P.Avensius Rosis,CP

P.Avensius Rosis,CP

Ditahbiskan menjadi imam dalam Kongregasi Pasionis pada 18 Agustus 2009 di Gereja Katedral Jakarta. Februari 2016 - Juli 2017 berada di Melbourne, Australia. Sekarang bertugas mendampingi para Novis Pasionis di Biara Santo Gabriel dari Bunda Berdukacita, Batu, Malang. | Profil Selengkapnya

Website URL: http://www.gemapasionis.org  

Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."

Refleksi Natal 25 Desember 2017

Selasa, 26 Desember 2017 12:30

Kemuliaan bagi Allah di Tempat Yang Mahatinggi! Perayaan kelahiran Kristus yang mulia telah dimulai ... Selamat Natal!
Marilah kita  menempatkan diri pada posisi gembala-gembalala itu. Bagaimana perasaan kita? Mereka adalah gembala-gembala miskin dan sederhana yang menghabiskan hari dan malam mereka merawat domba-domba di padang. Malam itu, mereka berkumpul untuk persahabatan. 

Saat kita memasuki minggu keempat Adven, kita diberi tokoh yang sangat mengagumkan, Bunda Terberkati dan St. Yosef, untuk kita renungkan. Meskipun Bunda Maria begitu sempurna dan St. Yoseph adalah orang yang sangat saleh, mereka berdua masih sepenuhnya manusia. Maria mengandung dan melahirkan Yesus dengan segala emosi dan pengalaman manusia. Demikian pula halnya dengan St. Yosep; ia menerima Maria dengan segala emosi dan pengalaman manusia. Ia dihadapkan dengan misteri yang luar biasa saat dia menemukan istrinya sedang mengandung.

Yesaya berkata: 'jiwaku bersukacita di dalam Tuhanku.' Paulus menulis: '[Tuhan] tidak akan mengecewakan kita.'  Yohanes berkhotbah: 'Dia sudah ada di antara kita, yaitu Terang Dunia'. Ketiga orang pilihan Allah ini memberi kita Harapan, harapan Adven.

Injil adalah kabar baik dari Tuhan, berita tentang Tuhan, tentang kita, tentang semangat hidup dan pengharapan. Berita bahwa Allah kita ada bersama kita dan Ia ingin membaharui kita menjadi lebih baik.

Pesan Advent dan Natal 2017

Rabu, 06 Desember 2017 10:34

Para saudara, saudari dan sahabat kenalan Passionis terkasih, Tahun Liturgi, melalui perayaan “ Liturgi (Adven, Prapaskah, Masa Biasa) dan semua perayaan liturgi, membantu ziarah kita bersama Kristus dan membantu hidup iman kita melalui Doa, perjalanan Rohani, bacaan dan renungan tentang Kitab Suci Saya menggunakan kesempatan ini, awal dari Tahun Liturgi, untuk mengirim salam dan pesan saya. Adventus ( dari kata latin “ad venio” ) yang berarti “kedatangan”, masa serius untuk mempersiapkan “kedatangan Tuhan”.

Seorang wanita berdiri di ujung dermaga. Matanya menatap cakrawala. Dia sedang menunggu dan merindukan kapal suaminya kembali ke pelabuhan. Seorang ayah menaiki sebuah bukit dan melihat-lihat dari atas sebuah bukit itu. Dia berharap dan rindu melihat anak bungsunya pulang ke rumah. Pasangan muda yang sudah menikah sedang menunggu dan merindukan kelahiran anak pertama mereka. Seorang pria tua, yang tinggal sendirian di sebuah panti jompo, telah menunggu tiga tahun untuk putri satu-satunya datang mengunjunginya.

Sang ayah telah menanti selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, untuk kembalinya anak laki-lakinya yang hilang. Suatu hari, setelah penantian yang panjang itu dia melihat anaknya. Bagaimana perasaan ayah itu? Tentu hatinya berdegup kencang. Emosi apa yang dia rasakan? Marah? Lega? Jawabannya adalah belas kasihan.

Hal yang tak terhindarkan terjadi. Putera bungsu dalam cerita ini mengambil sebagian harta milik ayahnya yang didapat melalui kerja keras dan memboroskan atau menghabiskan semuanya. Dia berakhir dengan kehancuran sehingga harus bekerja di sebuah kandang babi untuk mendapatkan makanan atau untuk mengisi perutnya yang kosong (*kandang babi bukanlah tempat yang baik bagi seorang anak laki-laki Yahudi). Dia kemudian merenung dan berkata kepada dirinya sendiri: “Aku akan kembali kepada ayahku!”

Pada hari di mana kita merayakan berkat yang luar biasa dari Karisma Passionis dan menghormati Bapa Pendiri kita Santo Paulus dari Salib, saya mengajak kita semua untuk merenungkan kata-kata terakhir dari St Paulus dari Salib pada hari kematiannya. Wasiat ini disampaikan Paulus dari Salib kepada semua anggota Komunitas Biara Yohanes dan Paulus yang mengelilingi tempat tidurnya, dan tanpa diketahui Paulus dari Salib kata-kata terakhirnya ini dicatat dengan lengkap oleh dua religius yang hadir pada saat itu.

Halaman 9 dari 22