Cinta, Kebijaksanaan Dan Kesabaran

Author | Sabtu, 04 Februari 2017 00:04 | Dibaca : : 3099
Ilustrasi Ilustrasi

Salam passion dan salam persaudaraan buat sahabat-sahabatku, para pencinta Kristus Tersalib!

Dengan penuh rasa syukur, hari ini saya ingin membagikan tiga refleksi singkat tentang kebijaksanaa, cinta dan kesabaran yang terinspirasi dari ‘Surat Santo Paulus dari Salib’ (Epist. 1, 43; 2, 440. 825) . Semoga dapat menginspirasi kita untuk melihat kehidupan dengan cara pandang baru, teristimewa ketika salib terasa begitu berat untuk dipikul. Selamat menikmati!

 
Cinta

Salib adalah puncak karya kasih Allah kepada kita. Dalam salib Kristus kita menemukan cinta berbaur dengan penderitaan, kesedihan melebur dengan cinta, rasa sakit menyatu dalam cinta dan suka menggandeng tangan duka. Mereka berjalan bersama, menyatu sedemikian erat sehingga kita tidak bisa lagi membedakan cinta dari kesedihan atau duka dari cinta. Jadi, hati yang penuh kasih bersukacita dalam kesedihan, bersukaria dalam duka, bertahan dalam lara, siap memikul salib sendiri di bahu kiri dan memberikan bahu kanan untuk salib sesama.

 

Kebijaksanaan

Duduk di bawah salib dan mendengar pesan Sang Tersalib merupakan jalan suci menuju kebijaksanaan sejati. Pada sekolah salib ini kita belajar tentang kebijaksanaan sejati melalui penyatuan diri dengan Sang Tersalib yang dalam penderitaan-Nya memproklamasikan kemenangan kita atas maut. Di sekolah ini pula kita belajar bagaimana menjadi bijaksana dengan jalan menemukan kebijaksanaan Allah. Kebijaksanaan Allah adalah salib dan pada salib itu terungkap keagungan cinta kasih Allah kepada kita. Maka, jika kita ingin menjadi bijaksana, kita harus mampu melewati ujian dalam memikul salib hidup kita setiap hari.

Kesabaran

Cinta dan kebijaksanan Kristus terungkap dalam kebesaran jiwa dan kesabaran-Nya ketika dipaku di kayu salib. Sebuah kesabaran yang tidak pernah mengeluh baik diam-diam atau di depan umum. Penderitaan, rasa sakit, olokan, ejekan, hinaan, cemoohan, cibiran dan tertawaan tidak mampu menghancurkan kebesaran jiwa dan kesabaran Kristus. Bahkan di tengah situasi demikian, Ia dengan sabar dan hati terbuka mendoakan mereka:’Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.’ Orang-orang yang memiliki cinta dan orang-orang bijaksana adalah orang-orang yang berjiwa besar dan berhati mulia. Mereka tetap bersyukur atas kehidupan bahkan ketika salib berat sedang berada di pundak mereka.

P.Avensius Rosis,CP

Ditahbiskan menjadi imam dalam Kongregasi Pasionis pada 18 Agustus 2009 di Gereja Katedral Jakarta. Februari 2016 - Juli 2017 berada di Melbourne, Australia. Sekarang bertugas mendampingi para Novis Pasionis di Biara Santo Gabriel dari Bunda Berdukacita, Batu, Malang. | Profil Selengkapnya

www.gemapasionis.org | Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Leave a comment