Panggilan Untuk Mematuhi Perintah Tuhan Dan Melakukan Lebih Dari Itu - Homili Minggu Biasa VI 12 Februari 2017

Author | Minggu, 12 Februari 2017 13:10 | Dibaca : : 3064
Panggilan Untuk Mematuhi Perintah Tuhan Dan Melakukan Lebih Dari Itu - Homili Minggu Biasa VI 12 Februari 2017

Minggu Biasa III  - 12  Februari, 2017

Bacaan I  Sirakh 15 : 15 - 20
Bacaan II  I Korintus 2 : 6 - 10
Bacaan Injil  Matius 5 : 17 - 37

Bacaan hari ini, dan terutama Injil, melanjutkan tema pekan terakhir, yang menyajikan visi Yesus tentang moral, sosial dan spiritual dalam Khotbah di Bukit. Yesus memanggil kita untuk mematuhi perintah-perintah Musa, tetapi Ia mengajak kita untuk melakukan lebih banyak dari itu.

Mazmur tanggapan hari ini berkata: "Berbahagialah mereka yang mengikuti hukum Tuhan'. Ini adalah keyakinan dasar Kristen, tetapi 'mengikuti hukum Tuhan' sering berarti hal yang berbeda untuk orang yang berbeda.

Seperti kita ketahui, Yesus mengkritik orang-orang Farisi yang menjaga hukum, tetapi tidak memiliki hati yang murni. Mereka menonjolkan tindakan lahiriah sebagai orang yang taat hukum dan semuanya mereka lakukan dari semangat kesombongan dan keterpusatan pada diri sendiri. Tentunya tindakan seperti ini tidak menyenangkan Tuhan. Yesus yakin bahwa jika mereka mengikuti hukum Musa, bahkan dalam hal-hal kecil dari semangat kepercayaan dan kasih kepada Tuhan, maka tindakan lahiriah mereka sungguh menyenangkan Tuhan.

Ketika Yesus berkata, Ia datang untuk memenuhi, tidak untuk menghilangkan hukum, Ia berbicara tentang semangat batin.

Jika kita berpikir tentang suatu hal, pikiran kita akan menjadi tindakan kita. Hal-hal yang biasanya kita lakukan, entah benar atau salah, adalah hal-hal yang kita pikirkan sebelumnya. Dengan cara ini, dosa dimulai dalam pikiran kita atau seperti yang kita biasa katakan, 'di dalam hati kita'.

Sepuluh Perintah Allah melarang pembunuhan, perzinahan dan sumpah palsu seperti yang kita dengar dalam Injil hari ini. Sama seperti Musa, Yesus juga melarang kita melakukan hal-hal itu, tetapi Ia lebih jauh dari itu. Dia mengatakan bahwa emosi seperti marah, nafsu dan penipuan adalah sumber terdalam lahirnya dosa-dosa ini.

Yesus mengajak kita untuk menyadari perasaan ini dalam hati kita dan bertindak untuk menghilangkan hal-hal yang menyebabkan dosa yang lebih serius.

Apa yang paling penting bagi Yesus adalah apa yang hidup dalam hati manusia dan kata-kata tantangan-Nya adalah untuk memuaskan dahaga rohani kita. Dahaga rohani ini adalah dahaga akan kebaikan, kebenaran, keadilan, belaskasihan, keindahan, pengampunan, cinta dan kedamaian.

Kita tidak bisa mencapai tempat yang terdalam di hati kita, hanya dengan melakukan tindakan lahiriah kita atau menahan diri dari tindakan yang salah. Kita harus berbuat baik dan untuk melakukan hal ini, kita harus memiliki hati yang murni.

Marilah kita fokus pada semangat batin dan berusaha untuk berbuat baik, untuk menyebarkan cinta dan menjangkau orang lain. Kita harus melakukan apa yang diwajibkan oleh hukum, tetapi yang lebih penting, kita harus melakukan semangat hukum yang memanggil kita untuk bertindak, yang memanggil kita untuk melakukan lebih banyak lagi, yakni menjalankan hukum karena cinta kepada Tuhan dan sesama.

P.Avensius Rosis,CP

Ditahbiskan menjadi imam dalam Kongregasi Pasionis pada 18 Agustus 2009 di Gereja Katedral Jakarta. Februari 2016 - Juli 2017 berada di Melbourne, Australia. Sekarang bertugas mendampingi para Novis Pasionis di Biara Santo Gabriel dari Bunda Berdukacita, Batu, Malang. | Profil Selengkapnya

www.gemapasionis.org | Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Leave a comment