P.Avensius Rosis,CP

P.Avensius Rosis,CP

Ditahbiskan menjadi imam dalam Kongregasi Pasionis pada 18 Agustus 2009 di Gereja Katedral Jakarta. Februari 2016 - Juli 2017 berada di Melbourne, Australia. Sekarang bertugas mendampingi para Novis Pasionis di Biara Santo Gabriel dari Bunda Berdukacita, Batu, Malang. | Profil Selengkapnya

Website URL: http://www.gemapasionis.org  

Saudara, Saudari, Para Sahabat dan Keluarga Pasionis yang terkasih, Saya mewakili Saudara-saudaraku, para Pasionis dari berbagai bagian dari Kongregasi yang sedang berkumpul di sini di Roma untuk Kapitel Genderal ke-47 yang telah dimulai sejak 6 Oktober menyampaikan salam untuk Anda semua. Tentu saja, akan selalu istimewa berada di sini di St. Yohanes dan Paulus, Rumah Bersama (Genderal) kita, di mana Pendiri kita tinggal selama dua tahun terakhir hidupnya, di mana ia meninggal dan di mana tubuhnya yang fana terbaring saat ini. Dari tempat kudus ini saya berharap Anda semua mengalami hari pesta yang bahagia dan terberkati!

Santa Gemma Galgani - Rasul Sang Tersalib

Rabu, 12 September 2018 17:45

Santa Gemma Galgani adalah salah satu orang kudus dari sekian banyak para kudus yang dipanggil menjadi murid Yesus Tersalib. Seluruh hidupnya dicurahkan kepada sengsara dan penderitaan Kristus. Semangat dan devosi kepada sengsara Yesus yang dia hidupi, menjadikan dirinya salah satu bagian dari murid Sang Tersalib. Dia mengalami masa yang sulit dalam istilah “malam gelap” dan itu semua dia lalui dengan sukacita dan kegembiraan. Pada akhir hidupnya, dia terbaring dan tersenyum karena telah bersatu dan menyerahkan diri sepenuhnya pada sengsara Kristus. Keteladanan hidup dan kepasrahan Santa perawan Maria bagi Puteranya, membuka jalan bagi seorang Gemma Galgani untuk merasakan dan mengalami penderitaan Sang Tersalib. Kata-kata Rasul Paulus telah menjadi inspirasi dan membakar semangat Gemma Galgani untuk meneruskan perziarahan hidupnya bersama Yesus Tersalib. 

Sejarah Rubiah Pasionis Maumere

Sabtu, 25 Agustus 2018 11:15

Kongregasi Rubiah dari Salib dan Sengsara tersuci Yesus Kristus yang biasa disebut “Rubiah Pasionis” adalah suatu lembaga hidup bakti kontemplatif. Didirikan tahun 1771 di Corneto (Tarquinia) Viterbo-Italia oleh St. Paulus dari Salib bekerjasama dengan Venerabilis Madre Maria Crucifixa Constantini. Sejak tahun 1841 para Rubiah Sengsara Yesus Kristus mulai menyebar pada tingkat Internasional. Sampai saat ini ada 41 Pertapaan yang tersebar di 15 Negara.Tahun 1992 pendirian biara di Maumere-Flores-NTT.

Suster-Suster Pasionis St. Paulus dari Salib didirikan oleh Maria Magdalena Frescobaldi Capponi. Ia lahir di kota Firenze - Italia pada tanggal 11 November 1771, dari keluarga bangsawan pasangan Giuseppe Frescobaldi dan Giuseppa Quaratesi. Magdalena anak bungsu dari empat bersaudara: Maria Virginia, Anastastasia dan Francesco. Saudarinya yang bernama Maria Virginia kelak menjadi biarawati kontemplatif Fransiskan.

