Setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan, dia dipimpin oleh Roh Allah untuk menyendiri ke padang gurun Yudea. Padang gurun yang luas itu sangat berbahaya karena akan ada panas terik di siang hari dan dingin yang ekstrim di malam hari, bahaya dari binatang buas dan kalajengking, kekurangan dan kelangkaan makanan dan air.
Mengapa Yesus memilih tempat tandus, tempat sepi untuk masa doa dan puasa yang panjang itu? Matius, Markus, dan Lukas memberitahu kita bahwa Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Markus menyatakan hal itu dengan tegas : "Roh segera membawa Yesus ke padang gurun" (Markus 1:12). Itu berarti bahwa kehendak Allah-lah yang membawa Yesus ke tempat itu. Yesus memahami kehendak Allah dan Ia menerimanya. Karena itu, Ia dengan rela menerima pengalaman kesendirian itu, jauh dari keluarga dan teman-temannya, untuk jangka waktu yang panjang.
Kata menggoda dalam bahasa Indonesia cenderung berarti menarik seseorang untuk melakukan apa yang salah atau dilarang. Kata yang Alkitab gunakan dalam teks kita hari ini lebih dalam arti membuktikan dan menilai seseorang untuk melihat apakah orang itu siap untuk tugas yang telah diberikan dan dipercayakan kepadanya.
Maskai penerbangan menguji pilot pesawat untuk melihat apakah mereka siap untuk terbang di bawah semua kondisi, termasuk dalam keadaan darurat, tekanan angin dan badai yang dhasyat, serta kondisi cuaca buruk yang menghambat penglihatan. Dengan cara seperti ini juga Allah menguji umat-Nya untuk melihat apakah mereka siap untuk mengikuti dan melayani Dia tanpa kompromi.
Dalam banyak kesempatan Tuhan menguji Abraham untuk membuktikan imannya dan memperkuat harapannya dalam janji-janji yang telah Allah lakukan kepadanya. Abraham taat dan rela bahkan ketika Tuhan memintanya untuk mengorbankan Ishak, anak tunggalnya, anak perjanjian.
Dalam banyak kesempatan Tuhan menguji bangsa Israel dan menguatkan mereka. Salah satunya ketika mereka diuji di Mesir selama lebih dari 400 tahun kerja paksa dan penganiayaan, mereka terus berjuang untuk tidak melupakan Tuhan. Mereka tetap percaya akan firman Allah dan memegang janji Allah bahwa Ia akan membebaskan mereka dari penindasan dan membawa mereka kembali ke tanah air mereka yang dijanjikan.
Dalam banyak kesempatan Tuhan menguji dan menguatkan Musa ketika ia harus memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Allah dengan cara-Nya mendampingi Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari pembuangan di Mesir dan membimbing mereka ke padang gurun ke gunung-Nya yang kudus di Sinai. Di sana Musa naik ke gunung dan bertemu dengan Tuhan muka dengan muka selama 40 hari dalam doa dan puasa (Keluaran 24:18).
Nabi Elia juga melakukan perjalanan selama 40 hari ke gunung suci di Horeb untuk menyelamatkan diri dari Izebel dan untuk bertemu Tuhan di sana. Allah menyertai dan membekali Elia untuk perjalanannya dengan roti ajaib dari surga (1 Raja-raja 19: 8).
Yesus mengalami masa ujian dan persiapan untuk melaksanakan misi yang dipercayakan Bapa-Nya. Dia dibawa ke padang gurun selama 40 hari tanpa makanan dan sedikit perlindungan. Dia tidak punya apa-apa untuk mempertahankan diri-Nya sendiri di padang gurun tandus ini kecuali apa yang Bapa akan berikan kepada-Nya selama empat puluh hari doa dan puasa itu. Yesus seorang diri di lingkungan yang keras dan berbahaya ini, bergulat dengan godaan yang mengarahkan-Nya untuk mendapatkan hal-hal mudah atau nyaman yang akan menghindari rasa sakit dan kesulitan, penghinaan dan penolakan, penderitaan dan kematian.
Ujian yang Yesus alami di padang gurun ini mirip dengan ujian yang Adam dan Hawa jalani ketika Allah meminta mereka menjaga ciptaan-Nya dan mengambil bagian dalam kemuliaan dan kuasa-Nya. Ketika Allah menempatkan Adam dan Hawa di Taman Eden, Ia memberi mereka segala sesuatu yang mereka butuhkan untuk hidup dan untuk memenuhi tugas yang dipercayakan kepada mereka. Ketika memberi mereka satu perintah untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan, Allah sesungguhnya sedang menguji cinta dan kesetiaan mereka kepada-Nya (Kejadian 2: 16-17; 3: 1-6).
