Minggu Biasa III - 22 Januari, 2017
Bacaan I Yesaya 8:23b - 9:3
Bacaan II I Korintus 1:10-13,17
Bacaan Injil Matius 4:12-23
Setiap hari Yesus memanggil kita : "Jalalah sesamamu hari ini, jangan tunggu besok!"
Yesus yang memanggil Simon, Andreas, Yohanes dan Yakobus (dan para rasul yang lain), setiap hari juga memanggil kita untuk menjadi penjala manusia, menjadi penolong dan pemberi harapan bagi sesama.
Salah satu hal yang menarik dari teks ini adalah informasi bahwa setelah mendengar panggilan Yesus, ‘mari ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia’, Petrus dan Andreas segera meninggalkan jala mereka dan mengikuti Dia (Mat 4:19-20). Demikian pula halnya dengan Yakobus dan Yohanes, setelah mendengar panggilan Yesus, mereka segera meninggalkan perahu serta ayah mereka, lalu mengikuti Dia (Mat 4:21-22).
Petrus, Andreas, Yohanes dan Yakobus tentu bisa menjawab: terimakasih atas ajakan-Mu yang menarik itu. Mungkin kami akan mengikuti-Mu, tetapi tunggulah beberapa hari, kami akan mempertimbangkan hal itu dan berbicara dengan keluarga kami. Namun, itu tidak mereka lakukan. Bahkan tanpa sepatah kata mereka segera mengikuti Yesus.
Apa yang mendorong mereka untuk segera meninggalkan perahu, jala serta ayahnya dan mengikuti Yesus ?
Ada dua hal yang dapat kita temukan sebagai jawaban.
Pertama, mereka melihat sesuatu yang istimewa pada diri Yesus. Sesuatu yang istimewa itulah yang menggerakkan mereka untuk meninggalkan jala dan perahu (pekerjaan harian) serta ayah (keluarga) mereka dan segera mengikuti Yesus. Mereka melihat dalam diri Yesus ada harapan baru di tengah kesulitan hidup. Mereka melihat Yesus sebagai seorang sahabat yang akan berdiri bersama mereka sampai akhir. Mereka melihat Yesus sebagai Dia yang akan selalu berjalan berdampingan dengan mereka dan yang tidak akan pernah gagal untuk menemani mereka dalam perjuangan hidup. Mereka melihat Yesus sebagai Dia yang selalu ada untuk mereka selamanya, Dia yang mau mendengarkan mereka, Dia yang selamanya bersedia untuk meringankan beban mereka, tidak peduli seberapa berat beban itu.
Kedua, para murid itu menemukan sesuatu yang baru dan menarik dari undangan Yesus untuk menjadi penjala manusia. Undangan untuk menjadi penjala manusia itulah yang selanjutnya menggerakkan mereka untuk segera mengikuti Yesus. Mereka penasaran dan ingin tahu lebih lanjut apa yang Yesus maksudkan dengan menjadi penjala manusia itu. Mereka tertarik bukan saja pada sosok Yesus, melainkan juga pada apa yang Ia katakan kepada mereka. Selama mengikuti Yesus dan setelah Yesus naik ke surga, murid-murid itu menyadari dan memahami bahwa undangan untuk menjadi penjala manusia adalah sebuah undangan untuk bersaksi, beraksi dan bertindak membantu menyelamatkan sesama manusia. Petrus, Andreas, Yohanes dan Yakobus yang setiap hari bekerja sebagai penjala ikan untuk menyelamatkan hidup mereka sendiri dan keluarga, setelah mengikuti Yesus, mereka bekerja bersama Dia untuk menyelamatkan hidup banyak orang.
