grazi, 28 Juni 1739
St. Paulus dari Salib Kardinal Lawrence Altieri, 9 Maret 1732
St. Paulus dari Salib untuk Fr. Thomas Mary Struzzieri, C.P., 25 Maret 1749
St. Paulus dari Salib untuk Vincent Bertolotti, 4 Februari 1755
St. Paulus dari Salib untuk Agnes Grazi, 22 Oktober 1740
St.Paulus dari Salib untuk Fr. Fulgentius Pastorelli, C.P., 9 November 1748
KE DALAM TANGAN KASIH-MU TUHAN
Ketika aku merenungkan kembali apa yang kupikirkan tentang hidupku
Aku kagum pada harga yang aku pilih untuk dibayar
Dan berpikir bahwa aku telah mengabaikan apa yang benar-benar penting,
Aku berpikir bahwa pengorbanan akan terlalu besar
Tetapi ketika aku akhirnya mencapai titik akhir untuk menyerah,
Aku menemukan bahwa salib-Mu memanggilku kembali.
Dan meskipun melewati jalan berat untuk bertahan hidup,
Aku tidak pernah merasa kehilangan hidupku.
Aku telah disalibkan bersama-Mu, namun aku hidup,
dan bukan aku lagi tetapi Engkau yang hidup dalam diriku.
Salib-Mu tidak akan melebihi apa yang bisa aku pikul.
Dan sekecil apapun salibku, Engkau memikul bersamaku.
Hingga kutemukan bahwa bukan kekuatanku, tetapi kekuatan-Mu yang memampukanku.
Tidak ada pengorbanan yang lebih besar selain pengorbanan yang telah Engkau berikan untukku.
Karena aku telah disalibkan bersama-Mu maka aku tetap hidup.
Saat aku mendengar panggilan-Mu untuk menderita setiap hari,
Aku berkata akan tunduk di bawah beratnya beban Kalvari dan membiarkan diriku dituntun oleh tangan kasih-Mu
Sebab apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Engkau.
Aku berusaha melepaskan segala sesuatu supaya aku memperoleh Engkau
dan berada dalam Engkau
Bersekutu dengan-Mu dalam penderitaan, serupa dengan-Mu dalam kematian,
dan mendapatkan mahkota kebangkitan.
Aku tahu, memilih jalan ini tak mudah bagiku
Kelemahan diri dan dunia menghimpitku untuk menyerah
Namun, Engkau yang adalah alfa dan omega, awal dan akhir telah berjanji,
akan menuntunku dengan tangan kasih-Mu dan menyertaiku hingga akhir waktu di hidupku
Dan percaya akan janji itu, meski lelah kadang melumpuhkanku, aku terus berjuang
Sebab aku tahu bahwa segala sesuatu yang Engkau kehendaki dan lakukan akan tetap ada untuk selamanya…