Jangan khawatir! Percayalah! Berbahagialah! - Homili Minggu Biasa VIII 26 Februari 2107

Author | Minggu, 26 Februari 2017 17:54 | Dibaca : : 2472
Suasana Seminar Hidup Baru Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM) Indonesia di Melbourne, Australia Suasana Seminar Hidup Baru Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM) Indonesia di Melbourne, Australia Foto : Dokumentasi Pribadi

Kemarin dan hari ini (Sabtu, 25 Februari s.d Minggu, 26 Februari 2017) saya menemani Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM) Indonesia di Melbourne, Australia dalam sebuah Seminar Hidup Baru (SHB) yang begitu indah. Materi-materi refleksi yang disampaikan oleh tim SHB mengarahkan para peserta untuk pertama, mengalami kasih Allah yang tak terbatas dalam hidup kita; kedua, mengalami kasih Allah dalam diri Yesus Kristus, Putera-Nya yang datang ke dunia untuk menyelamatkan kita melalui sengsara dan wafat-Nya; ketiga, mengalami kasih Allah yang mengutus Roh Kudus yang mememberikan karunia hidup baru kepada kita untuk senantiasa bertumbuh dalam roh dan kebenaran. Refleksi-refleksi itu kemudian mengarahkan para peserta untuk percaya pada Tuhan, tidak kuatir akan hidup ini, mau mengandalkan Tuhan, mau dipimpin dan dibimbing oleh Roh Kudus dalam kehidupan sehari-hari.

Materi-materi refleksi di atas berjalan searah dengan apa yang Yesus katakan dalam Injil hari ini. Kata-kata Yesus hari ini adalah ekspresi yang indah dari kepercayaan kita kepada Tuhan. Yesus mengatakan kepada orang-orang yang mendengarkan Dia, "Jangan kuatir". Yesus menyampaikan hal ini karena mengetahui bahwa beberapa orang yang mendengarkan Dia pada saat itu mengkuatirkan banyak hal. Para pendengar Yesus pada waku itu adalah orang-orang yang hidupnya sangat sederhana, yang sedikit ada kemewahan dan banyak yang sangat miskin.

Dia menyebutkan tiga hal yang mereka tidak perlu kuatir yaitu apa yang mereka makan dan minum, tubuh mereka dan pakaian mereka.

Makanan dan minuman tidak dapat dengan mudah tersedia pada jaman Yesus, tidak seperti jaman kita saat ini. Kita memiliki lemari es dan pengawet yang memungkinkan kita untuk menyiapkan persediaan makanan dan minuman dalam jumlah besar dan jangka waktu yang cukup lama. Kita bisa pergi ke toko atau restoran selama beberapa jam di siang hari dan berjam-jam jika malam dan membeli makanan dan minuman. Pada zaman Yesus tidak ada kemewahan seperti itu.

Saat ini juga ada banyak orang disekitar kita yang kesulitan uang untuk membeli makanan dan minuman sehari-hari. Beberapa dari kita mungkin kuatir tentang apa yang harus kita pilih dari sekian banyak pilihan makanan yang tersedia bagi kita di rumah atau di restoran. Mungkin kita kuatir tentang barang-barang mewah yang kita inginkan dan ingin kita miliki. Mungkin kita kuatir karena kita merasa bahwa semuanya tergantung pada kita dan Tuhan dilupakan. Yesus berkata, "Pandanglah burung-burung". Apakah ada di antara kita yang pernah melihat mereka menabur benih atau menuai atau mengumpulkan biji-bijian ke dalam gudang? Dan apakah di antara kita yang pernah melihat salah satu dari burung-burung itu kelaparan sampai mati? Yesus menanyakan hal ini kepada kita untuk mengarahkan pandangan kita pada Bapa yang di Surga. Ia berkata : "Bapamu yang di sorga menyediakan makanan kepada burung-burung itu." Perhatikan dengan baik Yesus mengatakan "Bapamu yang di surga."

Yesus menyaksikan dan terinspirasi oleh burung-burung itu dan kemudian mengajak kita untuk merefleksikan berapa banyak biji-bijian yang dibutuhkan untuk menjadi makanan semua burung di dunia. Ia mengarahkan kita untuk melihat bahwa Allah memberi makan burung-burung itu setiap hari dan mereka tidak perlu kuatir. Apa yang mereka butuhkan disediakan bagi mereka setiap hari.

Kemudian Yesus mengundang kita untuk membuka hati dan melihat jika Bapa surgawi menyediakan makanan bagi burung-burung itu, berapa banyak Ia akan memperhatikan  apa yang kita butuhkan.