Semua Karena Roh Kudus

Sabtu, 25 Agustus 2018 10:56

Pada waktu saya Carel (nama Permandian) sedang studi pada Seminari Kecil/Menengah tahun 1947 di Haastrecht, Belanda (Sekarang Provinsialat Provinsi CP “Mater Sanctae Spei”) dalam bulan Juli 1948 datang seorang Pater Kapusin yaitu P. Leo De Jong OFM Cap untuk memberikan kesaksian mengenai karyanya di West Borneo khusus di Kabupaten Ketapang. Di akhir cerita pengalamannya yang amat menarik itu P. Leo bertanya ”Siapakah mau menjadi misionaris di West Borneo?” saya bersama beberapa teman lain langsung angkat tangan. Kemudian Pater mengajak kami dalam MISA, saat KONSEKRASI, yaitu ketika Imam mengangkat Hosti Kudus dan Piala dengan Darah Kristus berdoa begini “Ya Tuhanku dan Allahku datanglah KerajaanMu.” Dan ternyata benar kami pergi ke daerah Misi. Selama di Seminari Kecil/Menengah beberapa Pater dan Bruder diutus dengan acara meriah untuk mewartakan Injil/Sabda Salib di West Borneo/Kalimantan Barat.

Spiritualitas Kongregasi Pasionis

Sabtu, 25 Agustus 2018 10:41

Setiap ordo atau kongregasi memiliki spiritualitas yang berbeda. Perbedaan spiritualitas yang dihidupi dan diwarisi oleh pendiri masing-masing ordo atau kongregasi menjadi kekayaan bagi Gereja universal. Spiritualitas yang berbeda dari masing-masing ordo atau kongregasi itu bisa saling melengkapi. Berbeda namun mempunyai tujuan yang sama, yakni memperkaya “Tubuh Mistik Kristus”. Demikian juga Kongregasi Pasionis yang didirikan oleh Santo Paulus dari Salib mewarisi “Spiritualitas Sengsara Yesus sebagai Spiritualitas Kongregasi. Paus Benediktus XIV sewaktu mengesahkan regula yang diajukan Paulus dari Salib sebagai syarat untuk mendirikan Kongregasi Pasionis tahun 1741 mengatakan “Kongregasi Sengsara Yesus Kristus ini seharusnya lahir pertama, ternyata lahir terakhir”. Kongregasi pasionis mendapat tempat dalam Gereja untuk menghidupi dan mewartakan spiritualitas sengsara Yesus bagi dunia.

Dalam rangka merayakan pesta 25 tahun Seminari Tinggi Pasionis Beato Pio Campidelli Malang, saya diminta mensharingkan pengalaman panggilan sebagai seorang anggota Kongregasi Pasionis (CP). Pengalaman panggilan sebagai seorang religius tentu tidak terlepas dari ajakan, undangan dan perintah untuk datang dan tinggal bersama Dia yang mengundang, yaitu Yesus Kristus, sahabat, guru dan Tuhan kita, bukan yang lain-lain.

Banyak orang mengatakan bahwa Pasionis sedang sakit, barangkali sekarat, tapi saya yakin Gereja dan dunia sedang berkata kepada Pasionis : “Bangkit dan Berjalanlah”.

Kongregasi Pasionis didirikan oleh santo Paulus dari Salib (1694-1775) dengan penekanan khusus pada Sengsara Yesus Kristus. Para anggotanya disebut “Pasionis” dan, sebagai inisial, pada ujung nama tiap anggota dibubuhi singkatan C.P.

Hidup Dan Karya Pasionis Di Indonesia

Kamis, 23 Agustus 2018 13:18

70 tahun Pasionis di Indonesia dan 25 tahun rumah pembentukan Pasionis di Malang merupakan rentang dan isi yang kaya. Kaya akan aneka halnya. Keutuhan dari kenyataan sering kali luput dari daya cerap dan abstraksi manusia. Berhadapan dengannya saya hendak mengekspresikan dalam kata “Kehadiran”. Meskipun tak pernah cukup – dan senantiasa demikian – dalam mengungkapkan realitas, tetapi perlu dikerjakan demi suatu pemaknaan.

Tulisan ini dihadirkan dalam kerangka kesadaran akan saat ini. Mengungkapkan Kehadiran sekarang. Kehadiran yang mengalir. Cara kerja yang demikian hendak mengatakan bahwa pembagian terhadap Kehadiran tak pernah tegas dan total. Meskipun demikian, usaha ke arah itu tetap diupayakan demi suatu pemaknaan yang lebih baik. Inilah yang sering dinamakan tonggak-tonggak kehidupan.

Halaman 7 dari 22