Nyanyian sukacita dalam Kitab Zefanya yang kita dengar dalam bacaan pertama hari Pesta Maria Mengunjungi Elisabet adalah nyanyian harapan Israel. Harapan dan kerinduan bahwa akan tiba waktunya Tuhan memperbarui Israel dengan cinta dan belaskasihan-Nya. “Pada hari itu, akan dikatakan kepada Yerusalem: Janganlah takut, hai Sion! Janganlah berkecil hati! Tuhan, Allahmu, ada di tengah-tengahmu sebagai Juruselamat. Ia akan bersukacita atasmu dan membaharui engkau dalam kasih-Nya. Tuhan akan bersorak gembira karena engkau.” Ini semua adalah tentang harapan. Dalam Injil, Maria dengan sukacita mengunjungi Elisabeth untuk berbagi kegembiraan dan untuk membawa harapan kepada Elizabeth. Maria juga dengan sukacita mengungkapkan magnificatnya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan dan harapannya akan keselamatan bagi dunia.
Maria adalah teladan harapan bagi kita. Bukan hanya karena Maria telah menerima dan melakukan kehendak Allah tetapi karena seluruh hidupnya adalah satu Magnificat yang panjang (seperti yang telah kita dengar di dalam Injil), - bukan untuk penghormatan yang diberikan kepadanya tetapi karena hal-hal yang sangat hebat seperti kekuatan, daya tahan, harapan yang berkobar dan KEHIDUPANNYA. Maria adalah Bunda Pengharapan Suci dan pada saat yang sama ia adalah Bunda yang Menderita. Maria menerima kedua-duanya, mahkota sukacita dan sebuah salib kesedihan. Kegembiraannya tidak berkurang oleh kesedihannya karena didorong oleh iman, harapan, dan kepercayaannya kepada Tuhan dan janjinya.
Konstitusi Kongregasi Pasionis No. 8 berkata: “Bersama-sama kita berbagi harapan yang sama; dan menyatukan hidup kita dalam Tuhan yang hidup yang menarik kita kepada-Nya. Kita menjalani kehidupan kita untuk mewartakan harapan itu kepada semua orang. Dalam hal ini kita diilhami oleh teladan Perawan Maria yang Terberkati, pelayan Tuhan; seperti dia kita percaya kepada Tuhan dan dengan sukacita yakin bahwa bahkan dalam kelemahan pun kita bisa menunjukkan kepada dunia jalan keselamatan Tuhan.”
Akhirnya, setiap hari kita diundang untuk seperti Maria senantiasa bersukacita di dalam Tuhan. Marilah kita menjadi pria dan wanita yang selalu bersyukur, pria dan wanita yang penuh harapan yang berbicara kepada dunia dengan kata-kata harapan dan mewujudkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.