Beberapa waktu setelah Pentakosta, para rasul itu melanjukan panggilan mereka sebagai penjala manusia dengan membawa nama Yesus Kristus, Dia yang disalibkan dan bangkit. Menurut catatan tradisi gereja, di kemudian hari Rasul Petrus pergi mewartakan Injil sampai ke Roma dan tinggal di sana. Di Roma ia mempertobatkan banyak orang sampai kemudian ditangkap pada masa kekaisaran Nero dan dihukum mati dengan cara disalibkan. Petrus menolak disalibkan dengan kepala ke atas karena ia merasa tidak layak untuk mati dalam posisi yang sama seperti Yesus. Rasul Andreas, saudaranya, menurut tradisi pergi mewartakan Injil di Rusia bagian selatan dan sepanjang pantai Laut Hitam dan di Byzantium (Istambul sekarang). Ia wafat di Patras, Acaia, Yunani dengan digantung pada sebuah salib yang berbentuk huruf "X". Ia bergantung di salib itu selama 2 hari dan selama itu ia terus berkotbah kepada khalayak yang datang menyaksikannya. Ia tidak dipakukan melainkan diikat saja pada salib itu, sehingga lebih lama ia menderita sebelum menghembuskan nafasnya.
Yakobus adalah rasul pertama dari kedua belas rasul yang mati sebagai martir. Raja Herodes Agripa I memerintahkan agar Yakobus dihukum mati dengan pedang (Kis. 12:2). Tradisi mengatakan bahwa hal ini terjadi pada tahun 44, ketika Yakobus masih sangat muda. Meskipun hidupnya harus berakhir ketika masih muda, tetapi kesaksian tentang kesetiaan imannya tetap berkumandang hingga saat ini. Sementara saudaranya, Yohanes mewartakan Injil sampai ke Roma. Ia kemudian dibuang dan diasingkan ke pulau Patmos untuk kerja paksa di tambang batubara di mana Ia mendapat penglihatan tentang akhir zaman dan dunia yang baru, yang kemudian ia tulis dalam kitab Wahyu. Setelah dibebaskan dari pembuangan, Ireneus mencatat bahwa Yohanes tinggal dan wafat di Efesus.
Dari refleksi di atas kita dapat memetik beberapa buah pesan untuk kita sebagai pengikut Kristus.
Pertama, setiap hari Yesus memanggil kita untuk menjadi penjala manusia. Menjadi penjala manusia berarti menjadi saksi kebenaran, kasih, sukacita dan damai sejahtera. Menjadi penjala manusia berati menjadi pelayan, penolong, teman seperjalanan dan pemberi harapan bagi sesama manusia.
Kedua, Petrus, Andreas, Yohanes dan Yakobus, setelah mendengar panggilan Yesus untuk menjadi penjala manusia, segera meninggalkan jala mereka dan mengikuti Dia. Hari ini, keempat rasul ini, mengundang kita untuk jangan menunda melakukan kebaikan, sebelum semuanya menjadi terlambat. ‘Jalalah sesamamu hari ini dan jangan tunggu besok!’
Ketiga, menjadi pengikut Yesus dan meneladani keempat rasul itu bukanlah perkara gampang bagi kita. Kita berhadapan dengan berbagai tantangan, baik dari dalam diri sendiri (karakter, bakat, kebiasaan dan keterbatasan diri) maupun dari luar diri (keluarga, pekerjaan, teman-teman dan lingkungan). Namun, jika kita membaca Injil yang mengisahkan tentang keempat rasul ini, kita akan menemukan bahwa mereka bukanlah orang-orang sempurna. Mereka memiliki keterbatasan dan mengikuti Yesus dalam segala kelemahan mereka. Mereka juga berhadapan dengan berbagai tantangan, kesulitan, penganiayaan dan penderitaan (fisik dan mental) hingga mati dalam kesetiaan sebagai murid Kristus, penjala manusia. Tuhan memberi mereka kekuatan di tengah keterbatasan mereka sebagai manusia. Tuhan berjalan bersama mereka ketika tantangan dan penderitaan menimpa mereka karena nama-Nya. Demikian pula kepada kita, Tuhan akan memberi kita kekuatan di tengah keterbatasan kita sebagai manusia. Tuhan akan menggandeng tangan kita dan melangkah bersama kita ketika tantangan dan penderitaan menimpa kita dalam perjuangan kita menanggapi panggilan-Nya untuk menjadi penjala manusia.
Akhirnya, marilah kita setia menanggapi undangan Yesus : ‘Jalalah sesamamu hari ini dan jangan tunggu besok!’ Lakukan kebaikan di hari ini dan lihatlah apa yang terjadi…!”
Salam Persaudaraan Pasionis…!!!