Setia adalah Tentang Seni dan Kreatif
Setia, bukanlah sebuah rangkaian kata yang tertulis di sepotong kertas. Setia, bukanlah suatu perasaan yang tersimpan di bilik hati manusia. Bukan pula suatu keyakinan yang didapat dari pengalaman orang bijak. Lalu apa sebenarnya setia itu? Apakah hanya sebuah kata-kata tanpa makna? Atau sekedar kata yang wajib diucapkan dalam sebuah hubungan?
CINTA TUHAN YANG TAK BERKESUDAHAN
Ada dua alasan yang membuat orang pergi dari rumah. Pertama, karena sayang dengan keadaan di rumah. Kedua, karena sayang yang telah berubah menjadi benci terhadap situasi di rumah.
Refleksi Minggu Palma
Pada hari Minggu Palma, liturgi memberikan pemandangan panorama dari misteri yang akan kita renungkan selama Pekan Suci atau Trihari suci, yakni penetapan ekaristi, penderitaan dan kematian Yesus, dan kebangkitan-Nya.
Kita Masih Bernilai
Injil hari ini mengisahkan kepada kita bahwa Yesus sedang mengajar di Bait Suci ketika orang-orang Farisi datang kepada-Nya, membawa seorang wanita yang telah ditangkap karena perzinahan. Mereka menempatkan wanita itu tepat di tengah-tengah kerumunan umat. Bayangkan bagaimana perasaan wanita itu. Apa emosi yang akan kita alami jika seseorang membawa kita ke tengah-tengah kerumunan orang dan kemudian mereka memberitahu semua orang tentang semua kesalahan yang telah kita lakukan? Saya berasumsi sebagian besar dari kita akan terhina, marah, dan takut.
Sukacita Setelah Penantian Panjang
Perumpamaan tentang anak yang hilang mengungkapkan bahwa Tuhan adalah Bapa yang penuh kasih. Tuhan adalah Bapa yang percaya pada penyucian bukan pengecualian; yang memahami yang hilang, yang terakhir dan yang tidak berdaya; yang sangat tergila-gila pada orang-orang yang tidak sempurna, sehingga Dia terus berusaha untuk merangkul mereka ke dalam pelukan cinta-Nya. Karena itu, tokoh utama atau pahlawan dalam kisah ini bukan anak laki-laki yang hilang atau kakaknya, tetapi ayah yang tidak pernah berhenti mencintai anak-anaknya.
Cinta dan Pelukan Kebapaan
Kita dapat membayangkan tentang kondisi anak bungsu yang telah sekian lama bekerja dan tidur di kandang babi di sebuah tempat terpencil. Tentunya sangat kusut, lusuh, bau dan kotor. Kita dapat membayangkan juga bahwa ayah anak itu telah mencium bau tidak sedap anaknya dari kejauhan. Namun, kita menyaksikan kenyataan yang luar biasa mengesankan, ayah itu tidak peduli dengan semuanya itu.
Cinta dan Pengorbanan
Ketika ayah itu melihat anak laki-lakinya, ia merasakan belas kasihan yang mendalam. Apa yang ia lakukan? Kitab Suci mengatakan bahwa ayah itu berlari mendapatkan anaknya.
Tuhan, Kasihanilah Aku
Injil Lukas 18:9-14 menyampaikan kepada kita bahwa Yesus menyampaikan perumpamaan "kepada mereka yang yakin akan kebenaran mereka sendiri atau yang menganggap dirinya benar" dan juga “yang memandang rendah semua orang lain”. Yesus memulai perumpamaan dengan kata-kata: “Ada dua orang pergi ke Bait Suci untuk berdoa; yang satu orang Farisi dan yang lain pemungut cukai. ”
Yang Utama dalam Hidup
Hari ini seorang ahli Taurat mendekati Yesus dan bertanya kepada-Nya, “Perintah manakah yang paling utama? Jawab Yesus: “Tuhan, Allah kita, adalah Tuhan yang esa” dan kita harus “mengasihi Tuhan, Allah kita dengan segenap hati, jiwa, pikiran, dan kekuatan kita. "Yesus melanjutkan dengan mengatakan,"Perintah yang kedua adalah: Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri. "
Kasih Sebagai Penggenapan Hukum Allah
Para ahli Kitab Suci mengalami kesulitan untuk mendamaikan kata-kata Yesus ini dengan semangat pembebasan-Nya dalam banyak hal mengenai Sabat. Yesus tidak menolak Perjanjian Lama orang Yahudi, tetapi membawanya kembali ke dasarnya, yakni cinta akan Allah dan sesama.