Yesus juga berbicara tentang kuatir mengenai tubuh kita. Ini adalah masalah besar saat ini dengan munculnya banyak produk kesehatan dan pusat kebugaran.

Yesus bertanya, "Siapa yang dapat menambahkan sehasta (sekitar 45 cm) pada tinggi badan kita oleh karena kekuatiran?" Tidak ada satu pun! Dan tidak mungkin.

Dia bertanya, "Siapa yang dapat menambahkan satu hari bagi waktu di hidup kita oleh karena kekuatiran?" Tidak ada. Kuatir tidak berguna. Ia tidak menyelesaikan dan menambahkan apa-apa, kecuali masalah!

Tentu saja kita bisa mengubah sesuatu pada tubuh kita dengan diet dan olahraga, tetapi kita tidak bisa mengubah apa-apa pada tubuh kita dengan mengkuatirkan hal itu.

Penelitian medis berulang kali menunjukkan bahwa orang yang selalu kuatir, selalu umur pendek dan cepat mati. Kekuatiran mengarah kepada kecemasan, yang berarti ‘torn apart’ atau keadaan 'terkoyak' atau merasa ‘hancur lebur’, dan mereka yang menderita gangguan kecemasan tahu bagaimana rasanya keadaan itu.

Kuatir atau kecemasan seperti kursi goyang. Selalu bergerak tetapi tidak pernah memindahkan kita ke tempat lain. Kuatir atau kecemasan merampas tidur, mengalihkan pikiran dan mencuri damai sejahtera di hati kita.

Yesus bertanya "Mengapa kamu kuatir tentang pakaian?" Sekali lagi, Yesus menunjukkan apa yang Ia saksikan di alam sekitar kita. "Lihatlah bunga-bunga di taman". Mereka tidak kuatir. Mereka tidak pernah menjalankan mesin jahit untuk memproduksi pakaian indah. Mereka sudah memilikinya. Yesus mengatakan bahkan seorang raja yang kaya seperti Salomo pun tidak pernah memakai pakaian seindah bunga-bunga itu.

Yesus juga adalah seorang guru ilmu alam. Ia mencatat bahwa rumput dan bunga memiliki durasi waktu hidup yang singkat, namun mereka masih dihiasi dengan begitu indah oleh Allah. Yesus kemudian menekankan bahwa Allah akan memberikan pakaian indah yang kita butuhkan sama seperti Ia mendandani bunga-bunga di taman.

Betapa sedikit iman yang kita miliki, jika kita kuatir! Ini adalah point yang ingin Yesus tekankan. Dengan kuatir, kita menunjukkan kurangnya iman. Kekuatiran menunjukkan bahwa kita merasa Tuhan tidak peduli pada kebutuhan kita. Ini menunjukkan bahwa kita tidak benar-benar percaya bahwa Allah yang Mahakasih yang menciptakan kita, akan memperhatikan dan menyediakan apa yang kita butuhkan.

Yesus mengatakan bahwa orang-orang yang tidak percaya kuatir, tetapi kita harus berbeda karena kita tahu bahwa "Bapa surgawi tahu apa yang kita butuhkan".

Hanya ketika kita berhenti mengkuatirkan sesuatu dan menempatkan hidup kita di tangan Tuhan, kebutuhan hidup kita akan benar-benar tersedia. Kita harus melepaskan sesuatu untuk menerima karunia ini.

Akhirnya, Yesus berkata agar kita membuat prioritas pertama kita yakni Kerajaan Allah dan semua kebenaran-Nya. Jika kita melakukan itu, segala sesuatu yang kita butuhkan akan jatuh ke tempatnya. Jika kita mempercayakan hidup kita kepada Allah, Bapa kita yang penuh kasih, kita tidak perlu kuatir, karena kita akan menjadi seperti burung-burung yang menemukan makanan dan bunga-bunga di taman yang berpakaian begitu indah. Kita akan memiliki semua yang kita butuhkan.

So, "Jangan khawatir! Percayalah! Berbahagialah!'

 

P.Avensius Rosis,CP

Ditahbiskan menjadi imam dalam Kongregasi Pasionis pada 18 Agustus 2009 di Gereja Katedral Jakarta. Februari 2016 - Juli 2017 berada di Melbourne, Australia. Sekarang bertugas mendampingi para Novis Pasionis di Biara Santo Gabriel dari Bunda Berdukacita, Batu, Malang. | Profil Selengkapnya

www.gemapasionis.org | Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Leave a comment