Cinta dan Penantian - 17 Renungan Singkat bagian 3
Hal yang tak terhindarkan terjadi. Putera bungsu dalam cerita ini mengambil sebagian harta milik ayahnya yang didapat melalui kerja keras dan memboroskan atau menghabiskan semuanya. Dia berakhir dengan kehancuran sehingga harus bekerja di sebuah kandang babi untuk mendapatkan makanan atau untuk mengisi perutnya yang kosong (*kandang babi bukanlah tempat yang baik bagi seorang anak laki-laki Yahudi). Dia kemudian merenung dan berkata kepada dirinya sendiri: “Aku akan kembali kepada ayahku!”
Kedalaman Cinta Sang Bapa - 17 Renungan Singkat bagian 2
Anak bungsu dalam cerita ini menolak ayahnya. Banyak orangtua mengalami bagaimana rasanya ditolak oleh anak-anak mereka. Ketika seorang anak laki-laki atau seorang anak perempuan memberontak melawan cinta orangtua, rasa sakit terlalu sulit untuk dilukiskan.
Menikmati Kemurahan Hati Allah - Refleksi Minggu Biasa XXV 24 September 2017
Dalam Injil hari ini kita bertemu dengan banyak orang yang mengawali perjalanan sebagai pecundang (pengangguran, yang terakhir) tetapi berakhir sebagai pemenang. Mereka adalah orang-orang yang timpang secara fisik, timpang emosional, timpang spiritual, dan yang lumpuh secara ekonomi. Mereka adalah anak-anak yang hilang, orang-orang terbuang, orang-orang yang terlantar dan orang-orang yang diabaikan atau dihindari. Pecundang akhirnya menjadi pemenang karena Yesus membuat pilihan yang jelas untuk mereka. Ia mau mengajarkan bahwa jalan Tuhan bukanlah jalan kita, bahwa Tuhan tidak bekerja dengan perhitungan matematika tetapi dari kepenuhan hati-Nya yang mengasihi.
Cinta dan Kesabaran - 17 Renungan Singkat bagian 1
Hal pertama yang kita dapat belajar tentang ayah dalam Injil Lukas 15:11-32 ini adalah bahwa dia memiliki kesabaran yang luar biasa. Ketika puteranya yang paling muda datang kepadanya, ia membuat sebuah permintaan yang sangat keji. Dia meminta harta warisan dari ayahnya saat ini juga.
Ayah yang Baik - Pembukaan 17 Renungan Singkat
Perumpamaan tentang anak yang hilang (dan juga domba yang hilang dan dirham yang hilang) mengungkapkan bahwa Tuhan adalah Bapa yang penuh kasih dan maha penyayang. Tuhan adalah Bapa yang percaya pada penyucian bukan pengecualian; yang memahami yang hilang, yang terakhir dan yang tidak berdaya; yang sangat tergila-gila pada orang-orang yang tidak sempurna, sehingga Dia terus berusaha untuk merangkul mereka ke dalam pelukan cinta-Nya.
Dalam Tangan Kasih Tuhan Orang-Orang Berdosa Juga Memiliki Masa Depan - Refleksi Minggu Biasa XVI 23 Juli 2017
Orang-orang yang perfeksionis memiliki keinginan besar untuk menyelesaikan banyak hal. Mereka menunjukkan perhatian yang luar biasa terhadap detail atau hal-hal kecil. Tetapi ada sebuah bayangan di samping hal itu. Mereka mungkin menjadi pecandu kerja, dan tidak dapat bersantai, tidak dapat berhenti dan berpikir, tidak dapat berhenti dan mendengarkan, tidak dapat berhenti dan berbicara, atau sekadar berhenti. Mereka ingin berprestasi tinggi, memiliki target yang besar, dan sering menuntut terlalu banyak dari orang lain. Mereka ingin orang lain menjadi seperti mereka, dan bahkan menekan orang lain untuk menyesuaikan diri dengan mereka. Dengan menjadi seperti ini, mereka sebenarnya telah menjadi musuh terburuk untuk diri mereka sendiri.
Belajar Peka Atas Tanda-Tanda Kehadiran Tuhan - Refleksi Minggu Biasa XV 16 Juli 2017
Injil hari ini berisi keluhan, sebuah keluhan serius. Hal ini ditujukan kepada kita, kepada Anda dan saya. Yesus mengatakan kepada kita bahwa firman Tuhan seringkali tidak berbuah, tidak produktif dalam hidup kita. Firman Tuhan sering diinjak-injak di bawah kaki, menjadi kering, tumbuh sesaat, atau tidak tumbuh sama sekali. Kita gagal melihat tanda-tanda kehadiran Firman yang Tuhan masukkan ke dalam kehidupan kita. Kita tidak melihat, mendengar, merasakan, menyentuh atau mengenali firman-firman itu. Karena firman-firman itu berlalu begitu saja dari kita, maka mereka tidak bisa membuat kita lebih baik.
Menjadi Perpanjangan Tangan Tuhan di Dunia - Renungan Hari Raya Tritunggal Mahakudus Minggu, 18 Juni 2017
Berbicara tentang Perjamuan Kudus, St.Augustinus yang hidup pada tahun 400-an di Afrika Utara, mengatakan banyak hal indah tentang siapa kita sebagai anggota, sel dan organ tubuh Kristus. Ia berkata : "Anda adalah apa yang telah Anda terima". Dengan kata-kata ini ia ingin menyatakan kepada kita bahwa ketika kita menerima Yesus sebagai Roti Hidup untuk perjalanan hidup kita, kita menjadi semakin satu dengan-Nya.
Kasih Yang Sempurna – Renungan Hari Raya Tritunggal Mahakudus, Minggu 11 Juni 2017
Siapa pun di antara kita yang memiliki teman seumur hidup atau 'teman dalam waktu yang lama', tahu bahwa selalu ada hal baru yang harus kita pelajari satu sama lain. Kita tahu bahwa kita sampai tingkat tertentu memiliki misteri satu sama lain karena ada beberapa hal yang saling tidak kita ketahui. Demikian pula halnya dengan pengetahuan dan cinta kita kepada Allah - tentang Allah sebagai Bapa, Allah sebagai Anak, dan Allah sebagai Roh Kudus. Selama bertahun-tahun kita harus memelihara hubungan baik dengan Tuhan, sebelum kita menjadi sedikit sadar akan apa yang membentuk Misteri besar yaitu Allah.
Roh Kudus Membuatku Bertumbuh - Renungan Hari Minggu Pentekosta 4 Juni 2017
Seorang filsuf bernama Jean-Paul Sartre ingin mengeksplorasi penderitaan orang-orang yang merasa terjebak dan terperangkap dalam kehidupan mereka. Sartre melihat ini sebagai neraka di bumi. Sartre menulis sebuah drama tentang neraka semacam ini dan menyebutnya No Exit. “Tiga orang tiba di sebuah ‘ruangan’, di mana terdapat ruang tamu dengan cermin di sekeliling dindingnya. Tidak ada pintu keluar di ruangan itu, dan tidak ada selingan atau istirahat dalam permainan. Ketiga karakter itu tetap berada di atas panggung sepanjang waktu, karena mereka tidak pernah bisa meninggalkan ruangan dan harus tetap bersama saling menjaga.