Mereka gagal untuk mematuhi perintah Allah yang satu ini karena mereka mendengarkan suara dari malaikat pemberontak, yang menyamar sebagai sosok yang sangat halus dan pintar, penuh pesona. Kitab Suci menyebut penggoda ini dengan banyak nama, iblis dan setan (Wahyu 12: 9), beelzebul penghulu setan (Lukas 11:15, Matius 12:24), yang jahat (Matius 13:38) dan bapa segala dusta (Yohanes 8:44). Setan menggoda Adam dan Hawa dengan kebanggaan untuk menjadi setara dengan Allah. Sebagai konsekuensi dari ketidaktaatan mereka, Adam dan Hawa diusir dari surga dan di arahkan ke padang gurun.
Yesus memasuki padang gurun untuk mendapatkan kembali surga bagi kita, anak-anak yang kehilangan Allah. Yesus menolak makanan untuk menunjukkan ketergantungan-Nya pada roti surga, firman Allah, yang akan mendukung-Nya tidak hanya dalam kelaparan fisik, tapi di saat-saat godaan rohani juga. Ketika Setan mencobai Yesus untuk mengubah batu menjadi roti, Yesus menjawab dengan kata-kata Kitab Suci, "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" (kutipan dari Ulangan 8: 3; Matius 4: 4).
Dari mana Yesus menemukan kekuatan untuk bertahan hidup dalam kondisi padang gurun yang keras dan di tengah rayuan si penggoda? Yesus menemukan kekuatan dari mendengarkan firman Tuhan dan melakukan kehendak Bapa-Nya. Yesus memilih untuk pertama-tama menikmati makanan rohani yakni firman Tuhan sendiri.
Setan pasti akan menggoda kita dan ia akan mencoba yang terbaik untuk mendapatkan kita sehingga kita lebih memilih kehendak kita sendiri daripada kehendak Allah. Jika ia tidak bisa membuat kita meninggalkan iman, ia kemudian akan mencoba untuk mendapatkan kita dengan membuat pilihan yang akan membawa kita, sedikit demi sedikit, jauh dari apa yang Tuhan inginkan dari kita.
Yesus dicobai seperti kita dan dia mengalahkan dosa bukan dengan usaha sendiri tetapi oleh kasih karunia dan kekuatan yang Bapa-Nya berikan kepada-Nya. Dia harus meninggalkan kehendak-Nya dan menyesuakan diri dengan kehendak Bapa-Nya. Dia berhasil karena Ia mengandalkan Bapa-Nya dan Ia percaya bahwa Bapa-Nya akan memberi-Nya kekuatan untuk mengatasi hambatan yang berdiri di jalan.
Lukas mengatakan bahwa Yesus "penuh dengan Roh Kudus" (Lukas 4: 1). Ketika dicobai Iblis Yesus tidak mencoba untuk melawan lawannya dengan kekuatan manusia. Ia mengandalkan kekuatan yang diberikan Roh Kudus. Ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa-Nya dan kesediaan-Nya untuk merangkul salib membalikkan kutukan ketidaktaatan Adam. Kemenangan-Nya atas dosa dan kematian-Nya memenangkan bagi kita tidak hanya pengampunan atas dosa-dosa kita, tetapi juga pengangkatan kita kembali menjadi anak-anak Allah.
Bagaimana kita dapat mengatasi dosa dan mendapatkan kebebasan dari keinginan jahat dan kebohongan Iblis dan godaan dunia ini? Tuhan Yesus memberikan kita Roh Kudus untuk membantu kita dalam kelemahan kita (Roma 8:26). Roh itu juga menjadi panduan dan penghibur kita dalam masa ujian dan pencobaan (1 Korintus 10:13). Tuhan memberikan anugerah kerendahan hati pada kita agar kita mengakui ketergantungan kita kepada Dia (Yakobus 4: 6) dan Tuhan membantu kita untuk melawan kebohongan dan serangan dari musuh kita, setan, yang berusaha untuk menghancurkan kita (1 Petrus 5: 8-10; Efesus 6: 10-18).
Tuhan Yesus selalu siap untuk mencurahkan Roh-Nya atas kita agar kita dapat memiliki kekuatan dan keberanian untuk menolak dosa dan menolak kebohongan dan tipuan setan. Tuhan ingin kita "bertanding dalam pertandingan iman yang benar dan merebut hidup yang kekal" (1 Timotius 6:12) dengan kekuasaan dan kekuatan yang berasal dari Roh Kudus.
Hal-hal yang kita lakukan untuk menghadapi setiap godaan setan dan dunia ini adalah mendengarkan Firman Tuhan dan senantiasa menyesuaikan diri dengan kehendak Tuhan dari hari ke hari. Kita berjuang dengan yang terbaik yang bisa kita lakukan sambil tetap berpegang teguh pada Firman Tuhan dan kehendak-Nya. Kita percaya bahwa Tuhan akan melengkapi apa yang kurang dari diri kita. Pengalaman Yesus yang menang atas setan di padang gurun hari ini, menguatkan dan memberi harapan kepada kita bahwa dengan berjalan bersama Yesus dan mengikuti tuntunan-Nya kita pun akan menang.