Hari Demi Hari Bersama Sang Tersalib : Januari

Author | Rabu, 04 Januari 2017 15:57 | Dibaca : : 2707
Hari Demi Hari Bersama Sang Tersalib : Januari

----- JANUARI ----

 

  1. Sengsara Yesus adalah pintu masuk bagi domba-domba jiwa.
  2. Sang Juru Selamat berkata: “Aku adalah pintu. Jiwa yang masuk melalui pintu ini akan berjalan dengan tenang.”
  3. Hayatilah tiada henti kenangan hidup penderitaan Yesus. Biarlah dirimu masuk secara lebih mendalam ke dalam kasihNya, sebab oleh karena kasih itulah Ia rela menderita.
  4. Jalan paling singkat untuk mencapai kesucian ialah menceburkan diri ke dalam Lautan Sengsara Sang Penyelamat.
  5. Buatlah seikat bunga derita Yesus, kemudian bawalah ke dalam pangkuan jiwamu.
  6. Marilah kita selalu berkabung atas Sengsara dan Wafat Yesus di salib.
  7. Jangan pernah sekalipun kita lupa berusaha melakukan secara terus-menerus kenangan hidup Sengsara dan Wafat Yesus Kristus.
  8. Pakailah pula, jika engkau mau, sebuah kalung mutiara ketika engkau pergi, namun ingatlah bahwa Yesus mengenakan tali dan rantai pada leherNya.
  9. Hendaklah masing-masing kita bertekun untuk menganjurkan sebisa mungkin meditasi penuh bakti akan Sengsara Yesus kita Termanis.
  10. Ketika merenungkan Sengsara Yesus, kita harus memiliki bela rasa dengan segala deritaNya, lalu memandangnya dengan penuh cinta, agar demi cinta dan bela rasa kita, segala derita yang dialamiNya itu menjadi milik kita.
  11. Kita perlu merenungkan Yesus yang tenggelam dalam Lautan Derita untuk membebaskan kita dari jurang kekal.
  12. Kita perlu merenungkan Yesus yang penuh luka dan derita untuk memberikan hidup dan keselamatan kepada kita.
  13. Nabi menyebut Sengsara Yesus sebagai suatu Lautan Cinta dan Derita. Oh, inilah misteri agung yang diwahyukan hanya kepada jiwa-jiwa yang rendah hati!
  14. Dalam Lautan Luas Sengsara Sang Penyelamat, jiwa memancing mutiara keutamaan dan menjadikan derita Sang Pengasih Yang Mahabaik, sebagai deritanya sendiri.
  15. Kasih itu mengajarkan segalanya, sebab Sengsara Yesus, dengan segala deritanya yang amat pahit, merupakan karya kasih abadi.
  16. Manakah cara tepat untuk mengidentifikasikan dirimu dengan derita Sang Penyelamat? Allah akan membuatmu mengerti kapan pun Ia mau. Ini merupakan karya yang sepenuhnya ilahi.
  17. Jiwa yang seluruhnya tenggelam dalam cinta murni, tinggal seluruhnya juga dalam jurang penderitaan Yesus Kristus, dan jiwa tersebut merangkul segala derita itu dengan sebuah tatapan penuh iman.
  18. Kasih mengandung keutamaan yang menyatukan, dan menjadikan derita Sang Kekasih sebagai deritanya sendiri.
  19. Bersukacitalah jika engkau merasa diresapi oleh penderitaan Sang Pengantin Ilahi, baik lahir maupun batin.
  20. Jika kita berpikir tentang “Jumat Agung” itu, maka sesungguhnya ada banyak hal dalam hidup yang sanggup membunuh orang yang sungguh-sungguh mencintai.
  21. Jumat itu! Hari itu tak lain merupakan hari di mana Allah kita yang menjadi Manusia telah menderita bagi kita sampai menyerahkan seluruh hidupNya yang kudus di atas kayu salib yang hina.
  22. Hari-hari Sengsara Yesus merupakan hari-hari di mana batu-batu pun turut menangis. Bagaimana mungkin? Ya, tentu saja! Imam Agung itu wafat, dan tidak menangis? Itu berarti imannya lenyap.
  23. Bila engkau tinggal sendirian di kamar, peganglah salib dan ciumlah luka-lukaNya dengan penuh cinta.
  24. Sambil mengangkat salib, mintalah kepadaNya sebuah khotbah kecil, dan dengarkanlah Sabda kehidupan kekal yang dibisikkan di dalam hatimu.
  25. Simaklah apa yang dikatakan kepadamu oleh duri, paku dan darah Yesus. Oh, sungguh kotbah yang luar biasa!
  26. Penderitaan Yesus harus menjadi mutiara berharga bagi hati kita.
  27. Penderitaan Sang Juru Selamat adalah bukti cinta kasih-Nya kepada kita.
  28. Aduhai! Betapa sedihnya melihat hilangnya banyak jiwa yang tidak merasakan buah dari Sengsara Yesus.
  29. Benamkanlah hidupmu seluruhnya dalam kasih Yesus Kristus. Semoga Luka-luka-Nya membentuk gelora cinta dalam dirimu.
  30. Dampingilah Yesus di Taman Zaitun, petiklah daun-daun kegelisahan, kegentaran dan derita yang tak kunjung henti.
  31. Buatlah seikat bunga derita Yesus di Taman Zaitun, lalu bawalah selalu di kedalaman jiwamu, sebagai ungkapan sembah sujud bagi Dia, dalam cinta dan derita.

 

---†---

 

P.Avensius Rosis,CP

Ditahbiskan menjadi imam dalam Kongregasi Pasionis pada 18 Agustus 2009 di Gereja Katedral Jakarta. Februari 2016 - Juli 2017 berada di Melbourne, Australia. Sekarang bertugas mendampingi para Novis Pasionis di Biara Santo Gabriel dari Bunda Berdukacita, Batu, Malang. | Profil Selengkapnya

www.gemapasionis.org | Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Leave a comment