Salam passion dan salam persaudaraan buat sahabat-sahabatku, para pencinta Kristus Tersalib!
Cinta
Salib adalah puncak karya kasih Allah kepada kita. Dalam salib Kristus kita menemukan cinta berbaur dengan penderitaan, kesedihan melebur dengan cinta, rasa sakit menyatu dalam cinta dan suka menggandeng tangan duka. Mereka berjalan bersama, menyatu sedemikian erat sehingga kita tidak bisa lagi membedakan cinta dari kesedihan atau duka dari cinta. Jadi, hati yang penuh kasih bersukacita dalam kesedihan, bersukaria dalam duka, bertahan dalam lara, siap memikul salib sendiri di bahu kiri dan memberikan bahu kanan untuk salib sesama.
Kebijaksanaan
Duduk di bawah salib dan mendengar pesan Sang Tersalib merupakan jalan suci menuju kebijaksanaan sejati. Pada sekolah salib ini kita belajar tentang kebijaksanaan sejati melalui penyatuan diri dengan Sang Tersalib yang dalam penderitaan-Nya memproklamasikan kemenangan kita atas maut. Di sekolah ini pula kita belajar bagaimana menjadi bijaksana dengan jalan menemukan kebijaksanaan Allah. Kebijaksanaan Allah adalah salib dan pada salib itu terungkap keagungan cinta kasih Allah kepada kita. Maka, jika kita ingin menjadi bijaksana, kita harus mampu melewati ujian dalam memikul salib hidup kita setiap hari.
Kesabaran
Cinta dan kebijaksanan Kristus terungkap dalam kebesaran jiwa dan kesabaran-Nya ketika dipaku di kayu salib. Sebuah kesabaran yang tidak pernah mengeluh baik diam-diam atau di depan umum. Penderitaan, rasa sakit, olokan, ejekan, hinaan, cemoohan, cibiran dan tertawaan tidak mampu menghancurkan kebesaran jiwa dan kesabaran Kristus. Bahkan di tengah situasi demikian, Ia dengan sabar dan hati terbuka mendoakan mereka:’Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.’ Orang-orang yang memiliki cinta dan orang-orang bijaksana adalah orang-orang yang berjiwa besar dan berhati mulia. Mereka tetap bersyukur atas kehidupan bahkan ketika salib berat sedang berada di pundak mereka.