Nyanyian sukacita dalam Kitab Zefanya yang kita dengar dalam bacaan pertama hari Pesta Maria Mengunjungi Elisabet adalah nyanyian harapan Israel. Harapan dan kerinduan bahwa akan tiba  waktunya Tuhan memperbarui Israel dengan cinta dan belaskasihan-Nya. “Pada hari itu, akan dikatakan kepada Yerusalem: Janganlah takut, hai Sion! Janganlah berkecil hati! Tuhan, Allahmu, ada di tengah-tengahmu sebagai Juruselamat. Ia akan bersukacita atasmu dan membaharui engkau dalam kasih-Nya. Tuhan akan bersorak gembira karena engkau.”

Published in Renungan
Minggu, 28 Mei 2017 16:10

Renungan Hari Kenaikan Yesus Ke Surga

Ketika kita mengucapkan Credo kita mengakui tentang Yesus: 'Ia naik ke surga dan duduk di sebelah kanan Bapa.' Apa gambaran yang muncul dalam pikiran kita saat memikirkan Yesus naik ke surga? Apakah kita membayangkan Dia menaklukkan ruang dengan naik seperti sebuah kapal luar angkasa? Jika kita berpikiran seperti itu, kita telah keliru memahami kata-kata tulisan suci sebab kata-kata itu tidak dapat dimengerti  secara harfiah. Kata-kata itu adalah cara puitis dan buku bergambar yang mengatakan bahwa Yesus tidak lagi berada di bumi secara fisik dan material. Dalam tubuh kebangkitan-Nya yang telah berubah, Ia telah pergi kepada Tuhan dan hidup dengan Tuhan dalam terang dan kemuliaan. Itu berarti bahwa Allah yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati telah memuliakan dan meninggikan Dia.

Published in Renungan

Sejak awal penciptaan, Tuhan berfirman: Tidak baik manusia itu sendiri (Kejadian 2:18). Manusia, kita diciptakan dalam kasih untuk mengasihi, untuk menjadi komunitas orang-orang yang mengasihi, sama seperti Bapa, Putera, dan Roh Kudus bersatu dalam komunitas cinta yang tidak dapat dipisahkan.

Published in Renungan

Hari ini kita mendegar Yesus menyatakan diri-Nya sebagai jalan, kebenaran dan hidup. Akan ada banyak makna yang dapat kita petik dari kata-kata Yesus ini. Berikut adalah sebuah refleksi kecil untuk membantu kita menemukan makna dari kata-kata Yesus ini untuk hidup kita.

Published in Renungan

Pengajaran Yesus tentang diri-Nya sebagai Roti Hidup telah tuntas. Ia adalah roti hidup yang telah turun dari surga untuk memberi hidup kepada dunia. Roti yang diberikan-Nya adalah daging-Nya sendiri. Barangsiapa makan daging-Nya dan minum darah-Nya, ia mempunyai hidup yang kekal. Yesus mengajak orang-orang untuk menyadari kehadiran Sang Ilahi, yaitu diri-Nya sendiri, di dunia ini melalui tanda-tanda, karya-karya-Nya yang baik dan pengajaran-Nya. Yesus juga mengajak mereka untuk percaya pada-Nya. Barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Lalu, bagaimana sikap orang-orang terhadap pengajaran Yesus tersebut? 

Published in Renungan

Injil pada hari kemarin berakhir dengan perkataan Yesus, “Roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Terhadap perkataan Yesus tersebut, orang-orang Yahudi berdebat di antara mereka dan berkata, “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan.” Bagi kita saat ini mungkin tidak sulit untuk memahami kata-kata Yesus tersebut, karena pikiran kita langsung tertuju pada Perayaan Ekaristi. Kita menyambut Tubuh dan Darah Kristus dalam Perayaan Ekaristi.

Published in Renungan

Meskipun orang-orang yang tertutup hatinya tidak mau memahami dan malah bersungut-sungut, Yesus tetap melanjutkan pengajaran-Nya tentang roti hidup pada hari ini. Terhadap sungut-sungut mereka, Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.”

Published in Renungan

Gereja pada hari ini merayakan Pesta St. Filipus dan Yakobus, Rasul. Filipus berasal dari Betsaida, sama seperti Petrus dan Andreas. Sebelum mengikuti Yesus, ia adalah murid Yohanes Pembaptis. Sedangkan Yakobus yang kita rayakan hari ini bukanlah Yakobus saudara Yohanes, melainkan Yakobus anak Alfeus yang berasal dari Kana di Galilea. Ia mempunyai peran penting dalam konsili pertama di Yerusalem dan menjadi uskup pertama di Yerusalem.

Published in Renungan

Injil hari ini masih melanjutkan kisah kemarin. Orang-orang yang menyaksikan mukjizat penggandaan roti dan memakan roti itu berhasil menemukan Yesus di Kapernaum. Lalu, terjadilah dialog antara mereka dengan Yesus tentang roti yang bertahan sampai hidup yang kekal. Pada bagian akhir kisah kemarin Yesus menyatakan bagaimana cara mendapatkannya, yaitu dengan percaya kepada-Nya.

Published in Renungan

Injil pada hari ini mengisahkan kelanjutan dari peristiwa penggandaan roti. Diceritakan bahwa orang-orang yang menyaksikan mukjizat penggandaan roti dan ikut memakan roti itu menyadari bahwa Yesus sudah tidak bersama mereka lagi di tempat itu. Lalu, mereka mulai mencari-Nya dengan naik ke perahu menuju tanah seberang. Mengapa mereka mencari-Nya? Kiranya kita juga mengajukan pertanyaan serupa pada diri kita masing-masing. Mengapa kita mencari Yesus? Mengapa kita datang kepada-Nya?

Published in Renungan
Halaman 3 dari 5