P.Avensius Rosis,CP

P.Avensius Rosis,CP

Ditahbiskan menjadi imam dalam Kongregasi Pasionis pada 18 Agustus 2009 di Gereja Katedral Jakarta. Februari 2016 - Juli 2017 berada di Melbourne, Australia. Sekarang bertugas mendampingi para Novis Pasionis di Biara Santo Gabriel dari Bunda Berdukacita, Batu, Malang. | Profil Selengkapnya

Website URL: http://www.gemapasionis.org  

Gereja pada hari ini merayakan Pesta St. Filipus dan Yakobus, Rasul. Filipus berasal dari Betsaida, sama seperti Petrus dan Andreas. Sebelum mengikuti Yesus, ia adalah murid Yohanes Pembaptis. Sedangkan Yakobus yang kita rayakan hari ini bukanlah Yakobus saudara Yohanes, melainkan Yakobus anak Alfeus yang berasal dari Kana di Galilea. Ia mempunyai peran penting dalam konsili pertama di Yerusalem dan menjadi uskup pertama di Yerusalem.

Injil hari ini masih melanjutkan kisah kemarin. Orang-orang yang menyaksikan mukjizat penggandaan roti dan memakan roti itu berhasil menemukan Yesus di Kapernaum. Lalu, terjadilah dialog antara mereka dengan Yesus tentang roti yang bertahan sampai hidup yang kekal. Pada bagian akhir kisah kemarin Yesus menyatakan bagaimana cara mendapatkannya, yaitu dengan percaya kepada-Nya.

Injil pada hari ini mengisahkan kelanjutan dari peristiwa penggandaan roti. Diceritakan bahwa orang-orang yang menyaksikan mukjizat penggandaan roti dan ikut memakan roti itu menyadari bahwa Yesus sudah tidak bersama mereka lagi di tempat itu. Lalu, mereka mulai mencari-Nya dengan naik ke perahu menuju tanah seberang. Mengapa mereka mencari-Nya? Kiranya kita juga mengajukan pertanyaan serupa pada diri kita masing-masing. Mengapa kita mencari Yesus? Mengapa kita datang kepada-Nya?

Banyak dari kehidupan kita adalah rangkaian perubahan. Beberapa di antaranya dipaksakan pada kita, yang lain dipilih secara bebas. Kita memutuskan, misalnya, pindah ke kota atau ke pinggiran kota yang baru, mencari pekerjaan baru, mengganti mobil lama kita dengan model baru, melakukan diet, mendaftarkan anak-anak di sekolah yang berbeda, atau mendukung kegiatan amal tertentu. Ketika kita membuat keputusan seperti itu, kita biasanya berharap bahwa perubahan akan berhasil, dan bahwa hidup kita akan jauh lebih baik dan lebih bahagia. Tetapi hal-hal itu tidak selalu berjalan sesuai rencana. Kita mengenal sebuah pepatah bijak mengatakan seperti ini : 'Manusia berusaha tetapi Tuhan yang menentukan!' Terkadang, semua usaha kita untuk mengubah situasi menjadi lebih baik hanya membawa kegagalan dan frustrasi, kekecewaan dan penyesalan.

Kita adalah Pasionis

Jumat, 28 April 2017 19:52

Kita adalah orang-orang dari Sang Tersalib, Kita dipanggil bersama Dari beragam latar belakang, suku, bangsa, ras, Dari aneka bahasa, budaya dan adat-istiadat Bersatu erat dalam ikatan cinta.

Rabu, 26 April 2017 pukul 17.00 WIB telah dilaksanakan Perayaan Ekaristi tahbisan diakon di Gereja Santo Petrus dan Paulus Sekadau, Keuskupan Sanggau, Kalimantan Barat. Sebanyak tiga frater dari Kongregasi Pasionis (CP) menerima tahbisan diakon. Ketiga frater tersebut adalah  Fr. Karis Dala Koli, CP, Fr. Aluysius Sigit Pranowo, CP dan Fr. Maksi Alfried Sihabit, CP. Mereka menerima rahmat tahbisan diakon melalui Mgr. Yulius Menchucini (Uskup Keuskupan Sanggau). Tema yang diambil untuk perayaan penerimaan tahbisan diakon ini adalah ‘Kamulah Garam dan Terang Dunia’ (Matius 5:13-16).

Injil hari ini menyampaikan kepada kita kisah perjumpaan antara Yesus yang Bangkit dan rasul Thomas. Ada aspek pengalaman Thomas yang penting untuk diingat saat kita berusaha membawa harapan kepada orang lain di masa paskah ini. Dalam Injil Yohanes, Yesus menampakkan diri kepada para rasul ketika pintu-pintu rumah terkunci. Yesus berkata, "Damai sejahtera bagi kamu." Ia menunjukkan kepada mereka luka-luka-Nya, dan mereka bersukacita karena mengenal Dia. Dia memberi kekuatan kepada mereka dan menghembusi mereka dengan Roh Kudus.

Di Jalan Ke Emaus Kutemukan Kekuatanku

Kamis, 20 April 2017 21:05

Peristiwa di jalan ke Emaus dicatat dalam Lukas 24 yang merupakan bab terakhir dari Injil Lukas. Kita membaca dua murid Yesus yakni Kleopas dan seorang murid lain yang tidak disebutkan namanya berjalan dari Yerusalem ke Emaus pada hari Yesus bangkit dari kematian . Ketika mereka dalam perjalanan, seorang pria (Yesus yang bangkit) bergabung dengan mereka, namun mereka tidak mengenal Dia. Pria itu bertanya, "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" (Lukas 24:17).

Para murid adalah saksi mata dari kebangkitan Yesus dan hal ini menjadi alasan yang memberanikan mereka untuk bersaksi dari waktu ke waktu. Penampakkkan Yesus adalah bukti langsung dan nyata bagi para murid serta menjadi argumen yang kuat mengenai kebangkitan Kristus. Para murid tahu dan percaya bahwa Yesus telah bangkit karena mereka melihat-Nya dengan mata mereka sendiri. Ini adalah pengalaman pribadi dan kelompok yang tidak dapat disangkal oleh pihak mana pun.

Malam ini menjadi satu perayaan liturgi yang paling kompleks dalam tahun liturgi Gereja kita, keheningan makam membuka jalan bagi suka cita Paskah. Ada alunan panjang bacaan indah yang diambil dari Perjanjian Lama, dimulai dengan kisah tentang Tuhan menciptakan alam semesta. Alkitab menegaskan dari halaman yang paling pertama bahwa penciptaan dunia adalah karya kasih Allah, dengan menampilkan keindahan dan keharmonisan semua ciptaan itu. Puncak karya cinta Allah adalah manusia, pria dan wanita - makhluk berbentuk “gambar” dan “rupa” Allah sendiri. Jadi, kita, manusia sungguh luar biasa; kita “seperti Allah” - mampu menanggapi sapaan Allah, mampu untuk mencintai seperti Allah mencintai.

Halaman 12 dari 21